Palugada Carhatt
Mulai Jaket Kelas Pekerja hingga Papan Skateboard
Setelah menulis Docmart, saya makin percaya jika fashion di budaya pop hari ini pada mulanya ditujukan untuk kelas pekerja. Seorang teman menyarankan saya menulis Carhartt, sebuah jenama yang banyak dipakai anak-anak Jaksel hari ini.
Eh benar, saya menemukan cerita itu kembali. Cerita yang dimulai dari seorang Hamilton Carhartt yang mendirikan Carhartt & Company di penghujung abad 19.
Terima kasih ya, kelas pekerja, berkat kalian generasi hari ini tampak terlihat keren, gaul dan modis.
(((bikinin slide2 kayak kucing aja yaa))
1855: Hamilton Carhartt lahir di Macedon Locks, New York.
1889: Bermodalkan empat mesin jahit dan lima karyawan, Carhartt memulai memproduksi pakaian terusan dari bahan denim.
1910: Pakaiannya begitu disukai oleh para pekerja. Untuk memenuhi permintaan, Carhartt mendirikan dua pabrik pemintal kapas di Georgia dan Carolina Selatan, serta pabrik jahit di Detroit, Dallas dan San Francisco.
1911: Carhartt juga bikin mobil. Nama perusahaannya Carhartt Automobile Corporation. Perusahaan ini merilis 300 mobil. Mantep juga. Sudah bikin pakaian, kendaraan juga ikut dilibas. Keren.
1914: Selama Perang Dunia I, Carhartt memproduksi seragam pekerja untuk militer. Dengan total 17 pabrik yang dimiliki, perusahaan pakaian Carhartt sukses besar pada dua dekade abad 20.
1923: Jaket CO1 Chore Coat diluncurkan dan jadi bagian penting dari koleksi Carhartt.
1932: Carhartt membuka pabrik baru di Irvine, Kentucky. Di tahun ini, Carhartt juga mengampanyekan “Back to the Land”. Maksud kampanye ini adalah memberikan busana terbaik yang bisa menyeka keringat para pekerja pabrik dari kejamnya kapitalisme. Anjay.
1937: Hamilton Carhartt meninggal karena kecelakaan mobil di Grosse Pointe, Michigan. Ia tutup usia dalam usia 82 tahun. Perusahaan kemudian diambil alih putranya, Wylie.
1941: Memasuki Perang Dunia II, banyak jenama busana di Amerika terbantu bisnisnya karena perang. Prajurit, baik dalam maupun luar negeri membutuhkan pakaian yang kokoh dan tahan lama. Carhartt ikut menyediakan itu.
1966: Carhartt melebarkan pasar. Tak sekadar jadi busana kelas pekerja, jenama ini meluncurkan koleksi musim semi yang meliputi busana olahraga, jaket kasual, jeans hingga kemeja.
1989: Carhartt merayakan hari jadinya yang ke-100 dan mulai melebarkan sayap menembus pasar Eropa.
1992: Carhartt makin kalcer dan dianggap simbol hipster jalanan. Maka tak heran bila jenama ini acap dikaitkan dengan masa-masa awal ketenaran musik hip-hop. Dengan mengenakan Carhartt, para rapper ini merasa dirinya seperti anggota geng.
(((masukin gambar dan quote Albee Ragusa, direktur Pemasaran Tommy Boy Records)))
“Para hip-hopper di New York menyukai jaket Carhartt berwana cokelat atau hijau dengan celana korduroi longgar yang dimasukkan ke dalam sepatu bot Timberland,” ujar Ragusa.
1994: Work in Progress (WIP) didirikan oleh Edwin Faeh untuk menjadi distributor eksklusif Carhartt di Eropa.
1995: Jenama ini bekerja sama dengan film La Haine. Berkat film yang menceritakan kebrutalan polisi, rasisme, dan penyalahgunaan kekuasaan ini, Carhartt makin populer bagi mereka yang merasa dirinya ‘anak jalanan’.
1996: WIP memperoleh lisensi untuk memproduksi produk Carhartt di luar AS.
1997: Carhartt membuka toko pertama di Neal Street London. Toko ini secara eksklusif menampilkan produk Carhartt WIP di Eropa.
1997: Carhartt mendirikan tim skateboard dan BMX Carhartt WIP.
1999 - Seniman Evan Hecox membuat rangkaian kampanye WIP.
2000: Carhartt WIP meluncurkan koleksi pertama untuk perempuan.
2000: Carhartt berkolaborasi dengan label rekaman Combination Records. Dalam project kolaborasi yang didirikan oleh Edwin Faeh, Oliver Drewes, dan Philipp Marburg ini ditujukan sebagai platform terbuka untuk musik elektronik baru.
2003: Carhatt bikin majalah bernama Rugged Magazine. Terbitan Carhartt WIP berlanjut hingga 20 edisi.
2007: Carhatt merilis foto berjudul Dirt Ollies: A Skateboard Trip to Mongolia. Buku foto yang dikerjakan oleh Alexander Basile, Pontus Alv dan Bertrand Trichet ini menampilkan 17 pemain skateboard yang tengah berpetualang ke Ulaanbaatar, Mongolia.
2008: Radio Carhartt WIP diluncurkan. Radio ini didirikan dengan tujuan memberi wadah musisi baru untuk memperkenalkan karyanya.
2010: Carhartt WIP pertama kali mulai mulai berkolaborasi dengan jenama lain di antaranya APC, Converse, Fragment Design, Junya Watanabe, Nike, Patta, Vans, Vestax, dan Vetements.
2010: Lini Carhartt WIP Heritage diluncurkan dengan menghadirkan produk yang mengadaptasi warisan mode Carhartt.
2011: Carhartt WIP membuka toko di kota New York sebagai penegasan kalau jenama ini lahir di Amerika Serikat
2013: Carhartt WIP bekerjasama dengan Antiz Skateboards.
2016: Buku The Carhartt WIP Archives dirilis. Dalam buku yang diterbitkan Rizzoli ini, produk Carhartt ditampilkan secara lengkap. Sementara itu, di tahun yang sama, jenama tersebut merilis papan skate pertamanya di Amerika dan Australia.
2017: Carhartt WIP bekerja sama dengan Isle Skateboards meluncurkan papan skate yang didesain oleh seniman Raphaël Zarka.
2018: Carhartt WIP berkolaborasi dengan label rekaman reggae dan dub asal Inggris, Trojan. Kolaborasi ini merilis tujuh koleksi kaos dan tas khusus.
2019: Carhartt WIP membuka toko keduanya di AS, tepatnya di Los Angeles.
2020: Carhartt WIP terus memperluas jangkauan produknya. Di tahun tersebut, Carhartt menjalin kerjasama dengan GORE-TEX INFINIUM.
2021: Carhartt WIP membuka toko Paris terbarunya yang berlokasi di St-Germain-Des-Prés.
2022: Carhartt WIP terus berkolaborasi. Yang paling populer ialah kolaborasinya dengan salah satu jenama sepatu yang diminati anak muda. Apa itu? Ya kamu benar, New Balance.
*****
Melewati perjalanan yang teramat panjang, Carhatt membuktikan jika mereka sanggup menjadi jenama yang mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman. Bikin jaket buat kelas pekerja, ayo. Bikin mobil, ayo. Bikin papan skate juga, ayo.
Kira-kira, ada gak ya jenama busana Indonesia yang bisa bertahan seperti Carhatt? Bisa nih buat bahan kampanye calon capres ngedeketin anak muda.