Halusinasi Seperti di Film-film Horor
Subtitle: Bipolar ini menyiksaku
PERINGATAN KONTEN: Artikel ini memuat deskripsi tentang trauma, kekerasan mental, dan halusinasi yang menggambarkan kekerasan yang grafis.
“Experience-nya kayak lagi jadi tokoh di film horor aja sih,” ucap saya ke psikolog suatu waktu usai saya histeris setelah melihat seseorang gantung diri di ruang tunggu rumah sakit. Tentu hanya saya yang melihat karena itu adalah bagian dari halusinasi yang saya alami
Saya mendapat diagnosis gangguan bipolar dengan gejala psikosis pada awal tahun 2023. Diagnosis ini saya dapat setelah bolak-balik ke psikiater selama satu setengah tahun dan melalui beberapa kali pergantian diagnosis. Mendapatkan diagnosis bukan hal mudah dan terkadang membutuhkan waktu.Mendapatkan diagnosis yang tepat dari psikiater memang bukan hal mudah dan terkadang membutuhkan waktu. Saya sendiri perlu waktu sekitar satu setengah tahun hingga gangguan bipolar dengan gejala psikotis ditegakkan sebagai diagnosis dari serangkaian gejala yang saya alami.
Memiliki gangguan bipolar tentu mengusik hidup saya. Mungkin sudah diketahui secara luas bahwa gangguan bipolar merupakan gangguan psikologis berupa perubahan suasana hati yang drastis. Kebetulan gangguan bipolar yang saya idap adalah tipe rapid cycling. Dalam kasus yang saya alami, dalam satu hari saya bisa merasakan beberapa kali perubahan suasana hati dari posisi tertinggi (fase manik) kemudian berubah ke posisi terendah (fase depresif).
Jika bisa diandaikan, mungkin rasanya seperti saat kita menaiki wahana roller coaster, ada kalanya kereta yang kita tumpangi menaiki tanjakan kemudian turun dengan cepat. Ada waktu di mana saya merasa bersemangat, aktif, dan bahagia kemudian diikuti oleh waktu di saat saya merasa sangat sedih dan ingin menghilang dari dunia. Perubahan suasana hati yang ekstrim ini terjadi beberapa kali dalam sehari.
Namun, bagi saya gangguan bipolar belum ada apa-apanya dibanding pengalaman yang saya rasakan berkenaan dengan gejala psikosis. Jika tingkat gangguan dalam kehidupan sehari-hari dinilai, gangguan bipolar saya beri nilai 7 sementara gejala psikosis yang menyertainya saya beri nilai 9. Memiliki gangguan bipolar memang menyebalkan, tetapi gejala psikotik itu hal lain.
Psikotik merujuk pada kumpulan gejala yang dapat mempengaruhi pikiran dan membuat penderita sulit membedakan mana yang nyata dan mana yang tidak nyata. Penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 73,8% pasien gangguan bipolar disertai dengan gejala psikotik. Gejala yang dirasakan pasien antara lain delusi, halusinasi, gangguan berpikir, dan suasana hati yang tidak selaras dengan kenyataan.
Gejala yang saya rasakan adalah halusinasi. Seperti yang telah saya tulis di bagian awal, merasakan halusinasi itu seperti menjadi tokoh di film horor. Rasanya seperti diteror terus menerus oleh sesuatu yang tidak bisa saya sentuh. Sialnya lagi, jika di film horor semua tokohnya diteror, dalam hal ini orang lain tidak dapat ikut mendengar, melihat, dan merasakan. Saya ketakutan sendiri di antara orang-orang yang bisa menjalani hidup dengan normal.
Halusinasi memiliki beberapa tipe, yaitu halusinasi auditori, halusinasi visual, halusinasi penciuman, halusinasi pengecapan, dan halusinasi taktil. Saya sendiri merasakan halusinasi auditori, halusinasi visual, dan halusinasi taktil.
Penyakit ini memaksa saya rutin melakukan pengobatan (karena rutin pula kambuh). Karenanya, saya bertemu dengan teman-teman yang juga memiliki gangguan kesehatan jiwa. Saat saling bercerita, saya menyimpulkan bahwa halusinasi auditori merupakan halusinasi yang cukup umum diderita oleh penderita gangguan bipolar. Sama seperti yang saya rasakan, mereka juga mendengar suara-suara yang merendahkan mereka dan menyuruh mereka untuk mengakhiri hidup.
Selain itu, ada lagi halusinasi auditori yang menurut saya sangat menyebalkan. Sedikit latar belakang, saya pernah mengalami kekerasan seksual. Hal ini ternyata berpengaruh besar dalam kesehatan mental saya dan turut menyumbang jenis halusinasi yang saya rasakan. Saya berhalusinasi mendengar suara nafas di samping saya saat saya akan tidur. Setelah berkali-kali mengalami halusinasi ini, saya pun merasa yakin bahwa ada orang yang akan mencelakai saya setiap malam. Ada masanya saya menyimpan cutter di bawah bantal saya.
Tak hanya kekerasan seksual, laki-laki itu juga melakukan kekerasan dalam pacaran kepada saya. Salah satunya dengan menguntit dan mengancam akan melakukan bunuh diri jika saya tidak melakukan apa yang dia inginkan. Rasa takut yang saya rasakan selama berada di hubungan tersebut membuat berdampak sering kali saya melihat halusinasi akan orang yang terus-terusan mengikuti saya kemanapun saya pergi. Tak hanya itu, saya Seperti yang saya ceritakan di awal, saya juga mengalami halusinasi visual berupa orang yang sedang gantung diri atau loncat dari tempat tinggi. Sekali saya pernah berhalusinasi melihat orang menabrakkan diri ke kereta. Di sini lah jumpscarenya, saya sedang mengendarai motor kemudian ada seseorang yang terjun dari tempat tinggi dan jatuh di depan motor saya.
Sementara untuk halusinasi taktil, saya berkali-kali merasakan ada sesuatu yang merambat di tubuh saya terutama pada tangan. Terkadang rasanya seperti ribuan semut yang berjalan di tubuh saya. Pada lain waktu rasanya seperti ada tangan manusia yang meraba tubuh saya. Halusinasi ini–walaupun menurut saya tidak semenakutkan halusinasi lainnya–sukses membuat saya beberapa kali dikirim ke IDGIGD dan akhirnya disuntik obat yang membuat saya lemas dan sangat mengantuk.
Bagaimana, apakah cocok jika saya mengatakan genre hidup saya adalah horor?