Asal Muasal Pocong di Indonesia

Penulis: Hamim Septian
Editor: Achmad Susanto
Asal Muasal Pocong di Indonesia

Highlight

Mengapa Penting:

Pemahaman asal-usul pocong dan perkembangannya memiliki relevansi penting dalam menjelaskan evolusi budaya dan hiburan di Indonesia. Dengan memahami latar belakang mitos ini, kita dapat mengapresiasi transformasi pocong dari aspek tradisional hingga menjadi ikon dalam industri film dan kampanye sosial.

Gambaran Besar:

Pocong, makhluk halus terbungkus kain kafan, telah menjadi simbol kepercayaan dan ketakutan dalam budaya Indonesia. 

Sorotan:

Film "Setan Kuburan" pada tahun 1975 menjadi pendorong utama perubahan ini, menciptakan variasi gerakan pocong yang menjadi ciri khas dalam dunia hiburan.

Perspektif Luas:

Dari perspektif luas, pocong bukan hanya mitos atau hiburan. Pendekatan kreatif menggunakan pocong sebagai simbol bahaya menunjukkan peran yang lebih luas dalam menyampaikan pesan kepada masyarakat.

Perspektif Mendalam:

Perspektif mendalam membantu pembaca memahami secara holistik bagaimana pocong berkembang dan menjadi bagian integral dari budaya Indonesia.

Kilas Balik:

Dengan memerinci perubahan gerakan pocong, pilihan judul film, dan bahkan peran dalam kampanye sosial, kilas balik ini memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana pocong menjadi fenomena yang terus berkembang di Indonesia.


 

Memahami Asal Muasal dan Perkembangan Cara Berjalan Pocong di Indonesia

Asal Usul Tradisi Pocong

Kepercayaan bahwa orang yang meninggal masih berada di sekitar kita selama 40 hari merupakan dasar dari tradisi pocong di Indonesia. Jasad yang terbungkus kain kafan diyakini dapat berpindah-pindah, menciptakan gambaran makhluk halus yang misterius. Namun, perlu dicatat bahwa budaya Timur Tengah, meskipun sebagian besar menganut Islam, tidak mengenal keberadaan pocong. Bagi mereka, kematian adalah akhir dari kehidupan, tanpa kemungkinan bangkit kembali.

Transformasi Gerakan Pocong

Pandangan umum mengenai cara berjalan pocong, terutama lompat-lompat, sebagian besar dipengaruhi oleh representasi dalam film dan cerita rakyat. Meskipun pada awal abad ke-20, pocong digambarkan bergerak dengan berguling-guling atau bahkan tidak bergerak sama sekali, pergeseran terjadi seiring dengan perkembangan industri film di Indonesia.

Peran Film dalam Perubahan Gerakan Pocong

Film "Setan Kuburan" pada tahun 1975 menjadi titik awal perubahan signifikan dalam cara berjalan pocong. Lompat-lompat menjadi pilihan utama karena dianggap lebih menakutkan daripada gerakan lainnya. Pada masa itu, terbatasnya teknologi membuat terbang atau berguling-guling sulit dicapai secara realistis.

Ragam Varian Pocong dalam Industri Film

Masuk ke era 2000-an, film-film dengan pocong sebagai karakter utama mulai merajalela. Berbagai judul unik seperti "Pocong vs Kuntilanak", "Kepergok Pocong", hingga "Pocong Setan Jompo" bermunculan dengan variasi gerakan pocong yang tetap dominan lompat-lompat. Meskipun demikian, ada satu film yang memberikan sentuhan berbeda dengan memperkenalkan gerakan ngesot pada pocong, yaitu "Pocong Ngesot".

Inovasi Teknologi dan Pocong

Dalam beberapa tahun terakhir, inovasi dalam teknologi film memungkinkan pembuat film untuk menciptakan pocong dengan gerakan yang lebih realistis. Film "Mumun" berhasil menghadirkan pocong yang benar-benar bisa terbang, menunjukkan kemajuan teknologi yang luar biasa.

Peran Pocong dalam Kampanye Sosial

Menariknya, selain sebagai hiburan dalam film horor, pocong juga menjadi bagian dari kampanye sosial. Selama pandemi Covid-19, pocong diangkat sebagai simbol bahaya dan digunakan dalam kampanye "stay at home". Pendekatan unik ini terbukti efektif dalam menekan mobilitas warga, menyoroti peran pocong tidak hanya dalam hiburan tetapi juga dalam isu-isu sosial.