Jejak Kuntilanak dalam Film Horor Indonesia
Kuntilanak adalah legenda papan atas dalam sinema horor Indonesia. Kemunculannya sebagai urban legend sejak abad ke-18 ini bermula dari pendirian sebuah kota di antara Sungai Kapuas dan Sungai Landak. Pembangunan itu dilakukan oleh Sultan Syarif Abdurrahman, yang kelak menjadi pendiri sekaligus Sultan pertama kerajaan Pontianak.
Penamaan Pontianak itu rupanya muncul ketika Sultan Syarif hendak mendirikan kota tersebut. Saat para pekerja Sultan sedang menebangi pohon, mereka dikejutkan dengan suara perempuan yang tertawa dan melengking dari atas pohon. Usilnya kelakuan hantu yang mereka kenal dengan sebutan “kuntilanak” ini membuat Sultan Syarif menembakkan meriam-meriamnya hingga para kuntilanak berterbangan kabur dari pohon. Sejak saat itu, kuntilanak dianggap sebagai roh jahat yang mengganggu manusia.
Berjalannya waktu, tokoh ini mulai diadaptasi menjadi film-film horor dengan beragam latar cerita. Memasuki 1970-an, kuntilanak naik daun berkat film Beranak dalam Kubur (1971) dan menjadi titik awal film horor Indonesia meledak di pasaran. Ini berbeda dengan film-film horor zaman Hindia Belanda yang kebanyakan bertema siluman binatang. Sepanjang perkembangan film horor kontemporer di tanah air, hampir semuanya diperankan oleh Suzzana.
Beranak dalam Kubur (1971)
Ilustrasi kuntilanaknya:
Digambarkan dengan baju putih menjuntai sampai menyapu lantai, tangannya tak berkuku panjang, seperti manusia biasa tapi sudah penuh noda tanah kuburan, wajahnya tidak terlihat karena ditutupi rambut.
Pengabdi Setan (1980)
Ilustrasi kuntilanaknya:
Berbaju putih, mata melotot putih, muka penuh luka, giginya kotor penuh kerak, rambutnya panjang tapi tak sepanjang kuntilanak versi Suzzana.
Sundel Bolong (1981)
Ilustrasi kuntilanaknya:
Kuntilanak dan sundel bolong memang serupa tapi tak sama, tapi pada dasarnya, latar cerita mereka mirip. Bedanya, sundel bolong punya punggung berlubang, tapi ia masih masuk klan kuntilanak. Pada Sundel Bolong (1981) digambarkan berbaju putih panjang menutupi mata kaki, kelopak matanya hitam sampai ke alis, rambut panjang menjuntai, punggung berlubang dan penuh belatung. Sundel bolong ini juga memakan sate 200 tusuk dan makan kuah soto langsung dari pancinya.
Telaga Angker (1984)
Ilustrasi kuntilanaknya:
Berbaju putih panjang, rambut panjang dan mengembang, punggung tidak bolong, digambarkan sambil menggendong bayi karena meninggal di dalam telaga saat mengandung. Kuntilanaknya makan kerupuk satu gerobak.
Malam Jumat Kliwon (1986)
Ilustrasi kuntilanaknya:
Masih mirip dengan “Sundel Bolong” sebelumnya, bedanya ia lebih banyak terbang kemana-mana.
Malam Satu Suro (1988)
Ilustrasi kuntilanaknya:
Punggungnya bolong, jago terbang, tidak pakai eyeliner di seluruh mata, tinggi sekali (ada 3 meter kali ya). Lebih difokuskan pada wajahnya yang pucat dan penampakan punggung bolong yang lebih sering muncul dibanding film-film sebelumnya.
Memasuki tahun 2000-an, Suzzana mulai tergeser walaupun film-film horor menjamur. Kita diperkenalkan dengan Julia Perez dan Dewi Persik yang saya rasa mengganti peran Suzzana sebagai bintang film horor di 2000-an. Bentuk kuntilanaknya juga semakin seram berkat teknologi dan wardrobe yang semakin variatif. Dandanan kuntilanak pun jadi lebih banyak, seperti softlens berwarna putih yang tidak ada di era Suzzana.
Trilogi Kuntilanak (2006), (2007), (2008)
Ilustrasi kuntilanaknya:
Berwujud seluruh tubuhnya putih pucat, bola matanya seluruhnya berwarna putih, rambutnya juga awut-awutan panjang berwarna putih dan berbadan kuda.
Trilogi Pulau Hantu (2007), (2008), (2012)
Ilustrasi kuntilanaknya:
Hantunya bisa nganga besar sekali, rambutnya hitam panjang, bajunya template: putih.
Paku Kuntilanak (2009)
Ilustrasi kuntilanaknya:
Wajahnya putih pucat dengan urat-urat hitam menonjol, bola matanya hitam legam kayak mata bolong.
Suster Keramas (2009), (2011)
Ilustrasi kuntilanaknya:
Putih pucat, rambutnya panjang tapi basah lepek, pakai seragam suster sampai sepatu suster, gaya berjalan patah-patah mirip robot.
Keranda Kuntilanak (2011)
Ilustrasi kuntilanaknya:
Baju putih tapi tidak panjang, badan penuh luka, wajah tertutup rambut yang tidak panjang-panjang amat.
Dalam kurun waktu 2000-an sampai 2010-an, bentuk kuntilanak kurang lebih seperti yang saya jabarkan di atas. Bagi saya sendiri, Trilogi Kuntilanak yang dibintangi Jullie Estelle memiliki penggambaran kuntilanak yang paling menakutkan. Tapi mari masuk ke tahun di atas 2010 hingga kini. Varian kuntilanaknya juga tak kalah menyeramkan.
Mata Batin (2019)
Ilustrasi kuntilanaknya:
Ada dua kuntilanak, Ibu dan anak, wajahnya sama-sama seram dan berurat hitam hanya beda di ukuran tubuhnya saja, rambutnya panjang, bajunya putih.
Sebelum Iblis Menjemput (2018), (2020)
Ilustrasi kuntilanaknya:
Wajah putih pucat dengan urat-urat hitam menonjol, gigi tajam-tajam dan berantakan, bagian bibir dan matanya hitam legam, terkadang menjulurkan lidah panjang
Kuntilanak (2018), (2019)
Kuntilanaknya sedikit necis karena pakai kalung mentereng, mukanya berluka bopeng, bola mata berwarna merah, kuning, hitam dengan kantung mata hitam.
Mangkujiwo (2020)
Ilustrasi kuntilanaknya:
Film kuntilanak yang satu ini rasanya mengalami revolusi, mereka tak menyajikan wujud kuntilanak, namun lebih kepada bagaimana seorang manusia berubah jadi kuntilanak. Kurang lebih sosok calon kuntilanak ini adalah perempuan penari ronggeng yang hamil, lalu dipasung karena dianggap gila.
Kisah dan wujud dari kuntilanak sendiri kalau kita lihat dari urutan masa yang sudah ada, memiliki template yang sama: berjenis kelamin perempuan, rambutnya selalu panjang (entah mau hitam atau putih), dan bajunya panjang mirip daster kedodoran. Yang variatif adalah makeupnya.
Lantas, latar ceritanya juga bervariasi, tapi lagi-lagi dari zaman Suzzana hingga sekarang, kuntilanak selalu berdasar dari seorang perempuan yang dieksploitasi atau mengalami pelecehan seksual. Kuntilanak menjadi hantu paling dominan dalam perfilman Indonesia, hal ini berasal dari pandangan misoginis.
Tentunya masih banyak lagi film-film horor dengan tema kuntilanak, entah kuntilanaknya jadi hantu utama atau figuran. Yang saya hadirkan di sini adalah sebuah timeline mencolok dari film-film yang menayangkan sosok Mbak Kunti~