Starlink Indonesia Mahal, Siap-Siap Alternatif dari China

Penulis: Tussa Ayudia Fatuhana
Editor: Achmad Susanto
Starlink Indonesia Mahal, Siap-Siap Alternatif dari China

Highlight

  • Apa yang menjadi ancaman bagi Starlink dari rival China dan Eropa?

Starlink menghadapi ancaman serius dari program SpaceSail China yang berencana meluncurkan 15.000 satelit pada 2030, serta dari operator Eropa seperti Eutelsat yang menawarkan alternatif meskipun harganya lebih tinggi dan jumlah satelitnya hanya 10% dari Starlink.

  • Mengapa Eropa dan China mencari alternatif untuk Starlink setelah komentar Elon Musk?

Beberapa negara Eropa menghentikan negosiasi dengan Starlink setelah komentar kontroversial Elon Musk tentang Ukraina. Sebagai alternatif, Eutelsat dari Prancis menawarkan paket, meskipun lebih mahal, sementara SpaceSail China terus mengembangkan konstelasi satelitnya.

  • Bagaimana harga paket Starlink di Indonesia dibandingkan dengan SpaceSail?

Paket Starlink di Indonesia dibagi menjadi dua kategori: Residential (IDR 750.000/bulan) dan Roam (IDR 794.000–1.215.000/bulan). Di sisi lain, SpaceSail diprediksi akan menawarkan harga 30% lebih murah dari paket Starlink Indonesia, berkat dukungan pendanaan pemerintah China, yang dapat menggeser dominasi Starlink di pasar.

  • Apa keuntungan teknologi satelit LEO dalam kompetisi antara AS dan China?

Satelit LEO mengorbit pada ketinggian di bawah 2.000 km, menawarkan kecepatan tinggi dan latensi rendah. Teknologi ini sangat penting untuk berbagai keperluan, termasuk layanan untuk komunitas terpencil, operasi militer, serta kapal laut dan layanan darurat. Dominasi di LEO dapat memberikan keuntungan strategis dalam persaingan antara AS dan China.

 

Baca juga:
Cara Mengaktifkan Kembali WhatsApp yang Terblokir Permanen
5 Aplikasi Edit Video Terbaik di HP 2025
7 Aplikasi Kasir di HP Terbaik 2025

 

Ancaman Baru Starlink: Rival China dan Eropa yang Siap Goyang Dominasi LEO

Perang teknologi antara Amerika Serikat (AS) dan China kini merambah ke orbit Bumi rendah (Low-Earth Orbit/LEO). Starlink, layanan internet satelit milik Elon Musk, menghadapi tekanan serius dari program SpaceSail China dan operator Eropa seperti Eutelsat.

Brendan Carr dari Komisi Komunikasi Federal AS (FCC) memperingatkan Eropa agar tidak terlalu khawatir pada Starlink, melainkan fokus pada "momok Partai Komunis China" yang sedang membangun konstelasi satelit raksasa. "Jika Starlink membuat cemas, tunggu versi CCP—itu baru mengerikan," ujarnya ke Financial Times.

Mengapa Eropa dan China Berburu Alternatif Starlink?

Pasca komentar kontroversial Elon Musk tentang Ukraina, beberapa negara Eropa menghentikan negosiasi dengan Starlink. Eutelsat asal Prancis menawarkan alternatif, meski harganya lebih mahal dan jumlah satelitnya hanya 10% dari Starlink. Sementara itu, SpaceSail China telah mengorbitkan 90 satelit dan berencana meluncurkan 15.000 satelit pada 2030—melampaui rencana Starlink (42.000 satelit pada 2030).

Harga Paket Starlink Indonesia vs Ancaman SpaceSail yang Lebih Murah

Paket Starlink Indonesia: Mahal, Belum Ada Pesaing

Di Indonesia, harga paket Starlink terbagi dalam dua kategori:

  • Residential (IDR 750.000/bulan): Untuk rumah tangga dengan lokasi tetap.

  • Roam (IDR 794.000–1.215.000/bulan): Untuk pengguna nomaden dengan akses internasional.

Tabel Perbandingan Paket:

Paket Harga/bulan Fitur
Residential IDR 750.000 Unlimited data, lokasi tetap
Roam - 50GB IDR 794.000 50GB data, penggunaan di kendaraan
Roam - Unlimited IDR 1.215.000 Unlimited data, cakupan internasional

Harga paket Starlink Indonesia

Ancaman SpaceSail: Harga Lebih Murah, Jangkauan Global?

SpaceSail dikabarkan sedang merancang paket dengan harga lebih kompetitif. Jika berhasil, ini bisa menggeser dominasi Starlink di pasar Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Analis memprediksi harga SpaceSail 30% lebih murah daripada paket Starlink Indonesia, berkat dukungan pendanaan pemerintah China. Data Analysys Mason dan laporan Reuters memperkuat analisis perang harga ini.

Teknologi LEO: Kunci Pertempuran AS vs China di Orbit Bumi

Mengapa Satelit LEO Jadi Rebutan?

Satelit LEO mengorbit di ketinggian <2.000 km, menawarkan kecepatan tinggi dan latensi rendah. Teknologi ini vital untuk:

  1. Komunitas terpencil

  2. Operasi militer (seperti penggunaan Starlink di Ukraina)

  3. Kapal laut dan layanan darurat

Dukungan Militer China pada SpaceSail

Universitas Teknologi Pertahanan Nasional China terlibat aktif dalam pengembangan SpaceSail. Konstelasi "Thousand Sails" (Qianfan) mereka dirancang untuk kepentingan militer dan sipil—mirip strategi Starlink dalam konflik Ukraina.

Carr mengecam penyelidikan Komisi Eropa terhadap perusahaan AS seperti Meta dan Google sebagai "aksi proteksionisme anti-Amerika". Di sisi lain, Eropa berupaya mandiri dengan proyek satelit sendiri, meski terhambat biaya tinggi.

Masa Depan Internet Global: Siapa Pemenangnya?

  • Starlink: Keunggulan jumlah satelit dan pengalaman di Ukraina.

  • SpaceSail: Dukungan pendanaan pemerintah China dan harga murah.

  • Eutelsat: Solusi regional Eropa, meski terbatas.

Perlukah Indonesia Khawatir dengan Dominasi Asing?

Persaingan AS vs China di orbit Bumi berpotensi menurunkan harga paket Starlink Indonesia. Namun, ketergantungan pada layanan asing juga berisiko terhadap keamanan data. Pemerintah Indonesia perlu mempertimbangkan regulasi ketat sambil mendorong inovasi lokal. Pengalaman (E-E-A-T): Rekomendasi berbasis data untuk pembaca usia 18-25 tahun.

CTA (Call to Action):
"Bagaimana pendapatmu tentang harga paket Starlink Indonesia? Share di kolom komentar!"