Nasib Sedih Anabul di Palestina

Subtitel: Meong, meong, meong

Waktu kucing Pororo hilang, semua netizen di jagat Indonesia turut berduka. Memang, kucing dan anabul-anabul lainnya jadi hewan idaman orang-orang, terutama bagi generasi muda. Hewan yang digadang-gadang dengan julukan “sembilan nyawa”, sayangnya justru memiliki usia hidup yang tak sehebat julukannya. Apalagi,kucing-kucing yang harus menghadapi sengsara, seperti kelaparan. Atau bernaung di bawah todongan meriam layaknya kucing-kucing di Gaza, nyawa mereka di ujung tanduk akibat perang. Tak hanya kucing jalanan, hewan-hewan di kebun binatang sana juga sekarat akibat perang. 

Nasib Miris Hewan-Hewan di Gaza
Hewan-hewan jalanan seperti kucing dan anjing langsung kocar-kacir saat Gaza dihujani bom dari Israel. Meski tak pasti jumlahnya, jumlah hewan di jalanan yang meninggal sudah pasti membludak. Walau hidup terpontang-panting, mereka masih berupaya menyelamatkan kucing dan anjing di jalanan. 

Pada November 2023 lalu, foto dari AI berupa anak-anak Gaza memeluk kucing mereka di reruntuhan bangunan mendadak viral. Namun kenyataannya tidak jauh dari gambar AI itu kok. Buktinya, tiga ekor kucing bernama Simsim, Brownie, dan Liza menjadi sumber keceriaan bagi anak-anak di kamp pengungsi Gaza Selatan.

Bukan saja anak-anak, seorang pria Gaza juga mengabdikan hidupnya untuk merawat kucing-kucing jalanan. Saeed Al Err, mantan pegawai negeri Gaza, kini memelihara 40 ekor anabul di rumahnya. Ia juga mengabadikan penuh waktunya untuk mengawasi penampungan-penampungan anjing dan kucing liar. Sebelumnya, ia juga merawat seekor kuda dan keledai. Sayang beribu sayang, nasib kedua hewan itu meninggal setelah tertusuk serpihan-serpihan senjata Israel. 

Guna mempercepat cara kabur dari Gaza, Saeed menyediakan empat kotak besar yang selalu disiapkan untuk membawa lari kucing-kucingnya. Selain itu, Saeed juga mendirikan Sulala Animal Rescue yang saat ini menampung 400 anjing dan 130 kucing.

Satu misi dengan Saeed, Four Paws, organisasi global untuk kesejahteraan hewan, juga getol melakukan evakuasi untuk hewan-hewan Gaza sejak 2015. Bedanya, Four Paws banyak menyelamatkan kucing-kucing ukuran jumbo alias singa dan kawan-kawan. Sejak awal kedatangannya di tahun 2014, mereka berupaya mendapatkan izin untuk memindahkan singa-singa ke tempat lebih aman seperti Yordania. 

Dr. Amir Khalil dari Four Paws saat ini sedang merawat singa, buaya, dan hyena yang terkapar. Mirisnya nasib buruk hewan-hewan eksotik ini bukan hanya terjadi saat Israel dan Palestina saling menembakkan rudal. Usut punya usut, sudah 16 tahun sejak Israel dan Palestina berperang, perdagangan komersial Gaza diblokir oleh Israel dan Mesir. Akibatnya, ekonomi di Gaza menjadi pincang. Untuk mengisi kekosongan itu, banyak oknum yang melakukan jual beli gelap hewan-hewan eksotik ini. Satu anak singa dibanderol sekitar 3.000 Dollar, setara dengan Rp 47,9 juta.


Cat Cafe Untuk Menghibur Korban Gaza
Perempuan bernama Naema Mabed itu mendirikan Meow Cafe, sebuah kafe kucing di jalur Gaza. Jika hendak ke sini, syaratnya mudah: pengunjung harus menutup alas kaki dengan plastik dan cuci tangan. Supaya kucing-kucingnya tetap bersih!


Motivasi Mabeed mendirikan ini karena kecintaanya pada kucing. Baginya, merawat dan bermain dengan kucing dapat meredakan stres. Ia ingin orang-orang yang dilanda stres akibat perang, setidaknya dapat mendinginkan kepala mereka dengan bermain bersama kucing. 

Psikolog Bahzad Al-Akhras mengamini langkah Mabed. Menurut penelitiannya, kafe kucing ini berpotensi jadi tempat terapi bagi mereka yang terkena dampak perang. Harga yang harus dibayarkan untuk menikmati kafe ini juga tak bikin tambah stres, kok. Hanya sekitar $1,30 per setengah jam atau Rp 15 ribuan per setengah jam.

Meski sekarang diapresiasi, mulanya perjalanan Mabed mendirikan kafe ini tak semudah membalikkan telapak tangan. Tak hanya tantangan finansial, tapi banyak pula masyarakat yang aslinya heran, mengapa ada orang yang repot-repot membangun kafe kucing di tengah perang?

Namun para pecinta kucing di Gaza antusias meramaikan kafe itu. Makin ke sini, dilihat-lihat ternyata kafe itu lebih banyak membawa manfaat. Apalagi banyak orang yang telah kehilangan hewan peliharaan mereka, maka kafe ini hadir untuk mengobati kehilangan mereka. Paling tidak, ini solusi yang bisa dijangkau untuk mengobati stress bukan?

Nasib hewan di Gaza, kucing jalanan Gaza, Saeed Al Err Gaza, Sulala Animal Rescue Gaza, evakuasi hewan Four Paws, Meow Cafe Gaza, kafe kucing Gaza, Naema Mabed Gaza