NewJeans: Masa Depan adalah Tahun 2000
Pada awal tahun ini, NewJeans merilis single album berjudul OMG. Album single ini berisi dua lagu, OMG sebagai single utama dan Ditto. Sebagai orang yang tidak tahu apa-apa soal K-pop, ini adalah impresi saya ketika menikmati single album ini.
Secara keseluruhan, dari semua medium artistik yang dikeluarkan untuk menemani OMG (dari gaya ilustrasi, pemilihan gradasi warna dan pengarahan artistik video klip, hingga musik) baik Ditto dan OMG segera mengingatkan pemirsanya kepada era akhir 90-an dan awal milenium.
Pemilihan konsep ‘film sekolahan Jepang era 2000-an’ saya kira adalah strategi yang jitu: pertama, ia tampak keren bagi pendengar yang mungkin belum lahir di awal 2000. Kedua, ia berhasil menggaet mereka yang sudah tua dan kangen dengan budaya pop era 2000-an. Dengan ruang liminal, seperti koridor dan aula sekolah atau rumah sakit jiwa, video klip dan konsep foto berhasil membawa tempat-tempat yang familier berubah menjadi tempat yang tidak dikenali. Ditambah lagi dengan gaya hybrid antara real footage dan found footage. Sentuhan-sentuhan khas suasana film-film Jepang era awal 2000 seperti Battle Royale, Pulse, atau Noroi: The Curse.
Dari sisi musik, hentakkan musik OMG dan terutama Ditto terdengar lebih tenang, cenderung lofi, meski dalam tempo yang tinggi (Ditto bertempo 134 BPM, OMG 127 BPM) dengan birama 8/4. Ini membuat dua lagu mereka terdengar energik dan menenangkan dalam sekali dengar. Ciri-ciri musik yang bisa kita temui lagi-lagi di era 90-an melalui musik-musik Baltimore Club (Bmore), dan NewJeans juga menambahkan drum break yang amat kita kenali.
Mereka mengolah semua bahan dan referensi itu ke dalam bentuk musik yang kelihatannya tidak ngotot mengejar kebaruan, tetapi lebih mengejar tercapainya estetika dalam konsep album mereka. Dan saya kira, eksperimen ini berhasil? Terutama ketika kebanyakan lagu-lagu K-pop (setidaknya dari yang pernah saya dengar) lebih banyak yang berhaluan EDM yang menggebu-gebu.
Kedua lagu ini terdengar lebih didesain dengan hati-hati, artinya mereka mempertimbangkan aspek-aspek artistik sesuai tujuan mereka, dan karena itu dua lagu di single album OMG terdengar lebih kalem ketimbang single Hype Boy yang meski dalam formula yang sama, terdengar lebih nge-beat. Saya tidak tahu bagaimana tanggapan teman-teman pecinta K-pop, tetapi jika dilihat secara statistik sepertinya desain musik NewJeans ini diterima dengan baik. Dalam sebulan, video klip lagu Ditto sudah diputar sebanyak 23 juta kali.
Jika mengambil pembulatan 30 hari per bulan, artinya kurang lebih 1,3 juta orang mendengarkan Ditto per hari.
Saat menyaksikan pertama kali video musik single OMG, saya langsung suka. Video musik ini dikemas dengan begitu niat—seperti yang sudah saya ungkapkan di awal tadi. Kamera menampilkan para personel NewJeans sebagai pasien rumah sakit jiwa yang berhalusinasi dan larut dengan dunianya sendiri. Para personel NewJeans duduk melingkar dalam satu meja. Aktor Kim Joo-heon yang berperan sebagai dokter memberi waktu kepada pasien untuk membagi apa yang tengah para pasien pikirkan. Hanni, salah satu pasien menerangkan bahwa dirinya adalah iPhone yang sebisa mungkin hidup demi melayani para penggunanya.
Setelah menyaksikan adegan ini, saya jadi berpikir. Jangan-jangan hidup manusia seperti iPhone yang hidup hanya untuk menyenangkan dan melayani orang lain–sampai kita sendiri lupa melayani diri sendiri. Mungkinkah melalui video musik ini NewJeans mengkritik dunia modern yang membuat manusia menjadi robot-robot bernyawa? Hihihi. Saya jadi geli sendiri.
Setelah lagu dimulai, akhirnya kita tahu bahwa mereka menjadi ‘gila’ lantaran jatuh cinta kepada seorang pria. Suara synthesizer menjadi pintu masuk lagu ini. Menurut saya, tak ada yang spesial dari synthesizer di lagu ini–malah terkesan nanggung. Jika dibandingkan dengan lagu lain, Getting Older milik Billie Eilish lebih pas porsinya.
Lagu ini terselamatkan karena nuansa hip hop dan R&B saat vokal masuk hingga ujung lagu. Ditambah lagi, bagian reff sangat easy listening karena kehadiran musik trap di bagian tersebut. "Oh my oh my God/ I knew this would happen/ I was really/ hoping that he will come through,” lirik tersebut berputar-berputar di kepala saya.
Saya kira itulah yang disasar oleh produser lagu Ditto dan OMG, mereka hendak menciptakan earworm. Desain synth dan nada vokal di dalam lagu ini seperti kutu yang segera bersarang di dalam pikiranmu, sehingga kamu tiba-tiba bisa saja menyanyikan atau memikirkan sepotong elemen dalam lagu-lagu mereka saat kamu sesungguhnya tidak berada dalam situasi yang cocok untuk dansa-dansi, seperti sedang naik motor atau membetulkan genteng yang bocor, misalnya.
NewJeans Mendefinisikan-ulang K-pop?
Setelah membaca-baca beragam berita terkait NewJeans, dan bagaimana persepsi publik mengenai mereka, kelihatannya menuju puncak ketenaran bukanlah pepesan kosong. Grup ini memulai debut dengan meluncurkan single Attention pada Juli tahun lalu. NewJeans dikenal banyak orang bagai membalik telapak tangan.
Tak lama berselang, mereka merilis mini album debut dengan judul NewJeans pada 1 Agustus 2022. Mini album tersebut berisikan empat lagu yakni Attention, Hype Boy, Cookie dan Hurt. Hadirnya mini album tersebut mendapat banyak sorotan hingga menduduki tangga lagu musik di Korea Selatan.
Tak sekadar sorotan, NewJeans mengukir prestasi memukau dengan menjadi satu-satunya grup generasi ke 4 yang memiliki 10 juta pendengar berkat mini album tersebut. Pencapaian itu menjadikan NewJeans kini grup pertama dan satu-satunya dari generasi ke-4 yang berhasil meraih rekor tersebut.
NewJeans pun berhasil membawa pulang Performance of the Year dan Best New Artist di 2022, di Asia Artist Awards. Mereka juga memenangkan Top 10 Artist dan Artis Baru Tahun Ini di Melon Music Awards 2022.
Kini pertanyaan muncul. Kenapa sih NewJeans segitu dapat tempatnya di industri musik? Bukannya dengan adanya girl group senior yang masih eksis?
Saya akan berikan jawaban yang sok tahu.
Seperti sudah saya kemukakan di awal, NewJeans sebagai sebuah produk adalah produk yang well-crafted. Kamu mungkin segera merasakan bagaimana mastering lagu-lagu mereka membuat vokal mereka terdengar menonjol dan sangat indah. NewJeans tidak cuma dirancang untuk mencuri spot popularitas dengan satu atau dua hits, ia dirancang untuk melakoni suatu konsep yang di dalamnya, selain musik juga ada storytelling, gaya, dan sound design yang berjalan dalam suatu benang merah. Penggemar musik pasti tak asing dengan album konseptual misalnya Dark Side of the Moon dari Pink Floyd atau Balada Joni & Susi dari Melancholic Bitch (sekarang bernama Majelis Lidah Berduri). Bedanya, NewJeans membungkus album konseptual dalam beragam medium dengan mengandalkan platform-platform media sosial.
Apa yang kita dapat sebagai pendengar setelah menyaksikan performa dari keseluruhan produk NewJeans? Bahkan bagi kamu yang tidak bisa berbahasa Korea, kamu segera mendapat serangan emosi: sesuatu yang sentimentil, melankolis, dan beberapa nada dibuat untuk terdengar ganjil—namun itu bikin lagunya semakin spicy. Ada banyak produk bertema ‘nostalgia’ hari ini, tetapi tidak semua berhasil mengolah dan berakhir menjadi medioker. NewJeans termasuk yang sanggup mempresentasikannya dengan sangat baik.
Kehadiran mereka yang terkesan santai dan ceria yang memrepresentasikan semangat zaman hari ini. Dengan kata lain, mereka sudah benar-benar menyiapkan diri untuk menjadi idola baru di industri musik dunia bahkan sebelum mereka memulai proyek ini.
Hal-hal yang saya tuliskan di atas memberi kesan pembeda dengan girl group lain. Pilihan gaya yang casual seperti dandanan keseharian juga adalah bagian dari cara mereka untuk memperkenalkan tema besar dalam NewJeans: Sudah nostalgia, bahkan dari namanya!
Kehadiran NewJeans, sebagaimana yang mereka sampaikan di laman resmi grup menegaskan ambisi jika ke depannya mereka siap menjadi perwakilan budaya pop generasi ini. NewJeans adalah generasi baru. Min Hee Jin, CEO dan kepala produser ADOR–label rekaman tempat NewJeans bernaung–menyebut jika budaya hari ini tak dapat dipisahkan dari budaya yang ditampilkan sang idola di atas panggung. “Musik pop, sebagaimana pakaian, adalah bagian dari budaya yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan kita sehari-hari,” ujar Min Hee Jin.
Kehadiran NewJeans selain menyegarkan sekaligus menghibur, membuat kita sadar: selalu ada yang baru dalam industri hiburan. Ruang selalu terbuka untuk pendatang baru jika kamu menghadirkan sesuatu yang fresh. Jika musik EDM pada umumnya menggunakan beragam instrumen untuk membuat lagu mereka terdengar seperti musik dari tahun 2040, NewJeans hadir untuk mendefinisikan masa depan kultur pop (terutama K-pop) dengan memundurkannya ke dua dekade lalu.
Saya jadi penasaran, tren apa yang selanjutnya akan muncul di dalam industri K-pop?