
Highlight
-
Apakah benar ada 144 penyakit yang tidak ditanggung oleh BPJS Kesehatan?
Ya, isu mengenai 144 penyakit yang tidak ditanggung BPJS Kesehatan merujuk pada penyakit-penyakit yang harus ditangani di fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) terlebih dahulu sebelum dirujuk ke fasilitas kesehatan tingkat lanjut (FKTL). Penyakit-penyakit tersebut dianggap dapat diatasi di FKTP tanpa perlu rujukan.
-
Apa tujuan BPJS Kesehatan membatasi rujukan ke FKTL?
Pembatasan rujukan ini bertujuan untuk efisiensi layanan kesehatan, menghindari penumpukan pasien di FKTL, dan optimalisasi sumber daya kesehatan. Penyakit yang tidak memerlukan tindakan kompleks sebaiknya diselesaikan di FKTP untuk meningkatkan kualitas layanan di tingkat tersebut.
-
Bagaimana cara mengecek status BPJS Kesehatan saya?
Anda dapat mengecek status BPJS Kesehatan melalui beberapa cara: Menggunakan Aplikasi Mobile JKN yang tersedia di Google Play Store atau App Store, Kunjungi Website Resmi BPJS Kesehatan dan masukkan nomor kepesertaan Anda, Menghubungi Layanan Call Center 24 Jam di nomor 1500 400 untuk informasi terkini tentang kepesertaan Anda.
-
Mengapa memiliki asuransi kesehatan tambahan penting meskipun sudah memiliki BPJS?
Memiliki asuransi kesehatan tambahan penting karena: Menjamin perlindungan lebih luas untuk penyakit yang mungkin tidak tercakup oleh BPJS Kesehatan, Menyediakan proses klaim cepat tanpa prosedur rujukan yang rumit, Memberikan akses ke rumah sakit premium yang mungkin tidak terjangkau oleh BPJS, Memberikan fleksibilitas penggunaan tanpa terikat pada wilayah FKTP tertentu.
Baca juga:
Lupakan Dulu Terapi, Mari Mulai Revolusi
Pria Boleh Terlibat dalam Urusan Kontrasepsi Melalui Vasektomi
Memukul atau Menampar Bukan Solusi Kasus Henti Jantung
Apa Benar ada 144 Penyakit yang Tidak Ditanggung BPJS?
BPJS Kesehatan menjadi andalan masyarakat Indonesia untuk mendapatkan layanan kesehatan yang terjangkau. Meski sering dianggap setara dengan asuransi kesehatan, BPJS Kesehatan memiliki aturan tersendiri, termasuk dalam menentukan jenis penyakit yang dapat dirujuk ke fasilitas kesehatan tingkat lanjut (FKTL). Baru-baru ini, muncul isu terkait daftar 144 penyakit yang tidak ditanggung BPJS, sehingga banyak orang merasa perlu untuk mengevaluasi pilihan asuransi kesehatan mereka.
Apakah benar ada 144 penyakit yang tidak ditanggung BPJS Kesehatan? Mari kita telusuri informasi ini lebih dalam, sekaligus memahami langkah apa yang bisa Anda ambil untuk memastikan kesehatan Anda tetap terlindungi.
Apa Itu BPJS Kesehatan dan Layanannya?
BPJS Kesehatan adalah badan hukum publik yang bertugas menyelenggarakan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Fasilitas yang ditawarkan mencakup:
- Pemeriksaan di fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) seperti puskesmas atau klinik.
- Pengobatan dan konsultasi dokter.
- Rujukan ke fasilitas kesehatan tingkat lanjut (FKTL) jika diperlukan.
Namun, tidak semua penyakit dapat langsung dirujuk ke FKTL. Beberapa penyakit harus ditangani di FKTP terlebih dahulu. Aturan ini bertujuan untuk mengoptimalkan pelayanan kesehatan di tingkat dasar dan mencegah overload di rumah sakit.
144 Penyakit yang Tidak Bisa Dirujuk ke Rumah Sakit
Isu terkait daftar 144 penyakit yang tidak ditanggung BPJS sebenarnya mengacu pada penyakit yang harus ditangani di FKTP terlebih dahulu. Berikut adalah daftar lengkapnya:
No | Penyakit |
---|---|
1 | HIV/AIDS tanpa komplikasi |
2 | Kejang demam |
3 | Tetanus |
4 | Tension headache (sakit kepala tegang) |
5 | Migrain |
6 | Bell's palsy |
7 | Vertigo |
8 | Gangguan somatoform |
9 | Insomnia |
10 | Benda asing di konjungtiva |
11 | Konjungtivitis |
12 | Perdarahan subkonjungtiva |
13 | Mata kering |
14 | Blefaritis |
15 | Hordeolum |
16 | Trikiasis |
17 | Episkleritis |
18 | Hipermetropia ringan |
19 | Miopia ringan |
20 | Mabuk perjalanan |
21 | Furunkel pada hidung |
22 | Rhinitis akut |
23 | Rhinitis vasomotor |
24 | Rhinitis alergika |
25 | Kemasukan benda asing |
26 | Epistaksis |
27 | Influenza |
28 | Pertusis |
29 | Faringitis |
30 | Tonsilitis |
31 | Laringitis |
32 | Asma bronchiale |
33 | Bronchitis akut |
34 | Pneumonia, bronkopneumonia |
35 | Tuberkulosis paru tanpa komplikasi |
36 | Hipertensi esensial |
37 | Kandidiasis mulut |
38 | Ulcus mulut (aptosa, herpes) |
39 | Parotitis |
40 | Infeksi pada umbilikus |
41 | Gastritis |
42 | Astigmatism ringan |
43 | Presbiopia |
44 | Buta senja |
45 | Otitis eksterna |
46 | Otitis media akut |
47 | Serumen prop |
48 | Gastroenteritis (termasuk kolera, giardiasis) |
49 | Refluks gastroesofagus |
50 | Demam tifoid |
51 | Intoleransi makanan |
52 | Alergi makanan |
53 | Keracunan makanan |
54 | Penyakit cacing tambang |
55 | Strongiloidiasis |
56 | Askariasis |
57 | Skistosomiasis |
58 | Taeniasis |
59 | Hepatitis A |
60 | Disentri basiler, disentri amuba |
61 | Hemoroid grade ½ |
62 | Infeksi saluran kemih |
63 | Gonore |
64 | Pielonefritis tanpa komplikasi |
65 | Fimosis |
66 | Parafimosis |
67 | Sindroma duh (discharge) genital (Gonore dan non gonore) |
68 | Infeksi saluran kemih bagian bawah |
69 | Vulvitis |
70 | Vaginitis |
71 | Anemia defisiensi besi pada kehamilan |
72 | Ruptur perineum tingkat ½ |
73 | Abses folikel rambut atau kelenjar sebasea |
74 | Mastitis |
75 | Cracked nipple |
76 | Inverted nipple |
77 | Diabetes melitus tipe 1 |
78 | Diabetes melitus tipe 2 |
79 | Hipoglikemi ringan |
80 | Malnutrisi energi protein |
81 | Defisiensi vitamin |
82 | Defisiensi mineral |
83 | Dislipidemia |
84 | Hiperurisemia |
85 | Obesitas |
86 | Anemia defisiensi besi |
87 | Limphadenitis |
88 | Demam dengue, DHF |
89 | Malaria |
90 | Leptospirosis (tanpa komplikasi) |
91 | Reaksi anafilaktik |
92 | Ulkus pada tungkai |
93 | Lipoma |
94 | Veruka vulgaris |
95 | Moluskum kontangiosum |
96 | Herpes zoster tanpa komplikasi |
97 | Morbili tanpa komplikasi |
98 | Varicella tanpa komplikasi |
99 | Herpes simpleks tanpa komplikasi |
100 | Impetigo |
101 | Impetigo ulceratif (ektima) |
102 | Folikulitis superfisialis |
103 | Furunkel, karbunkel |
104 | Eritrasma |
105 | Erisipelas |
106 | Skrofuloderma |
107 | Lepra |
108 | Sifilis stadium 1 dan 2 |
109 | Tinea kapitis |
110 | Tinea barbe |
111 | Tinea facialis |
112 | Tinea corporis |
113 | Tinea manus |
114 | Tinea unguium |
115 | Tinea cruris |
116 | Tinea pedis |
117 | Pitiriasis versicolor |
118 | Candidiasis mucocutan ringan |
119 | Cutaneus larvamigran |
120 | Filariasis |
121 | Pedikulosis kapitis |
122 | Pediculosis pubis |
123 | Scabies |
124 | Reaksi gigitan serangga |
125 | Dermatitis kontak iritan |
126 | Dermatitis atopik (kecuali recalcitrant) |
127 | Dermatitis numularis |
128 | Napkin ekzema |
129 | Dermatitis seboroik |
130 | Pitiriasis rosea |
131 | Acne vulgaris ringan |
132 | Hidradenitis supuratif |
133 | Dermatitis perioral |
134 | Miliaria |
135 | Urtikaria akut |
136 | Eksantemapous drug eruption, fixed drug eruption |
137 | Vulnus laseraum, puctum |
138 | Luka bakar derajat 1 dan 2 |
139 | Kekerasan tumpul |
140 | Kekerasan tajam |
141 | Vaginosis bakterialis |
142 | Salphingitis |
143 | Kehamilan normal |
144 | Aborsi spontan komplit |
Daftar ini menunjukkan bahwa penyakit-penyakit tersebut dianggap bisa diatasi tanpa perlu rujukan ke FKTL, asalkan pasien mendapatkan pengobatan yang tepat di FKTP.
Mengapa BPJS Kesehatan Membatasi Rujukan?
Pembatasan ini dilakukan untuk:
- Efisiensi Layanan Kesehatan:
- FKTP mampu menangani banyak kasus dengan biaya lebih rendah.
- Mencegah penumpukan pasien di FKTL.
- Optimalisasi Sumber Daya Kesehatan:
- Penyakit yang tidak membutuhkan tindakan kompleks sebaiknya diselesaikan di FKTP.
- Peningkatan Kualitas FKTP:
- Memberikan kepercayaan lebih kepada tenaga medis di FKTP.
Namun, keputusan ini menimbulkan kekhawatiran. Banyak orang mulai mempertanyakan apakah layanan BPJS cukup untuk kebutuhan mereka, terutama jika terjadi penyakit serius.
Cara Cek BPJS Kesehatan Anda
Untuk memastikan layanan kesehatan Anda, selalu cek status BPJS Kesehatan Anda melalui:
- Aplikasi Mobile JKN: Unduh di Google Play Store atau App Store.
- Website Resmi BPJS Kesehatan: Masukkan nomor kepesertaan Anda untuk informasi detail.
- Layanan Call Center 24 Jam (1500 400): Dapatkan informasi terkini tentang kepesertaan Anda.
Dengan rutin melakukan cek BPJS Kesehatan, Anda bisa memastikan layanan yang Anda dapatkan sesuai dengan kebutuhan.
Pilihan Alternatif: Mengapa Asuransi Kesehatan Penting?
Meskipun BPJS menawarkan layanan yang terjangkau, memiliki asuransi kesehatan tambahan bisa menjadi solusi. Berikut alasannya:
- Perlindungan Lebih Luas:
- Menjamin penyakit yang mungkin tidak tercakup oleh BPJS Kesehatan.
- Proses Klaim Cepat:
- Tidak perlu mengikuti prosedur rujukan yang rumit.
- Akses ke Rumah Sakit Premium:
- Asuransi kesehatan sering kali bekerja sama dengan rumah sakit swasta terbaik.
- Fleksibilitas Penggunaan:
- Asuransi kesehatan dapat digunakan tanpa terikat wilayah FKTP tertentu.
Untuk generasi muda, memilih asuransi kesehatan dengan premi terjangkau bisa menjadi langkah bijak untuk menghadapi ketidakpastian.
Tips Memilih Asuransi Kesehatan yang Tepat
Jika Anda berencana menambah perlindungan dengan asuransi kesehatan, berikut tipsnya:
- Pahami Kebutuhan Anda:
- Apakah Anda sering bepergian? Pilih asuransi dengan cakupan luas.
- Cek Jaringan Rumah Sakit:
- Pastikan asuransi memiliki mitra rumah sakit yang dekat dengan tempat tinggal Anda.
- Bandingkan Premi:
- Pilih asuransi kesehatan yang sesuai dengan anggaran Anda.
- Perhatikan Manfaat Tambahan:
- Misalnya, manfaat rawat jalan, rawat inap, atau proteksi terhadap penyakit kritis.
Siapkan Solusi Kesehatan Anda!
Daftar 144 penyakit yang tidak ditanggung BPJS seharusnya tidak membuat Anda khawatir, tetapi menjadi pengingat pentingnya persiapan kesehatan. Berikut langkah-langkah yang bisa Anda ambil:
- Optimalkan Layanan BPJS: Selalu periksa status kepesertaan dan pahami prosedur pengobatan di FKTP.
- Miliki Asuransi Kesehatan Tambahan: Dengan begitu, Anda memiliki perlindungan menyeluruh, baik untuk penyakit ringan maupun serius.
- Rutin Cek Kesehatan: Deteksi dini membantu mencegah penyakit menjadi lebih parah.
Dengan langkah-langkah ini, Anda bisa menghadapi segala kemungkinan tanpa rasa cemas. Jangan lupa, cek BPJS Kesehatan Anda secara berkala dan pertimbangkan asuransi kesehatan tambahan sebagai investasi jangka panjang untuk hidup sehat!