Change-Making Beauty Store

Change-Making Beauty Store: Ketika Seni, Kecantikan, dan Lingkungan Menyatu

 

Salah satu masalah utama dari pola konsumsi linier adalah sampah. Sepanjang 2021, Kementerian Lingkungan Hidup mencatat Indonesia menghasilkan 30,1 juta ton sampah. Secara jenis, penyumbang terbanyak adalah sampah sisa makanan dan plastik. Dari sumbernya, terbanyak adalah rumah tangga dan pusat perniagaan. 

 

Kondisi tersebut adalah tanda bahaya bagi lingkungan Indonesia. Hal inilah yang juga disadari The Body Shop Indonesia ketika membuat gerai Change-Making Beauty Store. Sebuah gerai yang mengusung konsep reuse, recycle, dan upcycle untuk mengurangi beban sampah negeri ini. 

 

Sebagaimana konsepnya, gerai Change-Making Beauty Store terbuat dari barang-barang daur ulang berkelanjutan. Misalnya, palet kayu bekas untuk mengemas produk, puntung rokok untuk pot terakota, dan plastik bekas produk The Body Shop untuk tempat makeup. 

 

Pada 24 November 2022 lalu, The Body Shop Indonesia telah meresmikan gerai Change-Making Beauty Store ketiga mereka di Pakuwon Mall, Yogyakarta. Dua gerai lain yang telah berdiri sebelumnya berada di Jakarta dan Bandung. 

 

“The Body Shop® Indonesia merupakan beauty brand pertama di Indonesia yang berkomitmen penuh atas program yang berkelanjutan,” kata Chief Operating Officer The Body Shop Indonesia, Faisal Reza dalam keterangan resminya. 

 

Untuk membuat gerai ketiga ini, The Body Shop Indonesia menggunakan material sebagai berikut: 

 

  • 480 potong palet kayu bekas untuk langit-langit. 
  • 23.288 potong puntung rokok bekas untuk pot terakota. 
  • 192 kilogram plastik untuk mural. 
  • 45 kilogram plastik untuk tempat make-up dan atribut. 

 

The Body Shop Indonesia membangun gerai Change-Making Beauty Store berkolaborasi dengan sejumlah piaak yang tergabung dalam program Social Impact Business Partner. Mereka di antaranya adalah eCollabo8, Bali Design Center, Parongpong Raw Lab dan Conture Concrete Lab, dan Arta Derau Studio. 

 

Bersama Parongpong Raw Lab dan Conture Concrete Lab, The Body Shop Indonesia mengolah sampah menjadi barang yang bermanfaat, seperti tatakan dan wadah untuk memajang produk berbahan puntung rokok. Sementara, bersama seniman keramik Sekar Puti Sidhiawati dari Arta Derau Studio, berkolaborasi membuat koleksi bertema Our Body Our Choice. 

 

Koleksi Our Body Our Choice berbentuk ilustrasi tiga perempuan Indonesia dari wilayah berbeda: Timur, Barat, dan Tengah. Mereka memegang megaphone dengan detail gaya rambut berbeda dan menampilkan ekspresi wajah yang tenang. Melalui karya ini, Sekar menyatakan ingin menyebarkan kesadaran tentang consent, boundaries, dan self-love agar perempuan bisa menerima dirinya sendiri secara utuh. 

 

“Kolaborasi bersama Social Impact Business Partners merupakan elemen yang sangat penting agar kita semua dapat bersinergi dan menjadi agents of change dalam menyelamatkan bumi kita dari kondisi darurat sampah, terutama sampah plastik yang memberikan berbagai dampak negatif yang sangat signifikan terhadap kelestarian planet,” kata Faisal Reza. 


 

Selain itu, gerai Change-Making Beauty juga menampilkan karya dari pemenang kompetisi desain mural The Body Shop bernama Caroline Azaria. Desainer muda tersebut mengusung tema Keren Tanpa Nyampah. Karya ini terbuat dari lebih kurang 192 kilogram plastik dari botol bekas kemasan The Body Shop yang dikembalikan konsumen melalui program Bring Back Our Bottles dan sampah plastik dari laut. 

 

Caroline menjelaskan, karyanya menggambarkan kesatuan perempuan Yogyakarta yang bisa dilihat melalui ekspresi pakaiannya. Karya ini pun bermaksud menunjukkan masyarakat Yogyakarta peduli pada diri sendiri dan lingkungan dengan produk The Body Shop Indonesia sebagai pemersatu mereka. 

 

Jadi, apakah kalian tertarik berkunjung ke gerai Change-Making Beauty Store?