Kurus Kembali Jadi Tren

Kurus Kembali Jadi Tren: Inklusivitas Cuma Basa-Basi?

 

Tren datang dan pergi itu sudah biasa. Tapi bagaimana kalau tren yang dimaksud itu adalah bentuk tubuh? 

 

Semua bermula dari Kim Kardashian yang berencana mengenakan gaun historis Marilyn Monroe di Met Gala Mei lalu. Kontan ada banyak reaksi yang muncul, kebanyakan berupa reaksi negatif dari sejarawan dan fans Marilyn dan pertanyaan besar: bagaimana badan Kim bisa muat di gaun Marilyn, mengingat proporsinya yang lebih besar?

 

Tentu bukan Kim kalau tak bisa mengusahakan sesuatu. Dengan tekad bulat sang jenama harus melewati diet ekstrem yang melarangnya makan karbohidrat dan gula selama 3 minggu. Dalam rentang waktu itu pula ia harus menurunkan 7,2 kg. Usahanya memang membuahkan hasil. Ia bisa mengenakan pakaian tersebut, meski berujung ke rusaknya gaun.

 

Keramaian tak berhenti sampai situ. Setelah insiden gaun, berat badan Kim terpantau terus turun. Saudarinya, Khloe, juga terlihat semakin kurus. Akun-akun gosip menspekulasikan keduanya melakukan operasi bariatrik untuk menurunkan berat badan. Perubahan bentuk tubuh keduanya yang drastis, diikuti dengan kembalinya tren fesyen #y2k (rok mini, kaos anak kecil, low waist jeans, tube top) ke runway, ditambah dengan penampilan Bella Hadid di penutupan Coperni membuat banyak orang bertanya-tanya: inikah akhir dari tren fesyen yang lebih inklusif ke semua bentuk tubuh? 

 

Dari Curvy Menjadi Skinny 

 

Kembalinya tren pakaian serba mini terasa seperti tamparan mundur ke belakang, terutama bagi perempuan-perempuan millenial. Kekhawatiran mereka semakin kuat ketika koran lampu merah The New York Post menerbitkan artikel yang mencatat perubahan fokus Hollywood dan dunia fesyen dari tubuh yang lebih berisi dan pakaian yang longgar dan menutup tubuh ke model-model tinggi kurus dan pakaian #y2k yang lebih seksi.

 

Media-media lainnya langsung mengkritik artikel tersebut karena dianggap “mempromosikan bentuk tubuh sebagai tren semata”. Walau judul dan nada yang digunakan dalam artikel tersebut terdengar provokatif, ia secara akurat menggambarkan pergeseran tren ke arah yang lebih kurus. Artis-artis Hollywood mengikuti jejak Kim dan Khloe dengan melakukan operasi bariatrik atau suntik obat diabetes, model-model plus-size yang jarang muncul di catwalk tahun ini, lalu mulai banyaknya video-video Tiktok yang mempromosikan gangguan makan lewat tagar #whatieatinaday, #tumblrgirl, #fitspo, dan #bodychec. 

 

Dazed Digital, media daring yang fokus ke fesyen dan kultur pop juga mencatat kembalinya tren #y2k erat kaitannya dengan kembalinya kultur diet tak sehat. Ini termasuk estetika anoreksia dan depresi (kantung mata, rambut berantakan, merokok, makan sangat sedikit, dan penampilan acak-acakan). Kemunculan series seperti Euphoria juga berhasil membuat pengguna narkotika tak hanya terlihat patut diberi simpati, tapi juga terlihat keren. 

Banyak yang merujuk kembalinya kebiasaan-kebiasaan tak sehat dan juga nostalgia akan masa lalu adalah efek samping dari pandemi. Stres, isolasi, dan rasa kehilangan kontrol membuat orang-orang mencari cara untuk menghibur diri. Melakukan hal-hal yang seharusnya tak dilakukan, seperti merokok, minum alkohol, terlalu mengatur konsumsi makanan, dan menyabotase diri sendiri bisa terasa seperti merebut kembali kontrol. Tak mengherankan mereka berbondong-bondong berkumpul dan meneruskan kebiasaan-kebiasaan tadi begitu pemerintah memperbolehkan acara besar di ruang publik, 

 

Hal-hal ini tak hanya menunjukkan kembalinya tren tak sehat. Tapi ia juga semakin menguatkan fakta bahwa dunia pop kultur dan fesyen masih tak rela lepas dari badan kurus. Inklusivitas badan plus size lebih berupa tokenisme–cara bagi industri fesyen untuk terlihat lebih progresif dan menggaet konsumen baru.

 

Namun nampaknya langsung memukul rata tren #y2k sekarang sebagai cara untuk membawa kembali obsesi terhadap tubuh kurus bisa jadi kurang tepat. Pasalnya, gen Z yang pertama kali membawa tren tersebut menyukai #y2k karena pakaian dan aksesorisnya yang warna-warni, kontras dengan pandemi yang terlihat muram. Tren #y2k di Tiktok oleh gen Z justru menunjukkan mereka bisa percaya diri menggunakan pakaian #y2k meskipun tak kurus.


Walau begitu, kita tidak boleh menutup mata bahwa ada banyak anak muda yang terpengaruh dengan obsesi kurus #y2k. Toh harus diakui kunci supaya pakaian #y2k terlihat menarik adalah menjadi kurus—seperti yang dibilang Kate Moss: “enggak ada yang lebih enak dari punya tubuh kurus.”