Magnus Carlsen Bosan Jadi Juara Dunia, Anda Mau Apa?

Magnus Carlsen Bosan Jadi Juara Dunia, Anda Mau Apa?

 

“Sekarang Anda telah memenangkan Turnamen Kandidat, Anda penantang resmi sang juara dunia, apa pesan Anda kepada Magnus Carlsen?” tanya Dina Belenkaya kepada Ian Nepomniachi di Palacio de Santona Madrid, 7 Juli 2022.

 

“Berhentilah melangkahkan nonsens a4 dan h4, ya.”

 

Hadirin menyambutnya dengan gelak tawa.

 

“Jawaban sempurna. Terima kasih, Ian.”

 

[REFERENSI A4 https://www.youtube.com/watch?v=Glox1Ph9jqQ & H4 https://twitter.com/chess24com/status/1528088643260366853]

 

Di balik suasana santai yang ditunjukkan para elite catur dunia itu, baik pemain maupun petinggi federasi, ada sesuatu yang mengganggu. Magnus Carlsen sendiri belum memutuskan untuk maju lagi dalam Kejuaraan Dunia Catur 2023. Dalam beberapa kesempatan, ia mengisyaratkan tidak akan bermain. Spekulasi beterbangan. Ada yang menyebutkan bahwa Magnus menginginkan perubahan format, ada pula yang mengira bahwa Magnus tidak puas dengan hadiahnya, atau penyelenggaranya, atau masih banyak lagi.

 

Tak lama setelah Kejuaraan Catur Dunia 2021 dihelat di Dubai, antara Magnus dan Ian, Magnus mengungkapkan keengganannya mempertahankan gelar dalam sebuah podcast Unibet–salah satu sponsor terbesar Magnus–bertajuk “The Magnus Effect”. “Jika pemenang Turnamen Kandidat berikutnya bukan Alireza Firouzja, rasanya tidak mungkin saya akan main lagi di Kejuaraan Catur Dunia.”

 

Alireza adalah pecatur nomor 2 dunia secara rating sejak 1 Desember 2021. Ia adalah peraih rating 2800 termuda dalam sejarah catur, di usia 18 tahun, mengalahkan rekor Magnus yang meraihnya di usia 19.   

 

Jangankan juara, Alireza bahkan tidak masuk tiga besar. Di klasemen akhir, Alireza duduk di posisi ketiga dari bawah. Ian di posisi pertama, sehingga berhak menantang Magnus sekali lagi, disusul Ding Liren di peringkat kedua, dan Teimour Radjabov nomor tiga. 

 

Namun Magnus belum memberikan jawaban. Sejak beberapa hari sebelum upacara penutupan Turnamen Kandidat 2022, Magnus telah berada di Madrid. Ia pun kelihatan santai, dalam beberapa video yang beredar di internet, bermain catur di Taman El Retiro melawan Judit Polgar dan Anish Giri dan pengunjung taman lainnya. Tak ada jawaban,  tak ada pernyataan, hanya ada kesenangan murni dari orang-orang yang mencintai permainan ini. 

 

Sampai Direktur Umum FIDE, Federasi Catur Dunia, Emil Sutovsky, menetapkan tenggat bagi Magnus. “Kami belum menetapkan deadline formal,” kata Emil, “tapi saya bisa bilang 20 Juli, bertepatan dengan Hari Catur Internasional, adalah tanggal kami mengambil keputusan.”

 

Seandainya Magnus adalah Jokowi, akan mudah bagi kita untuk menafsirkan apa yang dilakukan Magnus di jalanan Madrid sebagai pasemon atau perlawanan simbolik terhadap FIDE. Ketika elite catur dunia (sebenarnya Jokowi juga termasuk–maksud saya, Magnus) sedang berkumpul di sebuah istana bersejarah, mengenakan jas dan dasi, memelototi papan catur tanpa mengeluarkan suara, di sebuah sudut kota Magnus justru berkumpul dengan rakyat jelata, merayakan permainan catur yang menyenangkan dengan pakaian kasual dan teriakan olok-olok dan canda tawa. Tapi Magnus bukan Jokowi. Magnus hanya sedang melakukan apa yang ia suka lakukan.  

 

Dan Magnus tak perlu melakukan perlawanan apa pun. FIDE membutuhkan Magnus lebih dari Magnus membutuhkan FIDE. Kesediaannya berlaga di Kejuaraan Dunia adalah magnet bagi para penonton catur, dan terutama, yang sangat dibutuhkan FIDE, magnet bagi sponsor. Magnus telah membuktikannya di New York 2016, London 2018, dan Dubai 2021.

 

Sementara FIDE, sebagaimana badan olahraga dunia pada umumnya seperti FIFA dan Komite Olimpiade, seringkali dicitrakan secara komikal sebagai lembaga yang korup. Tempat di mana semua yang berbau amis dan mencurigakan bermuara. Bayangkan FIFA, tapi ini versi bujet rendah dan kesulitan memancing sponsor.

 

Presiden FIDE saat ini adalah Arkady Dvorkovich, seorang mantan Deputi Perdana Menteri Rusia, kabinet pertama Dmitry Medvedev. Presiden FIDE sebelumnya, Kirsan Ilyumzhinov, lebih ajaib lagi. Ia memimpin FIDE selama 23 tahun, seperti para pemimpin otoriter di negara-negara dunia ketiga, mengaku pernah diculik alien berseragam kuning, dan percaya sepenuhnya bahwa catur diciptakan oleh makhluk luar angkasa.  

 

Pada Februari 2012, FIDE di bawah kepemimpinan Kirsan menandatangani perjanjian komersial dengan sebuah perusahaan bernama Agon Limited. Perusahaan ini diserahi FIDE kuasa penuh untuk mengelola dan “menjual” Kejuaraan Catur Dunia dan turnamen-turnamen lain yang berada dalam siklusnya–termasuk Turnamen Kandidat dan Grand Prix.

 

Agon adalah perusahaan bau kencur yang didirikan pada awal tahun yang sama oleh Andrew Paulson. Pada bulan Oktober, Andrew menjualnya kepada Ilya Merenzon. "Saya membeli perusahaan dari Andrew seharga satu pon," kata Ilya. Agon kemudian berubah nama menjadi World Chess Limited.

 

Anda mulai mencium sesuatu berbau amis?

 

Pada awal 2014, tersebar sebuah dokumen yang mengindikasikan bahwa Andrew hanyalah wayang dan dalang utama di balik Agon adalah Kirsan sendiri. Siapa lagi?

 

"Andrew mengatakan kepada saya, setidaknya dalam dua kesempatan, bahwa Kirsan adalah pemegang saham mayoritas," kata Malcolm Pein, Direktur London Chess Classic, dalam sebuah artikel di Chess.com.

 

Bukan hanya Malcolm, Nigel Short, penantang Gary Kasparov pada Kejuaraan Dunia 1993 dan saat ini menjabat Wakil Presiden FIDE, dalam sebuah artikel New In Chess juga menegaskan hal yang sama. 

 

Sebagai tanggapan, pihak FIDE menyatakan bahwa kontrak yang dimaksud adalah sebuah draf dokumen. Pada September 2015, Komisi Etik FIDE pada mengetok palu dan menyatakan tidak ada pelanggaran yang dilakukan Kirsan.

 

Cukup dengan sejarah yang amis. Kita kembali ke 2022. Pada 18 Juli, Chess24.com menerbitkan artikel “Hil yang Mustahal Magnus Carlsen Akan Bermain Tanpa Perubahan Format yang Drastis”. Chess24 mengutip dua sumber anonim yang dekat dengan Magnus, keduanya menyebut Magnus menginginkan perubahan format kompetisi. Karena format saat ini sangat kering dan membosankan bagi Magnus, apalagi bagi penonton kebanyakan.

 

Tapi yang menarik dari artikel itu adalah pernyataan Direktur Umum FIDE, Emil Sutovsky, yang menganulir pernyataannya sebelumnya. Emil menyebut ada kesalahpahaman dan mengatakan bahwa FIDE tidak pernah memberikan deadline atau ultimatum kepada Magnus. "Maksud kami bukan Magnus harus membuat keputusan sebelum 20 Juli," katanya.

 

"FIDE tidak mendesak Magnus. Kami lebih suka berdiskusi, atau menunggu jika perlu, selama itu mengarah agar ia bermain.” 

 

FIDE tidak perlu mendesak Magnus. Magnus tahu kapan harus menjatuhkan bom atom sesuai maunya. Tepat pada 20 Juli, di Hari Catur Internasional, ketika ia berada di Zagreb untuk bertanding di SuperUnited Rapid & Blitz Croatia, Unibet merilis podcast yang berisi pernyataan resmi Magnus: ia tak akan mempertahan gelarnya pada Kejuaraan Dunia Catur 2023. 

 

“Saya hanya mencoba melakukan hal yang benar, percaya pada proses dan berusaha menikmatinya,” kata Magnus. 

 

“Terus terang saya jadi bersemangat lagi seperti di tahun 2011, 2012, awal tahun 2013, di mana saya selalu berusaha menjadi lebih baik, melakukan hal yang benar, ikut turnamen, menjadi yang terbaik di dunia ... tanpa peduli Kejuaraan Dunia!"

 

Itulah berita terbesar tahun ini di komunitas pecinta catur dunia. Yang akan bertarung dalam kejuaraan berikutnya adalah Ian Nepomniatchi dari Rusia dan Ding Liren dari China. Tapi sepertinya tidak banyak yang peduli. Meski CEO Agon/World Chess, Ilya Merenzon, selalu mengulang-ulang hasil survei YouGov yang menemukan bahwa 600 juta orang dewasa di dunia fana in rutin bermain catur, dan 70 persen populasi dunia pernah bermain catur minimal sekali dalam hidupnya.

 

Berita itu tersebar ekslusif di kalangan penonton catur keras kepala saja, kalah jauh gaungnya dibandingkan, misalnya, berita sepele transfer pemain sepakbola. 

 

FIDE dan World Chess perlu memikirkan cara yang lebih baik agar permainan bergengsi ini digemari dan dipelototi banyak orang. Salah satu cara penting adalah menghindari cara norak seperti yang dipertontonkan Ilya dan Word Chess dalam video berjudul “Ilya Merenzon Mengungkapkan Angka Tak Pernah Bohong: Catur Bisa Membuatmu Pintar dan Kaya”.

 

Penelitian YouGov memang menunjukkan demografi pemain catur di 5 negara adalah mereka yang berpendidikan tinggi, dan 40 hingga 100 persen lebih memungkinkan untuk membeli barang mewah. Itu bukan berarti catur bisa membuat orang jadi pintar dan kaya.

 

Catur mendapatkan momentum yang baik ketika pandemi terjadi. Semua orang terkurung di rumah masing-masing dan catur, sebagaimana game lain, adalah sarana tepat untuk mengisi waktu luang. Pengguna chess.com melonjak pada 2020 dan 2021, meski mereka tak pernah merilis angka resminya. Sinetron tentang pemain catur, The Queen’s Gambit, mendulang sukses besar. Para streamer catur di Twitch dan YouTube kebanjiran penonton, bahkan Hikaru Nakamura, salah satu peserta Turnamen Kandidat, berhasil mengumpulkan 1,4 juta subscriber di YouTube.

 

Kini pandemi berakhir, momentum itu hilang, tapi cara-cara kreatif Hikaru dan para streamer catur bisa ditiru dan dimodifikasi.

 

Dua hari setelah pengumuman resmi Magnus, World Chess merilis penelitian terbaru YouGov bertajuk Chess Awareness Barometer. Hasilnya tidak mengejutkan, hanya 7 persen orang yang tahu Magnus Carlsen adalah Juara Dunia, dan hanya 6 persen yang tahu Magnus berasal dari Norwegia. 

 

[TAMPILIN DATA INI: https://chessarena.com/community/barometer/]

 

Sebagaimana kemungkinan variasi dalam sebuah pertandingan catur lebih banyak dari atom di seluruh jagat raya ini, pasti ada banyak cara untuk menjual turnamen catur. FIDE hanya perlu berusaha lebih keras lagi.  

 

Sebagai hidangan penutup, berikut ini beberapa rekomendasi yang bisa dijalankan FIDE agar Kejuaraan Catur Dunia lebih menarik bagi umat manusia seperti Piala Dunia sepakbola–dan karena itu akan menarik bagi sponsor pula. Rekomendasi ini tentu saja tidak bersifat mengikat dan memaksa.

 

  1. Perubahan format. Bikin simpel! Daripada 12 pertandingan dengan minimal waktu 120 menit, lebih baik bikin 120 pertandingan dengan waktu maksimal 12 menit saja. Gelar di saat akhir pekan. Jangan di hari kerja.
  2. Kombinasi Catur-Tinju. Salah satu alasan mengapa catur dianggap membosankan adalah karena minimnya aktivitas badaniah. Setelah masing-masing pemain melangkah, mereka harus bertinju selama 5 menit. Begitu seterusnya. Permainan intinya tetap catur, pemenangnya tetap yang bisa skak mat atau menang waktu, bukan yang bisa meng-KO.
  3. Catur Pusing. Sehabis melangkah, pemain harus bergerak memutar seperti tari sufi minimal sepuluh putaran.
  4. Catur Karaoke. Setiap giliran pemain lawan berpikir untuk melangkah, seorang pemain harus bernyanyi.
  5. Catur Squid Game. Pemain yang kalah waktu atau kena skak mat akan ditembak boneka alien raksasa berseragam kuning.