Pelemahan Rupiah yang Terlupakan
Shavia Azharra
Binokular
Shavia Azharra
·
Follow
Published in
Binokular
·
8 min read
·
Oct 27, 2023
Mendekati musim kontestasi politik terbesar di tahun 2024, huru-hara pengumuman calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) tampak memenuhi perbincangan media. Keriuhan politik tersebut menenggalamkan isu ekonomi yang cukup penting yakni berkaitan dengan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Pada perdagangan Senin pagi 23 Oktober 2023, nilai rupiah diketahui turun hingga menyentuh Rp15.909 per dolar Amerika Serikat (AS). Data Refinitiv menyebut level tersebut menjadi titik terlemah nilai rupiah sejak 3,5 tahun terakhir dan melanjutkan koreksi selama empat hari beruntun.
Sejumlah analis pasar keuangan melihat tren pelemahan rupiah masih akan terus berlanjut. Sejumlah faktor disebut menjadi penyebab dari lesunya mata uang Garuda tersebut. Pengamat Pasar Keuangan, Ariston Tjendra mengungkap lemahnya nilai rupiah akibat adanya kekhawatiran pasar terhadap kenaikan suku bunga The Fed. Menurutnya, kekhawatiran ini akan terus berlangsung hingga akhir Desember 2023. Ketidakpastian global yang turut didorong oleh konflik Israel-Palestina juga disebut Ariston menjadi faktor lainnya yang mempengaruhi kekhawatiran pasar.
Senada dengan Ariston, pengamat komoditas dan mata uang, Lukman Leong, mengungkap pelemahan rupiah didorong oleh investor yang mengantisipasi sikap hawkish Gubernur The Fed, Jerome Powell. Ia pun memproyeksikan sikap antisipatif investor akan berlanjut apabila nilai rupiah semakin melemah hingga di atas Rp16.000 per dolar AS pada akhir tahun.
Tren pelemahan rupiah yang terus berlanjut juga diproyeksikan oleh Research & Education Coordinator Valbury Asia Futures, Nanang Wahyudin. Nanang menyebut rupiah akan terus melemah dan berisiko untuk mendekati level Rp16.000 per dolar AS di beberapa hari ke depan. Memanasnya tensi politik di Timur Tengah, hingga ekspektasi kenaikan suku bunga AS menjadi sejumlah faktor penyebabnya.
Menanggapi kondisi rupiah tersebut, Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menuturkan pelemahan rupiah terhadap dolar AS terjadi di tengah tren menguatnya dolar AS terhadap sejumlah mata uang lainnya. Sri Mulyani pun menyebut pelemahan mata uang negara lain di Asia Tenggara seperti peso, dong hingga baht yang mengalami depresiasi cukup dalam.
Pernyataan menguatnya dolar AS ditegaskan kembali oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, yang menyebut sentimen strong dollar sebagai pemicu pelemahan rupiah. Di sisi lain, Presiden Joko Widodo, menuturkan depresiasi yang dialami oleh mata uang rupiah sebesar 0,7% masih dalam batas aman baik bagi sektor riil hingga perbankan. Depresiasi ini juga disebut oleh Jokowi masih aman terkait dampaknya bagi inflasi.
Dampak Pelemahan Rupiah bagi Ekonomi Indonesia
Terlepas dari masih amannya depresiasi nilai rupiah terhadap dolar AS, Lukman Leong mengimbau untuk dapat mengantisipasi pelemahan rupiah yang berpotensi menembus ke level Rp16.000 per dolar AS. Jika ini terjadi, menurut Lukman, akan berdampak pada imported inflation yang artinya kenaikan harga barang dan jasa akan meningkat imbas meroketnya harga barang impor.
Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira, mengungkap lanjutan tekanan nilai rupiah terhadap dolar AS akan memicu harga barang impor semakin mahal seperti komoditas pangan, beras, hingga impor bahan bakar (BBM). Untuk kenaikan biaya impor BBM tentunya akan berdampak pada alokasi subsidi energi yang semakin tinggi. Hal ini tentunya berdampak pada keuangan negara yang akan terus terbebani.
Ariston menyoroti beban biaya perusahaan yang akan meningkat seiring dengan melemahnya nilai rupiah, utamanya bagi pengusaha yang membutuhkan bahan baku dari luar. Hal ini menurutnya berdampak signifikan terhadap profit perusahaan tanah air. Terlebih bagi pengusaha yang memiliki utang dolar AS tentunya akan semakin diberatkan dengan kondisi lesunya rupiah. Petani atau peternak yang menggunakan pupuk hingga pakan impor disebut Ariston akan menjadi pengusaha yang paling terdampak dari melemahnya nilai rupiah.
Selain itu, Ariston turut mengungkap dampak pelemahan rupiah pada kredibilitas nilai mata uang Garuda yang akan dipertanyakan. Pelemahan rupiah menurutnya dapat menimbulkan persepsi bahwa ekonomi Indonesia tidak mampu menahan sentimen eksternal.
Pemerintah melalui Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) dalam upaya mendorong kurs rupiah kembali menguat akan menyiapkan sejumlah langkah. Sri Mulyani mengungkap, KSSK tengah menyiapkan paket kebijakan dalam antisipasi tren pelemahan rupiah. Paket kebijakan tersebut utamanya dalam hal merespons agar sektor riil, inflasi, nilai tukar hingga stabilitas sistem keuangan negara dapat terus terjaga.
Paket kebijakan tersebut juga dipastikan dapat menjaga pertumbuhan ekonomi pada kisaran 5% di tengah kondisi ketidakpastian global saat ini.Upaya tersebut, disampaikan Sri Mulyani akan dijalankan bersama dengan koordinasi secara sinkron dan harmonis dengan sejumlah otoritas fiskal dan moneter.
Tren Pelemahan Rupiah Menjelang Kontestasi Politik
Pelemahan rupiah sejatinya juga tidak terlepas dari hiruk pikuk keramaian pengumuman capres-cawapres. Sejumlah pengamat pasar dan keuangan menyebut isu politik dalam negeri dapat berpengaruh terhadap kondisi nilai rupiah lantaran sikap pasar yang akan terus mencermati situasi politik di dalam negeri utamanya jelang pemilihan umum (Pemilu) 2024.
Ekonom dan Associate Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia, Ryan Kiryanto, mengungkap memanasnya situasi politik jelang pemilihan presiden (Pilpres) 2024 menjadi faktor penyebab melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar.
Kancah politik Indonesia makin memanas pasca diumumkannya Gibran Rakabuming Raka sebagai pasangan calon presiden Prabowo di kontestasi pemilihan presiden mendatang. Isu ini bersamaan dengan aturan baru yang ditetapkan Mahkamah Konstitusi beberapa hari sebelumnya mengenai batas usia minimum capres dan cawapres. Banyak pihak yang mempercayai penetapan batas usia ini demi melanggengkan Gibran untuk ikut serta dalam pemilihan presiden 2024. Ryan menyebut huru-hara isu politik tersebut memberi persepsi negatif bagi investor yang berdampak pada sikap antisipatif mereka.
Macro Strategist Samuel Sekuritas, Lionel Prayadi menambahkan, isu politik bertubi-tubi yang kemudian ditambah dengan adanya “perpecahan” antara PDI Perjuangan dengan keluarga Presiden Jokowi berdampak pada sikap investor yang cenderung defensif. Sikap tersebut menurut Lionel dilakukan sebagai upaya mengurangi eksposur investor di pasar saham dan surat utang sebagai langkah untuk mengantisipasi tekanan penjualan yang yang diperkirakan akan terus berlanjut hingga nantinya mulai ada kejelasan politik.
Fluktuasi nilai rupiah di tengah pengumuman capres-cawapres pun sempat dicatat oleh CNBC Indonesia dengan mengutip dari data Refinitiv. Dari data tersebut, CNBC Indonesia mencatatkan adanya naik turun nilai rupiah menyusul pengumuman capres-cawapres.
Pergerakan Nilai Rupiah Saat Deklarasi Capres-Cawapres (Sumber: cnbcindonesia.com)
Berdasarkan data tersebut, pelemahan rupiah paling terlihat pada saat deklarasi cawapres Gibran di tanggal 22 Oktober 2023. Respons pasar saat itu membuat rupiah di hari berikutnya pada tanggal 23 Oktober 2023 turun hingga 0,44% di level Rp15.940 per dolar AS.
Head of Research Mega Capital Sekuritas, Cheril Tanuwijaya, mengungkap sentimen capres-cawapres memang menjadi salah satu faktor fluktuasi nilai rupiah. Anjloknya nilai rupiah pasca deklarasi cawapres Gibran sebagai pasangan Prabowo menurut Cheril terjadi akibat ekspektasi pasar yang tidak sesuai. Menurutnya, pasar memiliki prediksi terkait posisi capres dan cawapres hingga pengaruhnya terhadap prospek ekonomi dan bisnis ke depannya.
Pemberitaan di Media Konvensional
Perbincangan mengenai pelemahan rupiah meskipun tidak masif mendapat porsi pemberitaan di media konvensional. Melalui alat big data Newstensity milik PT Nestara Teknologi Teradata, Jangkara memantau pembicaraan tentang topik tersebut. Adapun rentang waktu pemantauan adalah pemberitaan dari tanggal 20 Oktober hingga 27 Oktober 2023.
Dengan kata kunci “rupiah melemah” Jangkara memantau bagaimana isu ini disampaikan di media konvensional. Hasilnya, setelah melalui tahap penjaringan, ditemukan jumlah pemberitaan mencapai 676 berita. Tanggal 24 Oktober 2023 menjadi puncak isu ini diberitakan di media yakni sebanyak 174 berita.
Lini Masa Pemberitaan Pelemahan Rupiah (Sumber: Newstensity)
Arah pemberitaan tentang pelemahan rupiah tidak sedikit yang menyoroti tentang kondisi melemahnya rupiah berbarengan dengan ramainya isu politik termasuk isu deklarasi capres-cawapres. Sejumlah media juga menyoroti dampak serta sikap pasar dalam menghadapi pelemahan nilai rupiah yang hampir mendekati Rp16.000 per dolar AS. Arah pemberitaan tersebut bersama dengan headline lain mengenai pernyataan Sri Mulyani yang menyebut menguatnya dolar AS sebagai faktor turunnya nilai rupiah.
Topik pelemahan rupiah banyak disampaikan oleh sejumlah media bisnis dan keuangan seperti media Kontan melalui media onlinenya kontan.co.id. Kontan menjadi media online yang memberitakan topik pelemahan rupiah terbanyak, yakni hingga mencapai 31 berita. Diikuti oleh media keuangan lain cnbcindonesia.com sebanyak 26 berita. Lalu ada juga bisnis.com dengan jumlah pemberitaan sebanyak 21 berita.
Online Media Share tentang Pelemahan Rupiah (Sumber: Newstensity)
Melihat dari hasil analisis word cloud ditemukan sejumlah kata kunci yang muncul dalam pemberitaan tentang pelemahan rupiah. Topik pelemahan rupiah kali ini tidak terlepas dari huru-hara pengumuman capres-cawapres yang tercermin dari topik “prabowo”, “gibran” dan “cawapres” yang muncul mengiringi pemberitaan mengenai pelemahan rupiah. Kemudian kata kunci lain yang muncul seperti “dolar”, “melemah”, hingga “anjlok”.
Analisis Word Cloud Pelemahan Rupiah (Sumber: Newstensity)
Sepinya Perbincangan di Media Sosial
Sama halnya dengan perbincangan di media konvensional, topik pelemahan rupiah di media sosial X (Twitter) juga tidak ramai diperbincangkan. Jangkara memantau perbincangan warganet X dalam menanggapi topik tersebut dibantu dengan alat big data Socindex milik PT Nestara Teknologi Teradata. Pantauan dilakukan melalui kata kunci “rupiah melemah” dari periode waktu 20 Oktober hingga 27 Oktober 2023.
Dari hasil pantauan diketahui bahwa pelemahan rupiah selama periode tersebut diperbincangkan dengan total percakapan hanya mencapai 425 talks. Adapun total engagement-nya mencapai 10.791 yang mencapai ke lebih dari dari 2,1 juta akun. Isu ini juga memiliki potensi buzz reach ke sebanyak 60,1 juta akun.
Statistik Percakapan di X dengan Kata Kunci “rupiah melemah” (Sumber: Socindex)
Sama halnya dengan pemberitaan di media konvensional, pembicaraan mengenai pelemahan rupiah di media sosial X mencapai puncaknya di tanggal 24 Oktober 2023. Bersamaan dengan pengumuman nilai rupiah yang hampir mendekati Rp16 ribu. Meski menurun, percakapan masih cukup ramai di beberapa hari setelahnya di tanggal 25–26 Oktober 2023 menyusul pernyataan Sri Mulyani tentang menguatnya dolar AS sebagai imbas dari nilai rupiah yang menurun. Percakapan pelemahan rupiah berangsur menurun hingga tanggal 27 Oktober 2023.
Linimasa Pembicaraan Pelemahan Rupiah di X (Sumber: Socindex)
Cuitan bersentimen negatif tampak mendominasi percakapan mengenai pelemahan rupiah. Beberapa cuitan bernada negatif didominasi oleh tanggapan sejumlah akun pribadi tentang informasi pelemahan rupiah yang seolah terlewat dari keramaian pengumuman capres-cawapres. Sentimen negatif juga muncul dari cuitan sejumlah akun yang tidak menyetujui pernyataan Sri Mulyani tentang penguatan dolar AS sebagai penyebab turunnya nilai rupiah.
Sentimen Pembicaraan Pelemahan Rupiah di X (Sumber: Socindex)
Keramaian di media sosial X mengenai pelemahan rupiah disampaikan melalui beragam cuitan dari berbagai akun. Pelemahan rupiah disampaikan melalui pemberitaan yang diunggah dalam cuitan akun milik media seperti @VIVAcoid, dan @CNNIndonesia. Cuitan dari @VIVAcoid bahkan menjadi salah satu cuitan dengan likes cukup banyak yakni mencapai 1,1 ribu likes.
Selain itu terdapat pula cuitan dari akun pribadi Muhammad Said Didu yang membuat utas menanggapi pernyataan Sri Mulyani tentang penguatan dolar AS. Said mengkritisi pernyataan Sri Mulyani dengan menyebut bahwa nilai tukar mata uang di negara lain tidak ikut melemah imbas dari penguatan dolar. Utas milik Said tersebut menjadi cuitan tentang pelemahan rupiah dengan jumlah likes terbanyak yakni mencapai 1,2 ribu likes.
Top Likes dan Comments Pembicaraan Pelemahan Rupiah (Sumber: Socindex)
Epilog
Di tengah huru hara isu politik jelang Pemilu 2024, pelemahan rupiah menjadi kabar yang seolah terlupakan. Lemahnya nilai rupiah hingga mendekati level Rp16.000 per dolar AS menjadi sinyal bagi pemerintah untuk dapat mengencangkan sabuk perekonomian terlebih saat kondisi global masih diselimuti oleh ketidakpastian. Di sisi lain muncul pernyataan bahwa sentimen isu politik dalam negeri cukup mempengaruhi naik-turunnya nilai rupiah — tentang sikap wait and see pasar dalam mencermati isu politik tanah air yang kian ramai jelang kontestasi politik terbesar di tahun 2024 mendatang. Terlepas dari itu, semoga rupiah akan tetap baik-baik saja.
Rupiah
Dolar
Capres