Sebagai pendengar kasual kpop sejak generasi kedua, ada beberapa hal yang menarik perhatian. Pertama, semakin banyak idol dibawah umur yang debut—uhuk, NewJeans, IVE, NMIXX, P1Harmony, dan yang sebentar lagi debut, Babymonster— dan kedua, semakin banyak idol laki-laki yang tingginya di atas 178 cm dan idol perempuan yang tingginya hampir 170 cm.
Idol perempuan paling tinggi di gen 3: Sowon 173 cm (GFRIEND)
Idol perempuan paling pendek di gen 3: Luda 156 cm (Cosmic Girls)
Idol perempuan paling tinggi di gen 4: Aisha 174,3 cm (Everglow)
Idol perempuan paling pendek di gen 4: Yeo Jin 148 cm (LOONA)
Idol laki-laki paling tinggi di gen 3: Woo Seok 191 cm (PENTAGON)
Idol laki-laki paling pendek di gen 3: Woozi 164 cm (SEVENTEEN)
Idol laki-laki paling tinggi di gen 4: Jung Hyun 195 cm (2Z)
Idol laki-laki paling pendek di gen 4: Kevin 165 cm (OMEGA X)
Berbekal rasa penasaran, saya menghitung rata-rata tinggi idol perempuan dan laki-laki dari generasi ketiga (debut tahun 2012-2016) dan keempat (debut tahun 2018-sekarang). Data diambil dari 13 grup idol perempuan generasi ketiga dan keempat dan 14 idol laki-laki generasi yang sama.
Tinggi Idol Kpop
Rata-rata tinggi idol perempuan naik 4 cm, sementara idol laki-laki malah turun 5 cm. Meski begitu, rata-rata keduanya tinggi, bahkan untuk standar Asia. Sebagai gambaran, rata-rata tinggi perempuan Indonesia adalah 154,4 cm, sedangkan rata-rata tinggi laki-laki 166,3 cm. Negara tetangga seperti Malaysia rata-rata tinggi perempuan 157 cm, sedangkan laki-laki 169,2 cm. Semakin ke utara, tinggi rata-rata laki-laki dan perempuan cenderung naik—Thailand rata-rata tinggi perempuan 159,4 cm dan laki-laki 171,6 cm, dan Taiwan rata-rata tinggi perempuan 160,7 dan laki-laki 173,5 cm.
“Tapi Ann, bukannya sampel grup idol yang dipakai di sini nggak representatif? Soalnya idol cuma segelintir manusia terpilih dengan fisik di atas rata-rata.”
Saya juga awalnya berpikir begitu. Tapi setelah saya melihat statistik rata-rata tinggi Korea Selatan (Korsel), ternyata… Tinggi idol tidak beda jauh dengan rata-rata nasional Korsel. Tinggi rata-rata laki-laki 175,5 cm sedangkan perempuan 163,2 cm. Sejauh ini Korsel merupakan negara tertinggi di seluruh kontingen Asia. Tapi percaya tidak kalau Korsel adalah negara dengan pertumbuhan paling cepat dan tinggi selama satu abad terakhir?
Penelitian tentang tinggi manusia menunjukkan ada dua faktor penentu tinggi badan. Genetik memainkan peran yang paling besar, 60-80% dan sisanya adalah faktor nutrisi dan lingkungan. Faktor genetik tidak hanya soal tinggi orangtua, tapi juga faktor penyakit yang bisa mempengaruhi tinggi seperti achondroplasia alias dwarfisme. Studi Silventoinen, dkk (2003) terhadap kembar di 8 negara Eropa menunjukkan faktor genetik tidak berpengaruh banyak ke tinggi badan ketika dewasa. Sementara studi Jelenkovic, dkk (2016) terhadap 45 pasangan kembar juga menunjukkan faktor lingkungan dan nutrisi punya peran paling penting dalam pertumbuhan, terutama di usia kritis pertumbuhan (>1 tahun).
Namun bagi kebanyakan orang, faktor nutrisi dan lingkungan kemungkinan punya peran yang lebih besar. Orang-orang yang punya saudara banyak kemungkinan punya tinggi yang lebih pendek dibanding mereka yang anak tunggal atau punya saudara sedikit. Kelas sosio-ekonomi punya andil juga—keluarga kelas menengah yang melek nutrisi dan jauh dari sumber polusi biasanya lebih tinggi dari mereka yang punya kondisi kebalikannya.
Dalam kasus Korea Selatan, penyebab menjulangnya tinggi badan berasal dari pertumbuhan ekonomi. Selama 1910 dan 1945, Korea dianeksasi oleh Kekaisaran Jepang. Selama masa pendudukan itu, Jepang menginvestasikan uang dan teknologi serta mendorong industrialisasi. Pada masa 1930-1940, perekonomian Korea sempat membaik yang kemudian berefek pada pertumbuhan tinggi rata-rata.
Tinggi rata-rata laki Korea 1910: 161,65 cm
Tinggi rata-rata perempuan Korea 1910: 145,98 cm
Tinggi rata-rata laki-laki Korea 1940: 166,47 cm
Tinggi rata-rata perempuan Korea 1940: 158 cm
Tinggi rata-rata laki-laki Korsel 1970: 172,26 cm
Tinggi rata-rata perempuan Korsel 1970: 159,72 cm
Tinggi rata-rata laki-laki Korsel 2023: 175,5 cm
Tinggi rata-rata perempuan Korsel 2023: 163,2 cm
Sumber: Human Height - Our World in Data
Tapi pertumbuhan tinggi justru paling terlihat di tahun 1960 setelah perang Korea kedua. Perdana Menteri Chang Myon mengimplementasikan peraturan ekonomi kapitalistis yang didukung oleh negara dan kerjasama ekonomi dengan mantan penjajah, Jepang. Setahun setelahnya, pemerintahan Chang Myon dilengserkan oleh Jenderal Park Chung-hee. Junta ini menerbitkan Rencana Pembangunan 5 tahun (1962-1966) pertama yang berfokus pada industri agrikultur, energi, dan pertambangan. Setelah junta tumbang pun pertumbuhan ekonomi terus berjalan.
Boom ekonomi punya peran penting dalam perubahan pola konsumsi. Data gizi Korsel menunjukkan masyarakat memakan lebih banyak karbohidrat, lemak, dan protein dibanding masa pre-perang saudara Korea kedua. Konsumsi protein nabati memang turun, tapi protein hewani terus naik, terlihat dari pola konsumsi keluarga kelas menengah dan anak-anak muda. Tren ini diikuti dengan menurunnya konsumsi karbohidrat, kemungkinan karena tren diet rendah karbohidrat tinggi protein sedang naik daun karena dipercaya lebih sehat. Naiknya konsumsi protein hewani dari usia 1-9 tahun juga berkorelasi positif dengan tinggi, berat badan, dan BMI yang lebih tinggi.
[LOOKISM]
Rata-rata tinggi Korsel diprediksikan akan terus naik. Tapi bukan hanya karena nutrisi yang membaik, tapi karena tingginya tuntutan untuk badan tinggi semakin menanjak. Di tahun 2009, seorang mahasiswi viral karena komentarnya di acara TV. Ia mengatakan laki-laki di bawah 180 cm adalah pecundang. Komentar ini tak hanya membuat laki-laki satu negara geger, tapi juga meluncurkan diskursus soal praktek diskriminasi berdasarkan penampilan dan tinggi. Obsesi ini begitu tinggi sampai-sampai orangtua rela menggelontorkan uang untuk suplemen dan terapi tinggi badan anak.
Dengan semakin ‘tumbuh ke atasnya’ masyarakat Korsel, bukan tidak mungkin mereka akan bisa mengejar tinggi orang-orang Eropa. !