Muhammad Al Julani: Pimpinan Besar Revolusi Syria

Abu Mohammad Al-Julani: Sosok Kontroversial di Tengah Konflik Suriah

TL;DR:

  1. Al Julani dan Hay’at Tahrir Al-Sham (HTS): Pemenang Perang Sipil Suriah di Dunia Nyata dan Dunia Maya.

  2. Manufaktur Narasi Al-Julani: Penggambaran sosok Al-Julani yang diobral oleh media massa ‘Barat’ dan analisis kritis pembalakan masa lalunya untuk menonjolkan nama baik.

  3. Suria dan Turki: Peran dan tujuan Turki sebagai tetangga yang menjadi ‘Support System’ utama HTS dari awal hingga saat ini.

  4. Al Julani Terlahir Kembali: Melihat dengan pikiran terbuka tujuan akhir renovasi ‘Brand’ HTS sebagai legitimator dan stabilisator Suriah menggunakan kacamata kritis.

  5. Abu Mohammad al-Julani sukses memimpin Hay’at Tahrir al-Sham (HTS) di Suriah, dengan strategi rebranding dan adaptasi.

  6. Media Barat memainkan peran besar dalam mengubah citra HTS, dari kelompok teroris menjadi organisasi dengan tata kelola.

  7. Turki mendukung HTS sebagai penyangga strategis melawan rezim Assad dan ambisi Kurdi di perbatasan.

 

Siapa Abu Mohammad Al-Julani?

Abu Mohammad al-Julani, atau dikenal juga sebagai Abu Mohammad al Julani, merupakan salah satu tokoh sentral dalam konflik Suriah. Namanya mulai mencuat ketika ia memimpin Front Al-Nusra, cabang Al-Qaeda di Suriah. Lahir pada tahun 1981 sebagai Ahmad Hussein al-Shara, perjalanan kariernya penuh kontroversi, mulai dari keterlibatannya dengan Al-Qaeda di Irak hingga transformasinya menjadi pemimpin kelompok Hay’at Tahrir al-Sham (HTS).

Namun, siapa sebenarnya sosok Abu Mohammad al-Julani ini? Bagaimana ia mampu merebut perhatian dunia? Artikel ini akan mengulas kisahnya secara mendalam, termasuk perannya dalam konflik Suriah, rebranding HTS, hingga hubungannya dengan kekuatan regional seperti Turki.

Transformasi Muhammad Al Julani

Dari Jihadis ke Pemimpin Nasionalis

Muhammad al Julani dikenal sebagai ahli strategi yang pandai beradaptasi. Dalam wawancara eksklusif dengan PBS Frontline pada 2021, ia berusaha memposisikan dirinya sebagai pemimpin nasionalis yang fokus pada masa depan Suriah. Narasi ini kembali ia tekankan dalam wawancara bersama CNN pada 2024, di mana ia berbicara mengenai pentingnya institusionalisasi dan integrasi sosial untuk membangun Suriah baru.

Strategi rebranding ini bertujuan untuk mengubah citra HTS dari kelompok ekstremis menjadi organisasi yang berfokus pada tata kelola wilayah. HTS bahkan diklaim telah menyediakan layanan publik, termasuk pendidikan dan pengadilan lokal, di wilayah Idlib. Namun, banyak pihak yang skeptis terhadap perubahan ini, mengingat sejarah panjang kekerasan dan afiliasi HTS dengan Al-Qaeda.

Menguasai Kekacauan di Suriah

Salah satu alasan kesuksesan Muhammad al Julani adalah kemampuannya memanfaatkan kekacauan di kalangan oposisi Suriah. Dengan banyaknya faksi yang kurang bersatu, HTS berhasil mengisi kekosongan kekuasaan di wilayah Idlib. Di bawah kepemimpinannya, HTS mampu menyerap atau menyingkirkan kelompok saingan, memberikan stabilitas di tengah konflik.

Idlib, wilayah yang menjadi basis utama HTS, memiliki posisi strategis dalam perang saudara Suriah. Keberhasilan mereka menguasai daerah ini menjadikan HTS sebagai pemain penting dalam masa depan politik Suriah. Operasi militer yang mereka lakukan, seperti serangan blitzkrieg ke wilayah Aleppo, Homs, dan Hama, semakin memperkuat posisi mereka.

Peran Media dan Geopolitik

Media Barat dan Reframing Al-Julani

Peran media dalam membentuk citra Abu Mohammad al Julani tidak bisa diabaikan. Media Barat, seperti BBC dan CNN, secara bertahap melunakkan penggambaran mereka terhadap HTS. Laporan yang menyoroti peran HTS dalam mengelola Idlib dan melawan rezim Bashar al-Assad membantu membangun narasi bahwa HTS adalah kekuatan pragmatis di tengah konflik.

Namun, tidak semua narasi media bersifat positif. Banyak pihak yang tetap mengkritik taktik otoriter HTS dan akar ekstremisme mereka. Meski begitu, tren keseluruhannya menunjukkan adanya upaya reframing yang disengaja untuk mendukung kepentingan geopolitik tertentu, seperti menyeimbangkan kekuatan antara Rusia dan Iran di Suriah.

Hubungan dengan Turki

Turki memainkan peran besar dalam kebangkitan HTS. Sebagai negara yang memiliki kepentingan strategis di Suriah, Turki mendukung HTS untuk menjaga stabilitas di Idlib sekaligus membendung ambisi Kurdi di perbatasannya. Dukungan logistik dan zona aman yang diciptakan Turki memungkinkan HTS untuk mengonsolidasikan kekuasaan mereka.

Namun, hubungan ini juga menimbulkan kontroversi. Kritik dari Iran dan Rusia menyebut bahwa dukungan Turki terhadap HTS merusak stabilitas regional. Meski demikian, bagi Ankara, mendukung HTS adalah langkah strategis untuk memastikan kepentingan mereka terlindungi di masa depan.

Masjid Agung Aleppo dan Jejak Sejarah

Selain konflik militer, HTS juga terlibat dalam upaya melestarikan warisan budaya Suriah, termasuk Masjid Agung Aleppo. Masjid ini, yang menjadi salah satu ikon kota Aleppo, telah mengalami kerusakan parah akibat perang. Upaya restorasi yang dilakukan HTS di wilayah ini sering digunakan untuk membangun citra positif mereka di mata internasional.

Namun, bagi banyak pihak, langkah ini dianggap sebagai taktik politik untuk mendapatkan legitimasi. Apakah tindakan ini murni untuk melestarikan budaya atau hanya strategi rebranding, tetap menjadi perdebatan.

Pertanyaan Tentang Waktu dan Tempat

Banyak yang penasaran, “What time is it in Aleppo Syria?” Pertanyaan sederhana ini mencerminkan perhatian dunia terhadap kota yang menjadi pusat konflik. Aleppo, sebagai salah satu kota tertua di dunia, memiliki nilai sejarah dan strategis yang sangat penting. Konflik yang berkepanjangan di sana telah mengubah wajah kota ini, menjadikannya simbol ketahanan sekaligus kehancuran.

Kesimpulan

Kisah Abu Mohammad al-Julani, atau Muhammad al Julani, adalah cerminan kompleksitas konflik modern. Dari seorang jihadis hingga menjadi pemimpin nasionalis, transformasinya menunjukkan kekuatan narasi dan adaptasi dalam membentuk ulang citra. Namun, apakah perubahan ini akan membawa dampak positif bagi Suriah atau hanya strategi politik semata, masih menjadi tanda tanya besar.

Dengan dukungan regional dari Turki dan narasi media yang terus berkembang, HTS di bawah kepemimpinan Al-Julani tetap menjadi kekuatan yang tidak bisa diabaikan. Bagi pembaca yang penasaran tentang Suriah dan peran HTS di masa depan, pertanyaan “Syria di mana?” dan “What time is it in Aleppo Syria?” adalah awal untuk memahami konflik yang kompleks ini.