eSport Indonesia Unggul di Asia

Subtitel: Gini-gini tim eSport Indonesia bisa menang lawan Jepang dan Thailand loh~ 
 
Perjalanan Timnas Indonesia di ajang AFC Asian Cup Qatar 2023 memang harus berakhir. Bermain bagus tidak menghindarkan pasukan Shin Tae-Yong dari kekalahan 0-4 melawan Australia. Pupus sudah mimpi kita, setelah sebelumnya berhasil mencetak sejarah lolos 16 besar pertama kalinya. Itu pun diraih secara ajaib; Indonesia berhasil menyabet peringkat 3 terbaik.
Sebetulnya Tim Garuda juga tidak melewati babak grup dengan mulus. Dari 3 laga mereka menang 1 kali dan kalah 2 kali. Ditekuk Iraq 1-3, menang lawan Vietnam 1-0 dan digasak Jepang 1-3. Padahal rencana awal yang dipersiapkan adalah menahan imbang Irak, menang kontra Vietnam dan pasrah ketemu Jepang. Mayoritas suporter Timnas Indonesia menilai inilah rencana paling masuk akal.
Tapi lagi-lagi rencana hanyalah sebuah rencana—baik Indonesia dan Jepang malah kalah lawan Irak. Terlepas apapun yang telah terjadi, Indonesia harus mengakui bahwa tim sepak bola kita masih tertinggal dibanding tim-tim Asia lainnya. Namun kita tidak sepatutnya terlarut kecewa, karena sebetulnya kita tetap juara Asia walaupun dengan versi berbeda.
Timnas eFootball Indonesia merengkuh gelar AFC eAsian Cup Qatar 2023 pada 5 Februari 2024. Timnas Indonesia yang diwakili oleh Rizky Faidan, Mohammad Akbar Paudie, dan Elga Cahya Putra sukses menghajar Jepang dan Vietnam.
Perjalanan tim Indonesia sampai ke tahap ini tidak sepenuhnya mudah. Di babak ke-16 besar, tim Indonesia berhasil mengalahkan Korea Selatan dengan skor 2-0. Perjalanan pun berlanjut hingga babak perempat final. Indonesia kembali menunjukkan kompetensi mereka dengan menekuk Uni Emirat Arab dengan dua kekalahan telak: 6-0 dan 6-1. Prestasi ini membuat saya terpukau—ya bagaimana tidak, mereka bisa menang telak melawan para raksasa Asia. 
Tiket semi final diamankan, mereka akhirnya bertemu dengan sang gajah mengamuk, Thailand. Di leg pertama, Rizky Faidan dan Elga Cahya Putra menang tipis 2-1. Lalu di leg kedua unggul 1-0. Di babak final Indonesia bertemu dengan Jepang. Tidak seperti di pertemuan grup, kali ini Jepang melawan dengan sengit. Akhirnya leg pertama harus diselesaikan lewat adu penalti yang dimenangkan Indonesia 3-2. Pada leg kedua, Indonesia dan Jepang kembali beradu strategi. Tim Garuda akhirnya menyegel kemenangan di extra time lewat skema umpan tendangan bebas tidak langsung. Skor final pertandingan ini 1-0. 
Indonesia tampil gemilang di ajang AFC eAsian Cup Qatar 2023, mereka mampu menggilas tim-tim hebat Asia. Sungguh berbanding terbalik dengan ajang sepak bola lapangannya. Kita kesulitan di AFC Asian Cup Qatar 2023 kemarin. Lalu apa sebabnya Timnas eFootball Indonesia bisa begitu digdaya di permainan gim sepak bola ini? Menurut hemat saya, beberapa faktor di bawah bisa menjadi pemicu keberhasilan tersebut.
Perkenalan Pada PlayStation dan Winning Eleven Sejak Dini
Sebelum bertransformasi menjadi eFootBall seperti sekarang, anak-anak Indonesia, termasuk saya, sudah sangat familiar dengan gim Winning Eleven. Gim sepak bola yang biasa dimainkan 2 orang tersebut sudah hadir di tanah air sejak akhir 90-an, seiring makin dikenalnya PlayStation. Pada mulanya tentu yang dapat memainkan konsol tersebut adalah bocah-bocah dengan ekonomi berkecukupan, sedangkan saya masih berkutat pada seri konsol Nintendo atau Spica.
Namun seiring dengan waktu, keberadaan konsol ini semakin menyebar luas. Begitu pula dengan gim Winning Eleven yang secepat kilat menjadi primadona gim Indonesia. Semua orang—mau anak-anak, remaja, bahkan orang dewasa—main gim ini. Kadang dimainkan sendiri, lebih sering dimainkan dua orang atau bahkan lebih. Kalau sudah main keroyokan, biasanya mainnya gantian atau akal-akalan lainnya. Atau kalau sedang ingin iseng atau tidak ingin diganggu, sang kakak sengaja memberikan stick yang rusak supaya adik tidak bisa main.  
Layaknya sepak bola betulan, memperkenalkan Winning Eleven sejak dini adalah kunci. Kalau bisa bahkan dimulai dari TK. Tak hanya memperkenalkan anak ke sistem gimnya, tapi juga membiasakan anak untuk merasakan kalah dan menang. Ya, yang penting bisa bermain bersama teman-teman. 
Infrastruktur Yang Tersebar Luas dan Cukup Merata
Walaupun awalnya hanya dimiliki kaum elit, pada akhirnya rakyat jelata juga bisa merasakan main gim ini. Untuk itu kita patut berterima kasih pada rental-rental PlayStation legendaris. Berkat andil merekalah ketimpangan infrastruktur ini bisa diminimalisir. Apalagi harga sewanya cukup terjangkau, dulu saat saya kecil harga rental PlayStation 1 sekitar Rp 2.500-3.000 Rupiah satu jamnya. Sewa PlayStation 2 lebih mahal sedikit, Rp 4.000/jam
Saat masa jayanya, hampir di setiap rental PlayStation mayoritas selalu dipenuhi oleh atlet Winning Eleven. Sangat sedikit yang bermain Resident Evil, Final Fantasy, Tekken ataupun Metal Slug. Standar jago dan keren bocah-bocah saat itu adalah ketika bisa jadi raja Winning Eleven di rental PlayStation. Tapi syarat dan ketentuan tetap berlaku, Roberto Carlos tidak boleh jadi striker.
[Mang galih ini tolong digambar peta Indonesia trus di kota-kota besar per provinsi dikasih gambar PS]
Kompetisi Level Amatir Hingga Profesional
Karena populernya keberadaan rental-rental PlayStation, maka mulai bermunculan pula lomba-lomba gim Winning Eleven. Dari sinilah kita dapat menemukan pemain-pemain berbakat seantero Nusantara. Levelnya pun beragam, ada yang amatir dan ada juga yang profesional. Yang berpartisipasi tidak hanya para bocah, tapi orang-orang lintas umur. Makanya jangan kaget kalau melihat laga anak SD melawan bapak-bapak udud. Saya sendiri merasa skema ini lebih mirip liga tarkam antar kampung karena tidak ada aturan baku. 
Saat ada gelaran perlombaan PlayStation, rental-rental itu sudah pasti penuh, Hadiahnya bermacam-macam, dari hadiah alat tulis dan snack untuk lomba skala kecil sampai uang tunai dan peralatan elektronik untuk lomba skala besar. Seiring dengan berjalannya waktu—eSport dianggap sebagai cabang olahraga sah, kejuaraannya pun semakin membesar dan mendunia. Panggung baru—lebih besar, lebih sengit—untuk pemain jebolan kompetisi rental PlayStation pun terbuka lebar. 
Iklim Persaingan Era Esport Yang Semakin Kompetitif
Sejak eSport mulai diakui dan makin berkembang, tim-tim eSport sepak bola bermunculan layaknya jamur di musim hujan. Bahkan beberapa tim sepak bola Indonesia mengembangkan divisi eSport mereka. Nama-nama seperti Persija Jakarta, Dewa United, Borneo FC, Bali United, termasuk dari sekian nama yang memiliki tim eSport-nya sendiri.
Hal ini makin didukung oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga serta Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), yang meresmikan eSport sebagai cabang olahraga prestasi. Pengakuan ini merupakan stempel sah bagi tim eSport Indonesia untuk berlaga di ajang-ajang internasional seperti SEA Games, Asian Games sampai AFC Asian Cup Qatar 2023. 
Tampaknya Indonesia tidak perlu khawatir tentang masa depan Esport di tanah air. Semua pembinaan, infrastruktur, kompetisi, hanya perlu keseriusan dan komitmen untuk terus dikembangkan. Akarnya sudah kita mulai puluhan tahun lalu ketika era gim PlayStation khususnya sepak bola dapat diterima dan dimainkan secara masif.
Buktinya sangat nyata, tanpa diperkuat pemain naturalisasi, local pride kita sudah bisa menghajar Jepang yang notabenenya negara pembuat gim sepak bola. Juga melawan tim-tim Asia lainnya. Rizky Faidan, Mohammad Akbar Paudie, dan Elga Cahya Putra bisa menunjukkan permainan taktis, tenang, spartan, dan ngeyel. Tidak takut membawa bola, sabar dalam membongkar pertahanan lawan, tendangan yang sangat terukur dan terkadang bisa memancing penalti.
Para suporter timnas Indonesia juga tak perlu berkecil hati, setidaknya di dunia gim, Garuda bisa lebih unggul dari Samurai Biru. Oleh karena itu, jika Coach Justin bilang sepak bola kita sudah di level Asia, maka izinkan saya berkata eSport kita sudah pantas di level dunia. Ya, yang penting sama-sama sepak bola ‘kan? 😜

 

Babak Grup D
Indonesia VS Vietnam
Game 1 : (5-0)
Game 2 : (1-0)
Indonesia VS Jepang
Game 1: (5-1)
Game 2 : (1-2)

Babak 16 Besar
Indonesia VS Korea Selatan
Game 1 : (2-0)
Game 2 : (2-0)

Babak Perempat Final
Indonesia VS Uni Emirat Arab
Game 1 : (6-0)
Game 2 : (6-1)

Babak Semifinal
Indonesia VS Thailand
Game 1 : (1-0)
Game 2 : (2-1)

Babak Final
Game 1: Indonesia 1-1 Jepang (Adu penalti 3-2)
Game 2: Indonesia 1-0 Jepang