Kenapa Kita Gampang Tertipu Kisah-Kisah Orang Kaya

Influencer binary trading Indra Kenz dan Doni Salmanan sedang berada dalam proses penyelidikan polisi. Keduanya berpotensi dikenai hukuman maksimal 20 tahun penjara dan dimiskinkan lewat pasal penipuan. Karier mereka sebagai “sultan” dan “crazy rich” yang dibangun selama dua tahun pun runtuh. Fans, media, dan kolaborator konten yang dulu menyanjung, sekarang berbondong-bondong membuka borok mereka. 

 

Cerita kedua Indra dan Doni menunjukkan betapa mudahnya kita silau dengan kekayaan. Namun yang membuat keduanya begitu menarik adalah latar belakang sosial mereka yang biasa-biasa saja. Indra Kenz sudah bekerja dari usia 16 tahun; mulai dari sales toko bangunan, MC, dan supir taksi daring hingga menghasilkan Rp300 juta sebulan dari trading di Binomo. Doni Salmanan hanya lulus SD, tapi atas usaha dan kecerdikannya main trading di Quotex bisa mendapatkan Rp30 miliar per bulan.

 

Yang menjadi pertanyaan, kenapa kita bisa tertarik dengan cerita seperti mereka? 

 

Si Cinderella

 

Ada hal yang memikat dari cerita kehidupan orang-orang kaya. Daya pikatnya semakin besar ketika si orang kaya yang dimaksud ternyata berasal dari keluarga biasa-biasa saja. Format ceritanya pun selalu sama: dari keluarga dengan ekonomi biasa atau ke bawah, dari etnis atau ras minoritas, tidak pernah mencicipi jenjang pendidikan tinggi, sempat bangkrut, dan akhirnya bisa sukses berkat kegigihan. 

 

Menariknya lagi, mereka secara terbuka membicarakan latar belakang yang biasa-biasa saja itu. Tak jarang latar belakang mereka dijadikan topik utama atau bahkan branding. Kerja keras, keuletan, dan ketabahan dipercaya akan mengubah nasib seseorang. Singkatnya, mereka adalah produk nyata dari dongeng Cinderella. 

 

Otak kita menyukai cerita-cerita Cinderella seperti ini karena peradaban kita dibangun di atas peristiwa-peristiwa traumatis dan perjuangan tanpa henti. Perjuangan dan asam garam kehidupan dianggap sebagai basis kehidupan manusia. Walhasil, siapapun yang bisa keluar dari jerat kesengsaraan adalah orang-orang sukses—baik secara finansial maupun moral. 

 

Cerita-cerita ini memberikan harapan bahwa kita semua bisa keluar dari kesengsaraan asal ulet dan disiplin. Pesan moralnya: mengubah nasib tak semudah membalik telapak tangan, tapi tidak ada yang mustahil selama kita terus bekerja keras. 

 

Tak heran, pandemi melahirkan fenomena-fenomena crazy rich seperti Doni Salmanan dan Indra Kenz. Mereka adalah simbol stabilitas dan kemakmuran ketika banyak orang semakin sulit menyambung hidup. Konten kehidupan mereka membuat orang-orang bisa lebih optimis dengan masa depan—meski dengan cara yang aneh seperti memborong mobil mahal atau membagikan uang hanya untuk diambil kembali setelah syuting berakhir.

 

Faktor yang jarang dibicarakan

 

Satu hal yang jarang diceritakan oleh para Cinderella adalah besarnya peran keberuntungan dalam kehidupan. Orang-orang ini selalu menekankan bahwa kesuksesan mereka berasal dari kerja keras, keuletan, dan kegigihan. Kalaupun keberuntungan ikut disebut, mereka akan meminimalisir perannya

 

Menariknya, narasi ini seringkali digunakan oleh para orang-orang sukses yang datang dari keluarga mapan. Para psikolog menyebut fenomena ini sebagai hindsight bias; kita cenderung lebih mudah menganggap kesuksesan kita berasal dari kerja keras dan bakat kita daripada keberuntungan yang sifatnya sporadis dan tak selalu fantastis. 

 

Padahal, keberuntungan dan pilihan-pilihan kecil juga berperan besar dalam kesuksesan. Belum lagi, dalam kondisi ekonomi seperti sekarang, keberuntungan bisa menentukan apakah keuangan seseorang akan terus stabil atau terperosok sampai bangkrut.

 

Perang keberuntungan dalam menentukan nasib seseorang juga besar karena sistem ekonomi yang memperdalam jurang ketidaksetaraan. Ketiadaan jaring pengaman membuat kita semakin sulit naik kelas ekonomi. Walhasil, dalam konteks ini, cerita Cinderella berperan sebagai ilusi sekaligus pelipur lara bagi mereka yang tak bisa naik kelas.

 

Banyak orang yang mungkin sudah tahu akan hal ini, tapi tak berdaya untuk melawannya, sehingga mereka berlari ke konten-konten Cinderella, di mana orang-orang yang dulunya biasa-biasa saja bisa kini menjadi luar biasa—bahkan dengan cara jahat.