Mankind's God

Mankind’s God

Material: 

2 buah pulpen Snowman

Kertas 210x142 milimeter

Konsep karya:

Ilustrasi ini adalah satu dari rangkaian cerita science fiction thriller yang sedang saya garap secara pribadi di instagram. Metatron yang berasal dari nama malaikat yang bertugas untuk menjaga pemisah antar dunia telah bangkit dan melihat dengan bola matanya yang tajam ke arah manusia-manusia yang bingung. Lahir dari keinginan duniawi untuk mencapai angan-angan terlalu tinggi, dewa ini datang untuk mengubah dunia sesuai keinginan kolektif manusia yang paling dalam dan lampau. Singkat cerita, ia adalah dewa sekaligus malaikat yang tercapai setelah penggabungan teknologi, dunia maya, dunia supernatural, dan arwah-arwah manusia. 

Metatron lahir dari sebuah konsep yang saya ambil setelah menonton Neon Genesis Evangelion. Karakter Metatron ini muncul sebagai representasi dari egoisme dan keserakahan manusia yang tidak akan pernah bisa dihentikan. Penciptaannya berawal dari sebuah pertanyaan, “Jika manusia tahu bahwa setiap tindakannya tidak memiliki konsekuensi serius, apakah ia akan tetap menjadi orang baik?” Maka dari itu, penciptaan karakter Metatron ini bukanlah untuk mengabulkan keinginan yang kecil, tetapi untuk “mencabut” rasa takut manusia untuk mengambil konsekuensi; mencabut pilar-pilar moral kemanusiaan. Jika arah moral kita hilang, bisakah kita benar-benar melakukan tindakan yang merugikan atau mematikan?

Dalam banyak hal, karakter ini adalah sebuah refleksi dari fenomena ‘ledakan’ pasca-pandemi. Titik jenuh manusia telah memuncak hingga kemudian terjadi ‘balas dendam’ yang menyebabkan para manusia berbondong-bondong kembali melakukan aktivitasnya dengan serakah. Berita akan perang di Eropa, kehancuran alam yang seakan semakin tak bisa dihentikan, hingga krisis energi dan pangan, hanyalah suatu tanda-tanda dari keadaan dunia yang semakin parah. 

Mungkin penulis hanya bisa terkejut-kejut melihat perubahan dahsyat yang terjadi hanya dalam 3 tahun ini. Namun, kisah manusia yang ingin terus berkembang dan terus menghancurkan tanpa harus mempedulikan konsekuensinya, adalah sebuah kisah lama. Hanya saja, kisah itu semakin terlihat dengan jelas akibat pandemi. Kejelekan dan kebobrokan yang selama ini kita percayai sebagai jati diri dari kemajuan hanyalah jargon belaka. Di masa yang semakin membingungkan ini, kita hanya bisa berharap agar Metatron hanya hadir sebatas dalam kisah fiksi.