Gugur Bunga

Ilustrasi "Gugur Bunga"

Material:
Kertas
Pensil HB
Drawing pen 0.1, 0.2

Proses Karya:
“Murtad” dari pakem orisinil Inktober era permulaan, saya memulai karya ini dengan membuat sketsa pensil terlebih dahulu, lalu menebali garis-garisnya dengan drawing pen. Arsiran ditambahkan untuk menambahkan tekstur dan menciptakan kedalaman dimensi. Terakhir, tidak lupa akan pencantuman watermark karena selain mawutnya penggunaan AI dalam pembuatan ilustrasi, kita juga masih harus menghadapi para plagiat yang tetap belum juga kenal rasa malu.


Konsep karya:
Karya ini terinspirasi dari konflik-konflik yang terjadi di berbagai daerah yang kian memanas. Tidak hanya peperangan yang terjadi dalam skala internasional, tetapi juga perselisihan antar kelompok dalam negeri yang menimbulkan banyak korban jiwa.

Konon, dalam peperangan tak ada yang menang, semua adalah korban. Setiap yang gugur adalah anak, ayah, ibu, saudara, sahabat, kekasih seseorang lainnya. Setiap nyawa yang lepas adalah kehilangan yang disebabkan oleh rentetan peristiwa sebelumnya. Sering kali, mereka bahkan tak punya pilihan lain.

Dalam ilustrasi ini, saya ingin menampilkan sosok anak-anak yang menancapkan bunga ke sisa jasad prajurit—yang dalam sejarah akan dianggap sebagai pahlawan pembela negara. Kita tentu tak asing dengan lagu “Gugur Bunga”, lagu yang diciptakan untuk mengenang jasa para pahlawan, para bunga bangsa. Anak tersebut menancapkan setangkai bunga, menyiratkan “untuk setiap yang gugur, kami persembahkan kuntum yang baru”.

Namun, karya ini juga dapat diinterpretasikan sebagai penggambaran akan anak-anak korban perang, yang harus “memungut” sisa-sisa perjuangan generasi sebelumnya, memberikan penghormatan dan meneruskan apapun yang perlu diteruskan. Bahkan jika yang tersisa hanyalah tulang-belulang, sesuatu yang tak lagi bisa dipertahankan, yang semestinya dikubur karena tak lagi menyiarkan pengharapan tetapi justru mengingatkan akan duka, kematian, dan penderitaan.

Namun, apakah beban itu memang layak dipanggul kembali oleh generasi mendatang? Apakah peperangan-peperangan tersebut sedemikian layak diperjuangkan?