Pernahkah kamu merasa bahwa dunia ini semakin membuat kita stres? Dari tekanan kerja yang tak kunjung usai, PHK mendadak, hingga biaya hidup yang semakin tinggi—semua ini berdampak langsung pada kesehatan mental. Namun, benarkah semua ini masalah individu, atau justru ada sistem yang lebih besar yang menciptakan lingkungan seperti ini?
Di sinilah pharmakon berperan. Pharmakon artinya sesuatu yang bisa menjadi obat sekaligus racun, tergantung bagaimana digunakan. Dalam konteks bisnis farmasi, pharmakon pharmacy bisa jadi penyelamat, tetapi juga bisa menjadi jebakan.
Banyak yang mengira bisnis farmasi hanya berfokus pada kesembuhan pasien. Namun, tahukah kamu bahwa ada kemungkinan industri ini lebih memilih mempertahankan pasien agar tetap bergantung pada obat-obatan?
Sejak era Margaret Thatcher, peran negara dalam kesehatan semakin diperkecil. Layanan kesehatan yang dulu gratis kini berubah menjadi bisnis miliaran dolar. Di sinilah pharmakon pharmacy beraksi—menawarkan solusi, tapi sekaligus menciptakan ketergantungan.
Pharmakon adalah konsep yang menjelaskan bagaimana obat bisa menyembuhkan sekaligus memperpanjang masalah. Dengan makin banyaknya orang yang bergantung pada obat-obatan, pharmakon pharmacy semakin menguatkan cengkeramannya.
Industri farmasi memahami bahwa kesehatan mental adalah pasar besar. WHO mencatat bahwa lebih dari 300 juta orang di dunia mengalami kecemasan dan depresi. Ini adalah peluang emas bagi bisnis farmasi untuk terus menawarkan "obat" tanpa benar-benar menyelesaikan akar masalahnya.
Sistem saat ini menciptakan lingkungan yang penuh tekanan, lalu menawarkan solusi dalam bentuk obat-obatan. Tapi apakah itu benar-benar solusi, atau justru bagian dari masalah?
Pada akhirnya, kita perlu lebih kritis terhadap pharmakon pharmacy. Pharmakon adalah obat dan racun—tergantung bagaimana kita menggunakannya. Jangan sampai kita terjebak dalam sistem yang hanya menguntungkan segelintir orang, sementara kita terus bergantung pada obat tanpa tahu kapan bisa benar-benar bebas.