Gonjang-ganjing Politik Dinasti

Mendekati tahun pemilihan umum 2024, drama politik di tanah air kian memanas. Apalagi setelah Anwar Usman dicopot dari kursi ketua Mahkamah Konstitusi usai keputusan yang kontroversial soal batas usia capres-cawapres. Terbaru, drama perpolitikan memanas dengan pemecatan Muhammad Bobby Afif Nasution dari kursi keanggotaan PDI-P karena dukungannya terhadap pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.

Pemecatan Bobby Nasution

Wali Kota Medan yang juga menantu Presiden Joko Widodo (Jokowi), Bobby Nasution, resmi mendeklarasikan dukungannya kepada iparnya, Gibran Rakabuming Raka, yang juga merupakan calon wakil presiden dari bakal calon presiden Prabowo Subianto. Dukungan ini Bobby sampaikan dalam acara deklarasi Barisan Pengusaha Pejuang yang dilakukan di Djakarta Theater, Jakarta, Rabu lalu (8/11). Acara deklarasi ini dihadiri langsung oleh calon presiden Prabowo Subianto.

“Saya menyatakan, pertama, kami Barisan Pengusaha Pejuang berada di garda terdepan dalam mewujudkan NKRI yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur. Kami Barisan Pengusaha Pejuang mendorong keberlanjutan Indonesia maju demi terwujudnya Indonesia Emas 2045,” ujar Bobby.

Bobby juga mengungkapkan jika dirinya dan semua relawan di Barisan Pengusaha Pejuang mendukung keberpihakan pemerintah dalam mencetak pengusaha muda demi terwujudnya Indonesia sebagai negara maju. Maka dari itu, kata Bobby, mereka memutuskan untuk mendukung Prabowo-Gibran.

“Kami Barisan Pengusaha Pejuang dengan ini menyatakan mendukung, memilih, dan memenangkan pasangan capres dan cawapres Prabowo-Gibran untuk jadi presiden dan wapres tahun 2024–2029,” imbuhnya.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Bidang Kehormatan PDI-P Komarudin Watubun mengatakan bahwa Bobby Nasution mengalami dilema besar sebelum memutuskan keberpihakannya. Mendengar permohonan Bobby untuk bergabung dengan tim pemenangan Prabowo Subianto, Komarudin meminta Bobby untuk memilih karena tidak bisa kader PDIP-P bermain dua kaki terkait pemilihan presiden (Pilpres) 2024.

“Kan enggak bisa begitu. Apalagi, PDI Perjuangan itu aturannya jelas, dan selalu diingatkan oleh Ibu Ketua Umum bahwa kita tidak bisa main dua kaki,” ujar Komarudin. “Satu kaki saja. Jadi, kalau PDI Perjuangan sudah memutuskan untuk mendukung Pak Ganjar Pranowo dan Mahfud MD, maka seluruh kekuatan dikerahkan untuk memenangkan itu,” katanya lagi.

Usai deklarasi Bobby tersebut, Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDIP Kota Medan Hasyim mengungkapkan jika Bobby Nasution telah melanggar kode etik partai berlambang banteng hitam bermoncong putih tersebut. Hasyim menyatakan Bobby Nasution yang menjabat sebagai Wali Kota Medan sudah tidak lagi memenuhi syarat sebagai anggota PDI Perjuangan. Hal ini tertuang dalam surat Pemberitahuan Nomor: 217 /IN/DPC-29.B-26.B/XI/2023 tertanggal 10 November 2023 yang ditujukan DPC PDIP Kota Medan kepada Bobby Nasution.


Gambar 1. Tangkapan layar surat panggilan PDIP Medan kepada Bobby Nasution. (Sumber: forumterkininews.id)
Surat tersebut ditandatangani oleh dirinya selaku ketua dan Sekretaris DPC PDI Perjuangan Kota Medan Robi Barus dan ditembuskan ke DPP PDI Perjuangan dan DPD PDI Perjuangan Provinsi Sumatera Utara.

Dia menyebut ada sembilan poin dalam isi surat yang diterbitkan DPC PDI Perjuangan Kota Medan, termasuk surat DPP PDI Perjuangan Nomor: 5675/IN/DPP/XI/2023 tertanggal 4 November 2023 perihal undangan klarifikasi Bobby Nasution atas dukungan pasangan calon presiden/wakil presiden Koalisi Indonesia Maju (KIM). Bendahara DPC PDIP Medan Boydo Panjaitan telah memberikan batas waktu tiga hari untuk mengundurkan diri dan mengembalikan kartu tanda anggota (KTA) PDI Perjuangan. Sayangnya, hingga batas waktu yang diberikan DPP PDI Perjuangan, Bobby Nasution tidak juga menyerahkan surat pengunduran diri ataupun KTA PDI Perjuangan kepada DPC PDI Perjuangan Kota Medan.

Usai pemecatan atas dirinya dari kursi PDI Perjuangan Medan, Bobby mengucapkan terima kasih kepada PDIP Medan atas dukungan selama ini. “Tentunya terima kasih kepada PDIP karena sampai hari ini juga men-support saya di pemerintahan yang mudah-mudahan kedepannya terus men-support untuk kepentingan masyarakat, kepentingan lebih besar dari pada kepentingan masng-masing,” ungkap Bobby Nasution di Gedung DPRD Medan, Selasa lalu (14/11).

Di lain pihak, calon wakil presiden Gibran Rakabuming Raka menanggapi kabar pemecatan Bobby Nasution adik iparnya, dari PDIP. Putra sulung Presiden Joko Widodo yang juga merupakan calon wakil presiden untuk calon presiden Prabowo Subianto itu mengatakan akan memberikan pernyataan tentang ini di Medan. “Itu nanti Saya jawab waktu saya ke Medan. Sabtu saya ke Medan,” kata Gibran saat ditemui di Menteng, Jakarta, Selasa (14/11).

Pencopotan Jabatan Anwar Usman

Berawal dari keputusan soal syarat batas usia capres — cawapres, Anwar Usman akhirnya dicopot dari jabatannya sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi. Anwar terbukti melakukan pelanggaran berat terhadap kode etik dan perilaku hakim konstitusi. Hal ini terjadi khususnya akibat benturan kepentingan dalam penanganan perkara pengujian syarat usia calon presiden dan calon wakil presiden dalam perkara nomor 90/PUU-XXI/2023. Keputusan Anwar soal batas usia capres-cawapres dianggap memihak anak Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming, yang kini diusung menjadi calon wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto.

Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menilai Anwar layak untuk dicopot dari jabatannya dan juga diproses hukum. Dedi juga menjabarkan beberapa sudut pandangnya terkait pengujian syarat usia capres dan cawapres tersebut. Pertama, hakim yang secara langsung memiliki relasi langsung terhadap materi gugatan seharusnya tidak diperkenankan ikut merumuskan putusan. Kedua, MK tidak miliki wewenang mengubah, menambah, maupun mengurangi naskah UU. MK hanya bisa membatalkan UU dan mengembalikan keputusan hukum ke DPR RI.

Sejumlah media asing juga menyoroti keputusan Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) yang mencopot Ketua MK Anwar Usman dari jabatan karena pelanggaran kode etik pada Selasa lalu di Gedung MK Jakarta (7/11). Dalam laporannya, Al Jazeera menyinggung soal hubungan Anwar yang merupakan ipar Jokowi dan dinilai memihak Gibran dalam memutus syarat batas usia capres-cawapres di pemilu 2024.

“Anwar Usman, yang merupakan saudara ipar Presiden, dinyatakan bersalah atas ‘pelanggaran berat’ terhadap kode etik pengadilan karena tidak mengundurkan diri dari keputusan pengadilan tentang batasan usia calon presiden dan wakil presiden,” bunyi laporan media berbasis di Qatar tersebut.


Gambar 2. Tangkapan layar media Al Jazeera English (Sumber: Twitter)
Pencopotan jabatan Ketua MK ini diambil setelah MKMK melakukan pemeriksaan terhadap Anwar dan mengumpulkan fakta serta pembelaan dari Anwar Usman. Merujuk pada peraturan MK Nomor 1 pasal 41 tahun 2023 tentang MKMK terdapat tiga jenis sanksi pelanggaran yang diberikan kepada Hakim Konstitusi yang terbukti melanggar etik. Sanksi berupa teguran lisan atau tertulis untuk pelanggaran etik ringan dan sanksi berupa pemberhentian dengan tidak hormat untuk pelanggaran etik berat. Lalu bagaimanakah dengan pencalonan Gibran Rakabuming sebagai calon wakil presiden di pemilu 2024?

Nasib Gibran

Usai Bobby Nasution, Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengungkapkan jika DPC PDI-P Solo juga telah melayangkan surat usulan pemberhentian Gibran Rakabuming Raka sebagai kader PDI-P ke DPP PDI-P. Ujarnya, surat yang dilayangkan tidak jauh berbeda dengan surat yang diterima oleh Bobby Nasution dan alasan yang mendasari keputusan ini adalah karena sikap keduanya yang bertentangan dengan sikap PDIP yang mendukung pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD di Pilpres 2024.

Di balik konflik yang sedang terjadi, pendukung pasangan capres-cawapres Prabowo dan Gibran justru semakin menguat. Salah satunya adalah relawan Bravo 5 yang baru saja mendeklarasikan dukungannya terhadap pasangan ini. Ormas relawan Jokowi binaan Luhut Binsar Pandjaitan itu siap dan yakin akan memenangkan paslon yang sudah memiliki nomor urut 2 ini hanya dalam satu putaran.

“Bravo 5 menetapkan mendukung capres dan cawapres Prabowo-Gibran untuk menang satu putaran,” tutur Ketua Umum Bravo 5, Sumardi, di Kantor DPP Bravo 5, Jakarta, Rabu (15/11/2023).

Basis pendukung Prabowo-Gibran di Jakarta juga semakin menguatkan suaranya. Begitu pula dengan para ratusan nelayan di Pantai Pangandaran yang telah secara resmi menyuarakan dukungannya terhadap paslon nomor pilih 2 tersebut.

“Ayo bersama-sama kita satukan tekad, solid bergerak untuk memberikan dukungan kepada Bapak Prabowo dan Mas Gibran agar menjadi pemimpin Indonesia selanjutnya,” ujar Koordinator Deklarasi Nelayan Jawa Barat untuk Prabowo-Gibran, Lukmanul Hakim di Pangandaran, Jawa Barat, Rabu (15/11/2023).

Dukungan dari generasi muda atau Gen Z juga terlihat semakin deras. Berpasangan dengan Gibran, dukungan generasi muda untuk pasangan Prabowo — Gibran semakin tak terbendung. Seperti yang terlihat dari survei terbaru Indikator Politik Indonesia yang menyebutkan dukungan kelompok Gen Z kepada Prabowo-Gibran meningkat secara signifikan dari 38,1 persen menjadi 52,4 persen pada awal November 2023. Begitu juga kelompok milenial, dari 38,9 persen pada Oktober 2023 menjadi 40 persen pada awal November 2023.

Di lain sisi, Lembaga survei Political Weather Stasion (PWS) telah merilis survei elektabilitas 3 pasangan capres-cawapres Pilpres 2024 terbaru. Survei diselenggarakan dari tanggal 1 dan berarkhir hingga 8 November 2023; usai putusan MK terhadap dicopotnya Anwar Usman dari posisi Ketua Mahkamah Konstitusi. Survei ini dilakukan pada 1.220 responden dengan cara tatap muka. Populasi survei adalah warga negara yang sudah memiliki hak pilih yakni berusia 17 tahun dan atau belum 17 tahun tapi sudah menikah.

Direktur Riset PWS Sharazani menyampaikan elektabilitas Prabowo-Gibran masih unggul dari Ganjar-Mahfud dan Anies-Cak Imin.

Secara persentase, berikut elektabilitas 3 pasangan capres dan cawapres simulasi surat suara versi survei PWS:
-Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka 39,7%
-Ganjar Pranowo-Mahfud Md 34,8%
-Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar 22,4%

Tidak tahu/tidak jawab 3,1%

Pantauan Media

Isu pemecatan Bobby Nasution dari keanggotaannya di PDI Perjuangan atas dukungannya terhadap bakal capres-cawapres Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming di pemilu 2024 mendapat respons yang cukup ramai dari warga Twitter. Topik ini juga menjadi trending selama beberapa waktu terakhir di platform sosial media tersebut kerena beririsan secara langsung dengan pencalonan cawapres Gibran sebagai pasangan capres Prabowo.

Berdasarkan pantauan Socindex, selama periode 12 hingga 15 November 2023, terdapat 2.243 perbincangan dengan topik tersebut. Isu ini juga menjadi perbincangan di linimasa dan berpotensi mendapat buzz reach ke sebanyak 114.8 juta akun.


Gambar 3. Statistik Twitter terkait Pemecatan Bobby Nasution dari PDIP karena dukungannya terhadap bakal pasangan capres — cawapres Prabowo Subianto — Gibran Rakabuming (Sumber: Socindex)
Perbincangan terkait pemecatan Bobby Nasution ini memuncak di beberapa hari terakhir ketika akhirnya PDIP kota Medan dengan resmi memecat Bobby dari keanggotaannya di partai berlambang banteng moncong putih tersebut.


Grafik 4. Linimasa Engagement terkait Pemecatan Bobby Nasution dari PDIP karena dukungannya terhadap bakal pasangan capres — cawapres Prabowo Subianto — Gibran Rakabuming (Sumber: Socindex)
Salah satu akun yang mendapatkan respons like terbanyak dari warganet adalah cuitan dari akun media CNN Indonesia @CNNIndonesia yang diunggah tanggal 14 November 2023. CNN mengunggah pemberitaan terkait PDIP yang secara resmi telah memecat Bobby Nasution yang juga menantu dari Presiden Joko Widodo sebagai kader. Cuitan CNN ini mendapat respons berupa likes sebanyak 10 ribu, views sebanyak 2.2 juta dan juga mendapat 2.000 repost. Akun CNN Indonesia tercatat memiliki 4 juta pengikut.


Gambar 5. Tangkapan Akun CNN Indonesia @CNNIndonesia (Sumber: Twitter)
Di lain sisi, akun media Kumparan @kumparan mengunggah pemberitaan dari sudut pandang yang berbeda.


Gambar 6. Tangkapan akun Kumparan @kumparan. (Sumber: Twitter)
Media Kumparan mengulas putusan Mahkamah Konstitusi terkait batas usia yang sebetulnya adalah hasil yang cacat etik, melihat Anwar Usman adalah paman dari calon wakil presiden Gibran Rakabuming Raka. Cuitan media Kumparan ini mendapatkan respons dari warganet sebanyak 16.9 ribu views, 190 likes, dan 91 reposts.

Cuitan ini juga mendapatkan berbagai macam tanggapan dari masyarakat. Beberapa meyakini apabila putusan MK terkait batas usia capres — cawapres merupakan hasil keputusan yang cacat, maka pencalonan Gibran sebagai cawapres perlu diuji kembali.


Gambar 7. Tangkapan layar komentar warganet. (Sumber: Twitter)
Apabila dilihat dari segi sentimen, percakapan terkait pemecatan Bobby Nasution karena dukungannya terhadap Gibran Rakabuming sebagai Cawapres dalam periode 12–15 November 2023 memperlihatkan sentimen yang tidak jauh berbeda antara sentimen positif dan negatif.


Grafik 5. Linimasa Sentimen Twitter terkait Pemecatan Bobby Nasution sebagai Kader PDIP (Sumber: Twitter)
Dari grafik di atas, topik ini mendapatkan sentimen positif sebanyak 607 percakapan, diikuti oleh sentimen negatif dengan 475 percakapan, dan sentimen netral dengan 247 percakapan.


Gambar 8. Top Likes Twitter terkait Pemecatan Bobby Nasution periode 12–15 November 2023 (Sumber: Socindex)
Berdasarkan pemberitaan terkait, akun @CNNIndonesia, @yusuf_dumdum, dan @kompascom menjadi top likes atau mendapat jumlah likes terbanyak selama periode 12–15 November 2023. Unggahan dari ketiga akun Twitter ini cenderung menyampaikan pemberitaan dengan sentiment netral terkait isu pemecatan Bobby Nasution.

Selain di platform media sosial Twitter, perbincangan terkait pemberhentian Bobby Nasution sebagai kader PDI-P juga diberitakan di media massa. Berdasarkan pantauan Newstensity, pada tanggal 12–15 November 2023, terdapat total 9.640 berita yang memberitakan deklarasi dukungan Bobby Nasution terhadap cawapres Gibran Rakabuming Raka dan juga pemecatan atas dirinya. Isu ini semakin memuncak di tanggal 14 November saat PDIP Medan memutuskan untuk secara resmi meminta Bobby Nasution keluar dari keanggotaannya di PDI Perjuangan Medan.


Grafik 6. Linimasa Pemberitaan terkait Pemecatan Bobby Nasution atas Dukungannya Terhadap Pencalonan Gibran Rakabuming sebagai Cawapres. (Sumber: Newstensity)

Grafik 7. Analisis Sentimen terkait Pemecatan Bobby Nasution atas Dukungannya Terhadap Pencalonan Gibran Rakabuming sebagai Cawapres. (Sumber: Newstensity)
Dibandingkan dengan pemberitaan media sosial, pemberitaan terkait isu ini di seluruh kategori media massa selama periode 12–15 November 2023, menunjukkan selisih yang cukup jauh antara pemberitaan positif dan negatif. Terlihat sentimen positif dengan total 7.403 berita (77%) mendominasi linimasa pemberitaan. Sedangkan pemberitaan dengan sentimen negatif terdapat sebanyak 1.282 pemberitaan (13%), dan diikuti oleh sentimen netral dengan total 955 pemberitaan (10%).

Menilik analisis world cloud di Newstensity, muncul kata “Gibran”, “Bobby Nasution”, “Prabowo-Gibran”, “PDIP” yang mengindikasikan isu pemecatan Bobby Nasution atas keberpihakannya kepada capres — cawapres Prabowo — Gibran memang menjadi topik yang ramai diperbincangkan selama periode 12 hingga 15 November 2023.


Grafik 8. Analisis World Cloud terkait Pemecatan Bobby Nasution atas Dukungannya Terhadap Pencalonan Gibran Rakabuming sebagai Cawapres. (Sumber: Newstensity)
Epilog

Menjelang Pemilu 2024, publik menyoroti politik dinasti yang melibatkan keluarga Presiden Joko Widodo. Mulai dari ipar Presiden Jokowi Anwar Usman, putra sulungnya Gibran Rakabuming, hingga menantunya Bobby Nasution. Publik pun terbelah menjadi kubu pro dan kontra. Ada yang menilai tidak ada masalah, tapi ada pula yang kontra dengan menekankan pada pelanggaran etika politik. Polarisasi ini tentu menjadi hal yang bisa membahayakan proses demokrasi. Dengan Pemilu 2024 yang sudah di depan mata, situasi politik yang memanas tidak akan bisa dihindari. Tentu saja semua berharap, Pemilu 2024 tetap bisa berlangsung dengan lancar dengan hasil yang tidak mencederai demokrasi Indonesia.

Capres
Cawapres
Mahkamah Konstitusi