Mari Berkontribusi!

 

Tips dan trik menulis di J̶u̶r̶n̶a̶l̶ P̶o̶p̶ T̶e̶r̶b̶a̶i̶k̶ I̶n̶d̶o̶n̶e̶s̶i̶a̶ A̶b̶a̶d̶ 2̶1̶ Jurno—Sebuah Catatan Dari Meja Redaksi.

  1. Apa saya boleh menulis untuk Jurno?

Boleh. Tapi sebelum mengirim tulisanmu ke kami, tolong baca dan resapi tulisan dibawah ini. 

  1. Seperti apa tulisan yang diterima oleh Jurno?

Sebagai jurnal pop internet, kami memberikan ruang bagi esai dan laporan yang (mungkin) tidak mendapat tempat di banyak media Indonesia. Kami secara spesifik mencari 4 jenis naskah dengan topik budaya populer, perubahan sosial, teknologi dan politik. Contoh tulisan sesuai topik yang sudah kami terbitkan:

Lebih penting lagi—sebelum menulis untuk kami, bukalah arsip tulisan-tulisan Jurno (Stori). Periksa apakah topik yang ingin kamu tulis pernah dimuat di Jurno. Jika kamu menemukan cerita yang sama, pikirkan apa kebaruan yang bisa kamu tawarkan. Kebaruan bisa berupa perspektif, interpretasi, atau informasi tambahan/koreksi atas informasi lama yang pernah dimuat konten terdahulu.

  1. Apa ada format tulisan yang harus saya ikuti?

Ada dan wajib diikuti. Redaksi hanya menerima tulisan dalam bentuk file Google Docs. Kami tidak menerima tulisan dalam format .pdf, .doc, .docx, .rtf, dan lain-lain. Namai dokumen dengan format Judul - Nama Penulis. Lalu sematkan tautan ke tubuh surel (email body).

Kami merekomendasikan tulisan menggunakan font Arial ukuran 11.

Format dan kaidah tulisan bisa dibaca di poin-poin di bawah ini. Redaksi tidak akan menerima tulisan yang tidak mengikuti kaidah berikut. 

  1. Apakah saya boleh mengirim tulisan opini? Ulasan? Hasil penelitian pribadi/organisasi?

Tentu saja boleh! Namun perlu dicatat kami hanya menerima tulisan yang ditopang dengan sumber yang kredibel. Contoh sumber kredibel: media massa nasional dan internasional yang punya kecenderungan imparsial (bukan media massa milik negara—bisa digunakan kalau tidak ada sumber lain, tapi dengan catatan), jurnal Q1-Q2 nasional dan internasional, buku, dokumen bersejarah, dan lain-lain. Blog pribadi atau yang di-host oleh media berorientasi user-generated content bukan sumber yang kredibel. 

Konten di media sosial berupa tweet, dan jenis unggahan lain di Facebook, Instagram atau platform media sosial lainnya tidak dihitung sebagai sumber ilmiah. Konten-konten ini bisa dikutip jika memang penulis ingin membahas isinya, tapi BUKAN sebagai sumber penelitian yang bisa dikutip. Beberapa peneliti memang terkadang membagikan hasil risetnya lewat sosial media dalam bentuk utas. Jika butuh mengutip konten seperti ini, kutip dokumen riset aslinya, bukan utas-nya. 

Apabila ingin mengirimkan penelitian pribadi/organisasi, jangan lupa cantumkan kajian literatur, metode penelitian, hasil penelitian, dan interpretasi hasil. Contoh artikel penelitian redaksi Jurno yang bisa dijadikan acuan "Berapa Duit yang Harus Dikeluarkan Untuk Punya Kamar Kos Berjendela di Jakarta?" Kami juga menerima tulisan yang menerjemahkan hasil penelitian supaya lebih renyah untuk publik. Salah satunya adalah artikel ini: Orang Indonesia Kere Tujuh Turunan.

  1. Berapa minimal/maksimal panjang tulisan yang diterima oleh Jurno?

Kalau bisa di antara 600-1500 kata. Lebih dari itu juga tidak apa-apa, editor Jurno kebetulan hobi berkebun alias sudah biasa potong kanan-kiri 👨‍🌾.

  1. Bagaimana cara mencantumkan rujukan/sumber dalam tulisan saya?

Kami tidak menerima rujukan dalam bentuk catatan kaki atau catatan akhir. Tulisan yang masih menggunakan salah satu atau dua model rujukan ini akan langsung dikembalikan. Gunakan URL/tautan ke artikel berita, jurnal ilmiah, atau buku (Google Books atau https://www.worldcat.org/). Cara melakukan ini di Google Docs adalah dengan menandai kalimat yang mau ditautkan lalu menekan Ctrl+K/klik kanan masukkan tautan. 

Contoh penyematan sumber yang benar: Meramban sudah dilakukan oleh berbagai masyarakat sejak ratusan tahun silam.

Contoh penyematan sumber yang salah: Meramban sudah dilakukan oleh berbagai masyarakat sejak ratusan tahun silam (https://sustainableamerica.org/blog/foraging-inside-the-modern-resurgence-of-ancient-art/#:~:text=A%20brief%20history%20of%20foraging&text=Before%20the%20advent%20of%20organized,plants%20for%20starches%20and%20vitamins). 

  1. Oke, tulisan saya sudah selesai. Kira-kira saya harus mengirimkannya kemana?

Langkah yang harus dilakukan:

Buka akun email. 

Tulis email baru.

Beri judul email “Stori Jurno - Judul Tulisan”.

Tulis “Halo Jurno, saya [nama], ingin mengirimkan tulisan yang berjudul “Cara Mengirim Email yang Baik dan Benar”, tautannya bisa diklik di sini

Saya juga melampirkan informasi pribadi saya berupa nama lengkap, nomor NPWP, akun Twitter/Instagram (kalau ada/berkenan untuk disebut oleh Jurno), serta nama bank dan nomor rekening atas nama saya/orang lain.

Salam penutup.” 

Pastikan semua informasi sudah benar.

Kalau sudah, kirim ke [email protected]

PS: tidak perlu dibuat plek-ketiplek dengan contoh di atas, tapi minimal ada perkenalan, tautan dokumen Google Docs, dan informasi penting seperti nomor NPWP dan nomor rekening. 

  1. Saya sudah kirim tulisan, kapan saya bakal menerima kabar soal tulisan saya dari Jurno?

Kami menerima banyak sekali email dan submisi dari pembaca Jurno—jadi mohon bersabar apabila email Anda belum dibalas. Kami akan mengusahakan emailmu dibalas dalam 14 hari kerja. Apabila belum dapat balasan dari kami, silakan email kami lagi di [email protected] dan [email protected] dengan menyebut nama dan judul tulisan.

  1. Oh tidak, saya dapat banyak catatan dari editor Jurno! Apa yang harus saya lakukan?

Ada beberapa pilihan:

  1. Edit tulisan sesuai dengan komentar yang diberikan editor, lalu kirim kembali tulisan ke Jurno.
  2. Mengajukan banding ke editor.
  3. … Isi sendiri.

Tidak ada tenggang waktu kapan tulisan bisa dikirimkan kembali ke Jurno, kecuali ada catatan khusus dari editor.

  1. Apakah saya boleh mengirim tulisan saya ke media lain? 

Hak cipta naskah selamanya milikmu. Jurno hanya memiliki hak publikasi atas naskah yang kamu kirimkan. Kamu juga boleh mempublikasi ulang karya Anda di situs web atau media lain, tiga hari setelah tayang di Jurno, dengan syarat mengirimkan pemberitahuan ke kami melalui email dan mencantumkan keterangan bahwa artikelmu pertama kali dipublikasikan di Jurno.

  1. Apakah saya mendapat kompensasi apabila tulisan saya terbit?

Ya, kamu berhak menerima honorarium sebesar Rp400.000 setelah naskah terbit. Pembayaran akan diproses 7-14 hari kerja setelah naskah terbit ke Jurno. Kamu juga berhak mengajukan keberatan atas artikel yang tayang lewat "Surat Pembaca", untuk "Surat Pembaca" kami akan menyertakan disclaimer dan penulis tidak menerima honor seperti naskah-naskah yang melalui kurasi. Kami akan melakukan pengumuman ke publik apabila ada perubahan dalam sistem kompensasi kami.

  1. Apakah saya bisa berkonsultasi dengan redaksi sebelum mengirimkan tulisan lengkap ke Jurno?

Boleh! Silakan DM kami di Twitter/Instagram atau email editor kami di [email protected]

CATATAN: Jurno berhak menurunkan artikel dari penulis yang terbukti melakukan tindak kriminal, termasuk kekerasan seksual.