Apa Itu KDRT? Kasus Viral yang Mengguncang Indonesia

Penulis: Hamim Septian
Editor: Achmad Susanto
Apa Itu KDRT? Kasus Viral yang Mengguncang Indonesia

Highlight

  • Apa itu KDRT:

KDRT adalah kekerasan yang terjadi dalam keluarga, baik secara fisik, psikologis, ekonomi, maupun seksual.

  • Bagaimana hukum menangani pelaku KDRT:

Pelaku KDRT dapat dikenakan hukuman pidana sesuai dengan Undang-Undang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga.

  • Apa yang harus dilakukan jika menjadi korban KDRT:

Laporkan ke pihak berwenang, cari dukungan dari keluarga atau organisasi bantuan hukum, dan cari perlindungan segera.

  • Bagaimana cara membantu seseorang yang mengalami KDRT:

Dukung korban dengan mendengarkan tanpa menghakimi, bantu mereka mencari perlindungan, dan dorong mereka untuk melaporkan ke pihak berwenang.

 

Baca Juga:
Bisnis Gelap Kejahatan Tipuan Asmara di Rutan Kebonwaru Bandung
Ketika Anak Jadi Tersangka, Di Mana Posisi Negara?
Kejahatan Seksual Deepfake

 

Apa Itu KDRT? Kasus Viral yang Mengguncang Indonesia

Deduktif.id - Menjaga Asa Peradaban

KDRT Adalah Ancaman Nyata di Dalam Rumah

Kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) kembali mencuat ke publik setelah peristiwa tragis yang melibatkan dua remaja, Selvi (18) dan Yuli (16), yang didakwa membunuh ayah kandungnya sendiri. Kejadian ini membuka mata kita bahwa KDRT adalah masalah serius yang sering kali tersembunyi di balik tembok rumah. Dalam kasus ini, kedua anak tersebut menjadi korban kekerasan ayahnya sejak kecil, hingga akhirnya berujung pada tindakan yang menggemparkan masyarakat.

Apa Itu KDRT dan Bagaimana Dampaknya?

KDRT adalah segala bentuk kekerasan yang terjadi dalam lingkup rumah tangga, baik secara fisik, emosional, maupun ekonomi. Dalam kasus Selvi dan Yuli, mereka mengalami kekerasan fisik yang berulang dari ayahnya, termasuk pemukulan, penyiksaan, hingga ancaman pembunuhan. KDRT bukan hanya merusak fisik korban, tetapi juga berdampak pada kesehatan mental dan kehidupan sosial mereka.

 

Kisah Selvi dan Yuli: Dari Korban KDRT Hingga Menjadi Tersangka

Sejak kecil, Selvi dan Yuli sudah terbiasa dengan kekerasan yang dilakukan ayah mereka. Mereka sering dipukul, tidak diberi makan, bahkan dikunci di ruangan gelap sebagai bentuk hukuman. Ketika sang ibu kandung mencoba melindungi mereka, ia pun turut menjadi korban kekerasan.

Setelah perceraian orang tua mereka, Selvi dan Yuli hidup bersama sang ayah dan ibu tiri di Duren Sawit, Jakarta Timur. Di sana, mereka kembali mengalami kekerasan yang lebih parah. Setiap kali sang ayah mabuk atau kalah judi, amarahnya dilampiaskan kepada kedua anaknya. Bahkan, Selvi sempat diusir dan harus hidup di jalanan, di mana ia mengalami pelecehan seksual.

Puncak Tragedi: Ketika Rasa Takut Berubah Menjadi Keputusan Fatal

Pada 22 Juni 2024, Selvi dituduh mencuri kartu ATM milik ayahnya. Ia diancam akan dibunuh dengan sebilah pisau. Ketakutan dan trauma yang bertahun-tahun mereka alami akhirnya mencapai batasnya. Pagi harinya, Selvi dan Yuli memutuskan untuk mengakhiri penderitaan mereka dengan menyerang sang ayah saat ia tertidur. Selvi menusuk ayahnya, sementara Yuli memukulnya dengan papan kayu.

Setelah kejadian itu, mereka melarikan diri ke rumah keluarga di Depok. Namun, kasus ini segera terungkap, dan polisi menetapkan mereka sebagai tersangka pembunuhan.

Bagaimana Negara Menyikapi Kasus KDRT?

KDRT adalah kejahatan yang sering kali tidak terungkap karena korban takut melapor. Kasus Selvi dan Yuli menjadi bukti bahwa banyak korban KDRT yang akhirnya mengambil tindakan ekstrem karena tidak ada bantuan yang mereka dapatkan.

Berbagai lembaga seperti LBH APIK, KPAI, dan PKBI menekankan pentingnya perlindungan bagi korban KDRT. Hukuman bagi anak yang melakukan tindak pidana juga seharusnya mempertimbangkan latar belakang kasus mereka.

Hakim pada Pengadilan Negeri Jakarta Timur menjatuhkan hukuman dua tahun penjara bagi Selvi dan Yuli. Namun, jaksa mengajukan banding hingga ke Mahkamah Agung, yang akhirnya mengubah hukuman Yuli menjadi lima tahun penjara.

Apa Solusi untuk Mencegah KDRT?

Untuk menghindari tragedi serupa, diperlukan langkah-langkah konkret, seperti:

  1. Edukasi Masyarakat – Kesadaran tentang apa itu KDRT harus ditingkatkan agar korban berani melapor.
  2. Dukungan Psikologis – Korban KDRT harus mendapatkan konseling agar bisa pulih dari trauma.
  3. Perlindungan Hukum – Negara harus memastikan perlindungan terhadap korban KDRT dengan menindak tegas pelaku.
  4. Penyediaan Shelter Aman – Banyak korban yang bertahan dalam lingkungan beracun karena tidak memiliki tempat lain untuk berlindung.

KDRT Adalah Kejahatan yang Harus Dihentikan

Kisah tragis Selvi dan Yuli adalah refleksi nyata dari bahaya KDRT. Banyak korban yang akhirnya memilih jalan ekstrem karena tidak ada pertolongan yang mereka dapatkan. Pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama untuk menghapus budaya kekerasan dalam rumah tangga dan memastikan setiap individu hidup dalam lingkungan yang aman dan sehat.