Bayar Parkir di Indomaret, Wajar atau Memberatkan?

Sewindu lalu saya lebih memilih menggunakan mesin ATM yang ada di dalam Indomaret atau Alfamart dibandingkan harus menarik uang di gerai ATM pinggir jalan. Alasannya sederhana yaitu enggan bayar parkir. Hati kecil saya selalu berontak dengan keadaan bahwa parkir motor tidak sampai lima menit tapi ditagih (atau dipalak) seribu atau dua ribu rupiah oleh oknum-oknum yang menasbihkan diri sebagai tukang parkir. Ini bukan persoalan jumlah uangnya, tapi saya tidak nyaman dengan perasaan “dipalak” secara halus oleh orang lain.

Kala itu parkir di Indomaret/Alfamart di Yogyakarta masih gratis, jadi saya tidak perlu bersungut-sungut sehabis menggunakan ATM. Namun belakangan tukang parkir dadakan pun mulai muncul di gerai mini market tersebut padahal harusnya bebas biaya. Keadaan dunia memang terus memaksa saya jadi penggerutu.

Namun ternyata ini bukan keresahan personal melainkan kegundahan massal. Buktinya, Rabu lalu (27/10), perihal parkir di Indomaret/Alfamart menjadi trending percakapan di Twitter. Keramaian ini dipantik dengan postingan oleh akun @RDNADN pada Selasa (26/10) yang mengunggah foto pengumuman parkir gratis di salah satu gerai Indomaret di Bekasi, Jawa Barat. Banner tersebut juga menyebutkan jika ada pihak yang meminta parkir dan pelanggan merasa dirugikan maka bisa melapor ke kantor polisi terdekat. Akun @RDNADN sendiri mengapresiasi himbauan tersebut dan berharap gerai Indomaret yang lain mengambil aksi yang sama. Unggahan @RDNADN sendiri mendapatkan 16.790 retweet dan 66.803 likes hingga Jumat (29/10) pukul 8.00 WIB.


Gambar 1. Tangkapan Layar Akun @RDNADN (Sumber: Twitter)
Himbauan parkir gratis di Alfamart juga diunggah oleh akun @txtfrombrand. Berbeda dengan banner Indomaret yang bernada tegas serta membawa pasal-pasal KUHP, banner Alfamart cenderung satir. Alih-alih membayar, pihak Alfamart menganjurkan pelanggan untuk mengucapkan terima kasih apabila ada yang membantu parkir.


Gambar 2. Tangkapan Layar Akun @txtfrombrand (Sumber: Twitter)
Seakan makan selagi panas, topik parkir di Indomaret ini malah dijadikan konten iklan. Pada tanggal 26 Oktober 2021, Grab dan Indomaret memunculkan kerjasama bertajuk #IndomaretdiGrabMart. Perihal parkir pun jadi bahan promosi yakni dengan menyebut bahwa melalui program ini pelanggan tidak perlu lagi bayar parkir di Indomaret sebab barang pesanan langsung diantar ke rumah.


Gambar 3. Tangkapan Layar Akun @txtdarionlshop (Sumber: Twitter)
Ada lagi cerita yang cukup lucu soal parkir Indomaret. Ada pemberitaan tentang rencana kenaikan tarif parkir di Kota Bandung. Warta tersebut dipublikasi oleh akun Twitter Radio PRFM @PRFMnews pada tanggal 26 Oktober 2021. Lalu salah satu warganet merespon dengan menyindir bahwa ini adalah kabar baik untuk tukang parkir Indomaret di mana mereka bisa punya alasan untuk menaikkan tarif.


Gambar 4. Tangkapan Layar Akun @haekalpirous (Sumber: Twitter)
Isu-isu yang ditemukan di Twitter pada periode 26–27 Oktober 2021 tersebut menunjukkan bahwa parkir ilegal jadi persoalan sehari-hari masyarakat. Di level personal, acap kali hal ini jadi perihal yang menyebalkan seperti yang saya alami.

Namun secara lebih dalam ada yang menganggap perihal parkir liar bukan sekedar persoalan ketertiban, tapi berakar pada masalah sosial di mana masyarakat cenderung memilih-milih pekerjaan. Dikutip dari voi.id, Sosiolog Universitas Gadjah Mada Suprapto mengatakan kemunculan parkir liar bukan karena sempitnya kesempatan kerja, namun karena banyak yang pilih-pilih mata pencaharian. Menjadi tukang parkir dadakan dinilai lebih mudah dibandingkan pekerjaan lain yang dianggap berat. Persoalan parkir liar ini juga kerap kali tidak lepas dari jejaring premanisme.

Namun, sebenarnya bagaimana tanggapan masyarakat daring terhadap percakapan tentang parkir di minimarket ini?

46 Persen Warganet Keberatan Bayar Parkir, Indomaret di Malang Paling Dikeluhkan

Untuk mengetahui respon publik terhadap isu parkir di minimarket baik Indomaret ataupun Alfarmart, saya menggunakan alat monitoring social listening milik Binokular, Socindex. Dengan menggunakan kata kunci “parkir Indomaret” dan “parkir alfamart”, saya memantau percakapan Twitter dengan periode 23–29 Oktober 2021 pukul 08.00 WIB.

Pantauan Socindex menunjukkan ada sekitar 23.557 pengguna Twitter yang terlibat dalam percakapan ini. Tercatat ada 452 cuitan asli yang mendapatkan 20.830 likes dan 2.727 talk (retweet + reply).


Grafik 1. Statistik Twitter terkait Parkir Ilegal di Minimarket periode 23–29 Oktober 2021 pukul 08.00 WIB (Sumber: Socindex)
Puncak percakapan terjadi pada tanggal 27 Oktober 2021 atau sehari setelah tweet pemantik dari @RDNADN terunggah. Namun viralitas isu ini hanya bertahan sehari saja.


Grafik 2. Linimasa Twitter terkait Parkir Ilegal di Minimarket periode 23–29 Oktober 2021 pukul 08.00 WIB (Sumber: Socindex)
Selanjutnya, mayoritas sentimen adalah negatif dengan persentasen mencapai 73,71 persen dari seluruh total percakapan.


Grafik 3. Sentimen Twitter terkait Parkir Ilegal di Minimarket periode 23–29 Oktober 2021 pukul 08.00 WIB (Sumber: Socindex)
Dalam percakapan ini dua entitas minimarket yang paling sering disebut di Twitter adalah Indomaret dan Alfamart. Namun Indomaret jauh lebih sering muncul di dalam 939 tweet dibandingkan kompetitornya Alfamart yang hanya disebut dalam 262 tweet. Meski banner di masing-masing minimarket tersebut di Twitter, namun Indomaret lebih sering dibicarakan.


Grafik 4. Total Mentions Indomaret/Alfamart terkait Parkir Ilegal di Minimarket periode 23–29 Oktober 2021 pukul 08.00 WIB (Sumber: Diolah dari Data Socindex)
Selanjutnya, bagaimana respon masyarakat terhadap isu ini? Dari total 986 tweet yang terdiri dari original tweet dan reply yang menyebut Indomaret dan Alfamart terangkum 13 jenis respon. Adapun Top 5 responnya adalah keberatan dengan parkir ilegal (46 persen), terkejut atau bersyukur karena di daerahnya parkir minimarket gratis (11 persen), anggap bayar parkir di minimarket wajar (10 persen), enggan ke minimarket karena malas bayar parkir (4 persen), dan meminta pihak minimarket menindak lanjuti parkir ilegal tersebut (4 persen).


Grafik 5. Respon Warganet terkait Parkir Ilegal di Minimarket periode 23–29 Oktober 2021 pukul 08.00 WIB (Sumber: Diolah dari Data Socindex)
· Keberatan dengan Parkir Ilegal (46 persen)

Sebanyak 46 persen warganet menyampaikan keberatan mereka atas parkir ilegal di minimarket. Umumnya cuitan dari kelompok ini berisikan pengalaman yang kurang menyenangkan yang berhubungan dengan parkir di Indomaret maupun Alfamart.


Gambar 5. Tangkapan Layar Twitter
Ada juga yang merasa harga barang yang dibeli dengan tarif parkir hampir sama sehingga membuatnya meminta Indomaret untuk meniadakan parkir ilegal di lokasi tempatnya.


Gambar 6. Tangkapan Layar Twitter
Namun ada pula yang keberatan karena menilai tukang parkir ilegal itu tidak melakukan apa-apa. Belum lagi jika dihitung-hitung pendapatan yang didapat oleh tukang parkir cukup besar. Hal ini disebut oleh Sosiolog UGM Suprapto menimbulkan rasa tidak adil di masyarakat.


Gambar 7. Tangkapan Layar Twitter
· Terkejut/Bersyukur Karena di Daerahnya Parkir Minimarket Gratis (11 persen)

Ternyata tidak di semua Indomaret atau Alfamart terdapat parkir ilegal. Warganet ini mengaku terkejut dengan isu parkir ilegal di jejaring minimarket terkemuka di Indonesia tersebut sebab di daerah mereka faktanya lain. Mayoritas parkir ilegal memang terjadi di Jawa. Sementara di daerah lain seperti Bali dan Pekanbaru dilaporkan warganet tidak ada parkir ilegal.


Gambar 8. Tangkapan Layar Twitter
· Anggap Bayar Parkir di Minimarket Wajar (10 persen)

Sebanyak 10 persen warganet menilai membayar parkir di Indomaret atau Alfamart adalah hal yang wajar meskipun seharusnya gratis. Alasannya cukup beragam. Ada yang menilai tukang parkir bisa mencegah pencurian kendaraan atau pun helm.


Gambar 9. Tangkapan Layar Twitter
Muncul juga istilah bemper sosial, di mana membayar parkir bisa membantu mereka dan mencegah tukang parkir melakukan aksi kriminal akibat ketiadaan lahan pekerjaan.


Gambar 10. Tangkapan Layar Twitter
Lalu, ada kalangan masyarakat Indonesia yang penuh rasa ingin saling membantu sesama dan menganggap membayar parkir ilegal adalah sedekah.


Gambar 11. Tangkapan Layar Twitter
Selanjutnya, minimarket di daerah mana saja yang paling sering disebut? Dari pengolahan data Socindex diketahui bahwa Bekasi (48 tweet)paling sering disebut karena lokasi banner viral berada di salah satu Indomaret di Bekasi.


Grafik 6. Kab/Kota Paling Sering Disebut terkait Parkir Ilegal di Minimarket periode 23–29 Oktober 2021 pukul 08.00 WIB (Sumber: Diolah dari Data Socindex)
Namun, Kota Malang menjadi wilayah yang paling banyak dikritik parkir minimarketnya (32 tweet). Bahkan ada tweet bernada guyonan yang menyebutkan biaya parkir selama 4 tahun di Malang bisa membayar uang kuliah selama satu semester. Benar tidaknya tentu bisa diperdebatkan, namun tweet tersebut menunjukkan maraknya pungutan parkir di Kota Apel tersebut.


Gambar 12. Tangkapan Layar Twitter

Gambar 13. Tangkapan Layar Twitter
Epilog

Perihal parkir adalah persoalan sehari-hari sehingga tidak heran banyak warganet yang bergabung dalam percakapan ini. Mereka menyampaikan pengalaman, pendapat, kritik, maupun usulan terkait isu yang tengah naik ke permukaan ini. Dari sini juga kita bisa lihat persoalan parkir walau tampak sederhana, namun sebenarnya menyimpan isu multidimensi mulai dari persoalan sosial, persoalan ketertiban, persoalan ekonomi, hingga penegakan hukum.

Media Monitoring
Parkir
Fenomena
Isu Sosial
Twitter