Motor

Material: 

Kertas A5

Drawing pen Simbalion no. 0.5 dan no. 1.0.

Karya ini saya buat di parkiran IRTI Monas (kesalahan menulis judul di gambarnya karena saat itu lupa nama parkirannya), jam 12 siang, sebelum meliput demo buruh 21 Mei 2022 di Patung Kuda. Saya masih ingat hari itu cerah cenderung terik (ya, karena saat itu jam 12 siang), sambil menunggu teman lain yang akan menemani saya meliput., Pencahayaan saat itu juga bagus, duduklah saya di batas trotoar pinggir jalan di parkiran dan mulai menggambar motor ini. Saya selalu membawa sketchbook ukuran A5 dan drawing pen Simbalion no. 0,5 dan no. 1,0 kemanapun saya pergi. Selain karena hobi, saya tahu, beberapa momen akan lebih berkesan jika diabadikan lewat gambar. Setiap goresannya berharga, setiap garisnya punya cerita. Perasaan dan ingatan pelukisnya melekat, hidup, dan abadi dalam sebuah karya. Bagi saya, semua gambar yang dibuat memiliki arti personal. Ya, seperti buku diary gitu. Bedanya, cerita yang dibuat dalam bentuk gambar, bukan tulisan. 

Seperti setiap gambar yang saya buat, motor ini juga hidup. memiliki peran penting dalam perjalanan hidup saya. Motor trail bermesin Binter 200cc ini selalu menemani saya kemanapun; ke kampus, keliling Jawa, meliput demo di Jakarta. Kendaraan tahan banting (macam yang punya), dari macetnya Ibukota, sampai kelak-kelok menghindari truk di Pantura. Dari panas gersang Semarang, sampai dinginnya hujan Wonogiri. Sampai saat ini, setiap melihat gambar yang saya buat, saya masih bisa ingat perasaan yang saya rasakan saat menggambar sketsa ini. Rasa sejuk dari angin yang berhembus, rasa tidak nyaman karena kepanasan dan berkeringat, sedikit jengkel karena harus menunggu cukup lama, tapi juga menikmati setiap arsiran yang saya buat di gambar ini.