Dunia saat ini sedang menyaksikan kekejaman yang dilakukan pasukan pendudukan Israel di Jalur Gaza sejak Oktober tahun lalu dan masih berlangsung hingga ke Oktober tahun ini. Menurut Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza jumlah warga Palestina yang tewas di Gaza melampaui angka 42.000 orang pada Oktober 2024. Selain dengan sengaja menargetkan warga sipil pasukan pendudukan juga menghancurkan bangunan dan fasilitas umum warga dan diperkirakan sekitar 70.000 ton bom sudah menghantam Jalur Gaza yang meninggalkan sekitar 40.000 ton puing-puing yang akan sangat sulit untuk dipulihkan dan kemungkinan membutuhkan waktu hingga bertahun-tahun.
Serangan brutal yang berlangsung hampir satu tahun ini banyak menuai kemarahan masyarakat dunia termasuk Afrika Selatan yang mengklaim bahwa Israel melakukan pelanggaran hukum internasional di Jalur Gaza, termasuk melancarkan serangan terhadap budaya Palestina dengan menyerang situs-situs agama, pendidikan, seni, sains, rumah sakit tempat-tempat di mana orang sakit dan terluka dikumpulkan sampai menarget situs bersejarah yang sudah ada sejak ratusan bahkan ribuan tahun di Jalur Gaza. Pelanggaran perang oleh Israel ini dimasukkan dalam laporan sidang mahkamah internasional (ICJ) di Den Haag pada 29 Desember tahun lalu.
Beberapa situs bersejarah yang dihancurkan Israel merupakan bagian penting bagi masyarakat Palestina yang menghubungkan kehidupan sehari-hari mereka dengan warisan yang mereka jaga hingga ribuan tahun dari generasi ke generasi dan tentu tidak dapat tergantikan, berikut beberapa situs bersejarah yang hancur karena serangan pasukan pendudukan Israel terhitung sejak 7 Oktober 2023 :
Situs Arkeologi Al-Balakhiya dan Pelabuhan Kuno Gaza yang dikenal juga dengan nama Pelabuhan Arkeologi Anthedon ini terletak di Barat Laut Kota Gaza atau sekitar 2 kilometer di utara Pelabuhan Gaza. Pelabuhan Anthedon dianggap sebagai salah satu monumen arkeologi Gaza yang luar biasa dibangun pada 800 SM. Bangunan bersejarah ini termasuk dalam Daftar Warisan Islam dan Warisan Dunia Sementara dan kini sudah hancur karena pemboman pasukan Israel di Jalur Gaza.
Di Kota Tua Gaza terdapat Rumah Kuno atau Rumah Arkeologi Al-Ghussein dianggap sebagai salah satu bangunan bersejarah tradisional di Jalur Gaza, yang mengingatkan penduduknya akan era Ottoman di Jalur Gaza pada akhir abad 18 M dan dulunya sempat menjadi markas Konsul Inggris pada masa Mandat Inggris 1920-1948. Rumah Arkeologi ini cukup aktif mengadakan beberapa kegiatan diskusi kebudayaan, namun rumah yang menjadi tonggak budaya bagi pecinta sejarah warisan budaya ini dihancurkan oleh pesawat militer Israel dalam penghancuran sistematis di Jalur Gaza.
Pada 9 November 2023 pasukan Israel menghancurkan Rumah Arkeologi Al-Saqqa yang berusia 400 tahun di lingkungan Al-Shuja’iya Timur Kota Gaza. Rumah kuno yang dibangun pada abad ke-17 M di bawah pemerintahan Ottoman di bawah Sultan Mehmed IV, oleh Ahmed Al-Saqqa, salah satu pedagang paling bergengsi saat itu. Pada peristiwa Nakba 1948 bangunan bersejarah ini juga pernah rusak karena tembakan peluru hingga akhirnya dipugar.
Pemandian kuno warisan dari era Ottoman yang terletak di lingkungan Al-Zaytoun ini sudah ada selama ratusan tahun sebagai tempat pemandian umum antik yang juga bermanfaat bagi kesehatan masyarakat sebagai tempat pengobatan alternatif berbagai penyakit. Pemandian Al-Samra masih beroperasi sebelum tragedi pembantaian terjadi di Jalur Gaza kini mengalami kehancuran hampir menyeluruh akibat serangan Israel pada Desember tahun lalu.
Pesawat tempur Israel pada 8 Desember menghancurkan Masjid Agung Al-Omari. Masjid yang sudah ada pada zaman pemerintahan Umar bin Khattab ini terletak di jantung Kota Gaza. Masjid Al-Omari merupakan masjid terbesar yang disebut juga sebagai Masjid Raya Gaza dan paling terkenal di wilayah tersebut. Ia menonjol karena lengkungannya yang khas dan halaman terbuka yang luas. Pada saat Perang Dunia I perpustakaan masjid yang menyimpan ribuan manuskrip itu juga terdampak sehingga hanya menyisakan sedikit arsip yang ada hingga masjid ini kembali mengalami kerusakan akibat serangan pasukan Israel sejak beberapa tahun terakhir.
Pasukan Militer Israel menghancurkan Gereja Santo Porphyrius yang terletak lingkungan Al-Zaytoun di Timur Kota Gaza pada 19 Oktober 2023. Sekitar 500 warga Palestina berlindung di sana saat penyerangan itu berlangsung. Jumlah korban mencapai 20 orang. Gereja Ortodoks Yunani St. Porphyrius di Gaza berdiri sejak 425 M dan diyakini sebagai gereja tertua ketiga di dunia.
Situs bersejarah dunia di Gaza yang dilaporkan juga mengalami kerusakan adalah Biara St. Hilarion yang dihancurkan pasukan udara Israel pada November 2023. Biara Kristen tertua di dunia ini yang juga merupakan salah satu situs arkeologi terbesar di Gaza dan terletak di dekat kamp pengungsi Nuseirat di Deir al-Balah.
Di Gaza kontemporer Istana Pasha atau Qasr Al-Basha yang terletak di Kota Tua Gaza menjadi sebuah museum yang menampilkan harta karun arkeologi Gaza, termasuk toples keramik berusia ratusan tahun. Istana yang di bangun pada abad ke-13 oleh sultan Mamluk ini menjadi salah satu bangunan yang dihancurkan pasukan Israel pada 29 Desember 2023.
Qalaat Barquq atau Benteng Barquq dibangun pada masa pemerintahan Sultan Mamluk Barquq pada 1387. Benteng ini terletak di Khan Younis, Gaza Selatan, dan pada zaman dulu difungsikan oleh para pedagang ketika bepergian antara Damaskus dan Kairo sebagai tempat peristirahatan. Kini benteng bersejarah di Jalur Gaza ini mengalami kehancuran akibat serangan pasukan Israel.
Belum semua kehancuran situs bersejarah di Gaza bisa terdokumentasi dengan jelas karena akses yang terbatas. Menurut Al-Jazeera hampir 200 situs penting bersejarah telah hancur atau rusak dalam serangan udara Israel. Israel yang dengan sengaja menargetkan warisan situs bersejarah di Gaza menjadikan ini bukan hanya genosida terhadap manusia tapi juga terhadap sejarah.