Tahu apa persamaan pendiri negara kita, anak muda Jaksel, dan idol Kpop? Sama-sama suka campur bahasa. Pakai bahasa apa? Bahasa Inggris.
Lalu apa hubungannya? Ya tentu saja ada, berhubung dua bulan yang lalu saya menulis tentang kebiasaan para pendiri negara kita menggunakan bahasa secara gado-gado, lalu menurun ke anak-anak ibukota. Lalu beberapa hari kemudian saya menemukan video klip NMIXX menyanyikan lagu mereka “Love Me Like This” tapi dengan lirik bahasa Inggrisnya diganti dengan bahasa Korea.
vocals ate as always #nmixx #chaerytf | TikTok
Para anggota yang terbiasa menyanyikan lagu asli yang banyak disempil istilah dan berbahasa Inggris langsung kagok. Jiwoo (kemeja biru celana abu-abu) sampai frustasi karena harus bernyanyi dengan lebih cepat. Anggota lainnya juga terlihat kebingungan karena harus menyesuaikan lirik baru dengan nada lagu.
Setidaknya ada dua hal yang menarik dari video ini: pertama, bagaimana lirik berbahasa Inggris biasanya lebih pendek sehingga lebih mudah dinyanyikan dan kedua, lagu terdengar lebih catchy dan mudah dinyanyikan kalau berbahasa Inggris.
Penggunaan bahasa Inggris dalam kpop adalah produk dari westernisasi dari tahun 1980an. Lawrence (2014) yang meneliti soal pengaruh bahasa Inggris ke kpop menunjukkan ada relasi antara semakin seringnya penggunaan kata ‘sarang’ (cinta/sayang dalam bahasa Korea) dengan masuknya bahasa Inggris di kegiatan sehari-hari. Alhasil, lagu kpop mulai mengadaptasi bahasa Inggris ke dalam lirik lagu mereka.
Penggunaan bahasa Inggris dalam lirik kpop terhitung menarik—pasalnya mereka menggunakan istilah bahasa Inggris seperti ‘love’ atau ‘sexy’ dalam sisi positif dan negatif, membuat lagu punya ritme unik menggunakan istilah sayang seperti ‘baby’, ‘honey’, ‘girl’, ‘boy’, ‘control’ untuk menggambarkan diri sendiri sebagai pihak pengontrol/dikontrol, dan ‘going crazy’ untuk menandakan hidup mereka sedang ada di puncak.
Dari sini bisa dilihat bahwa penggunaan bahasa Inggris punya dua tujuan: pertama, untuk membuat lagu terdengar lebih catchy, lebih mudah menempel di kepala, dan bisa memberikan gambaran soal lagu terhadap pendengar asing; kedua, untuk menggambarkan perasaan secara lebih eksplisit dan tanpa terdengar cringe. Alasan kedua sebenarnya 11-12 dengan kenapa banyak orang merasa lebih nyaman mengutarakan perasaan negatif menggunakan bahasa Inggris. Kemungkinan ini dilakukan karena relasi emosional mereka terhadap bahasa Inggris tidak sedekat bahasa ibu mereka.
Lalu yang terakhir adalah bisa jadi penggunaan bahasa Inggris dalam lirik lagu kpop merupakan cara mereka untuk memasarkan kpop sebagai budaya global dengan citarasa Korea. Di awal kelahirannya, kpop memang terdengar aneh karena formulanya belum matang. Lirik random berbahasa Inggris terdengar aneh, bahkan sampai ada yang membencinya karena dianggap sebagai cara setengah hati agensi kpop untuk membuat pendengar asing bisa menikmati lagu mereka. Walau banyak diprotes, toh para agensi tetap menyempilkan lirik bahasa Inggris. Karena mau bagaimanapun, lirik aneh tersebut sudah menjadi cita rasa khas kpop alias sebuah cara canggung bagi Asia untuk menjadi bagian dari budaya global. Dan kalau boleh jujur, banyak lagu hits kpop akan terasa canggung kalau semua lirik bahasa Inggrisnya tiba-tiba digantikan dengan bahasa Korea, seperti yang dilakukan oleh NMIXX dengan lagu mereka, “Love Me Like This”.