Menutup 2023: Yang Lama Ditinggalkan, Yang Baru Disayang

Bagaimana 2023 kalian?

Bagi tim Jurno, tahun 2023 merupakan tahun yang panjang. Ada banyak tantangan yang harus dilewati dan untungnya mayoritasnya bisa diselesaikan. Sisanya? Biar 2024 yang menyelesaikan. Seperti artikel penutup 2023 ini, yang harusnya selesai sebelum kalender beralih ke tahun baru, tapi malah diselesaikannya di hari kedua 2024. 

Bagi tim redaksi, tantangan terbesar dalam tahun ini adalah merapikan sistem kerja redaksi. Selain itu, mencari dan menegakkan kembali ciri khas artikel-artikel Jurno. Di awal berdirinya Jurno, mayoritas artikel banyak membahas soal fenomena sosial, diikuti kebudayaan populer, lalu soal teknologi. Dari segi topik, sebenarnya tidak berbeda banyak dengan artikel-artikel sekarang. Namun dari segi penyampaian—data, grafis, dan user experience pada umumnya—terasa berbeda. 

Oleh karena itu, kami memutuskan untuk mengambil langkah yang cukup ekstrim. Mulai saat ini, kami tidak lagi membuka ajakan kontribusi untuk umum. Redaksi kami yang kecil ternyata tidak cukup menangani jumlah artikel yang mendarat di kotak masuk redaksi tiap bulannya. Sebagai gambaran, sebulan kami bisa menerima 100+ surel dari kontributor. Kami berusaha untuk membaca dan membalas semua surel yang masuk. Tapi ada saja yang tertinggal yang tentunya memunculkan perasaan bersalah.  

[grafis soal top 5 artikel jurno tahun 2023, tapi tambah total artikel yang diterbitin jurno ada 260 artikel selama tahun 2023]

Tentu, ini bukan keputusan yang mudah. Sejak awal pendiriannya, Jurno sudah menerima tulisan dari kontributor luar. Awalnya, sistemnya adalah penulis harus mengirimkan outline tulisan ke email redaksi (yang belakangnya masih @google.com itu). Kalau idenya disetujui oleh redaksi, penulis bisa mengembangkan tulisannya menjadi tulisan yang utuh. Sistem seperti ini sekilas terlihat menghemat banyak waktu dan tenaga di sisi penulis dan editor. Tapi sayangnya tidak juga; orang yang bisa menulis outline dengan baik belum tentu hasil akhir tulisannya akan seperti itu. Sistem ini juga membuat kami kesulitan mencari tulisan-tulisan baru.

Berangkat dari situ, kami memilih untuk membuka keran kontribusi ke publik. Semua orang bisa mengirimkan tulisan. Tulisan yang menurut kami menarik dan sesuai dengan standar akan diedit dan diterbitkan di situs kami. Diiming-imingi artikel 400 ribu rupiah kalau terbit, siapa yang tidak mau? 

Tapi jadinya kualitas tulisan yang masuk lumayan bervariasi. Ada yang topiknya menarik, tapi sayangnya kualitas tulisannya belum masuk standar, ada juga kebalikannya. Namun, satu hal yang pasti, kami belajar banyak dari artikel-artikel yang kalian kirimkan. Sayangnya, kami tidak punya cukup tenaga untuk mengkurasi artikel-artikel yang masuk. 

Untuk saat ini sampai ke beberapa waktu ke depan, kami tidak lagi menerima tulisan di [email protected]

Sampai jumpa di lain kesempatan!