Planet Bekasi: Kota Satelit, Transportasi Umum Sulit

Planet Bekasi: Kota Satelit, Transportasi Umum Sulit
Oleh Raihan Muhammad

Dalam sejarahnya, Kota Bekasi dijadikan sebagai kota satelit DKI Jakarta. Kota Bekasi berperan penting dalam menyediakan kawasan hunian bagi penduduk perkotaan yang bekerja di Jakarta dan meringankan beban penduduk di ibu kota. Selain itu, dengan bertransformasi menjadi pusat industri barang dan jasa, jumlah penduduk di Kota Bekasi juga semakin meningkat. Sensus Penduduk 2020 menunjukkan populasi Kota Bekasi mencapai 2,54 juta orang, meningkat 208 ribu orang dibanding satu dekade lalu.

Peningkatan penduduk berarti jalanan yang semakin padat. Ditambah dengan cuaca ekstrem yang sulit diprediksi, banjir di musim hujan, jalan berlubang, macet, dan rintangan-rintangan lainnya membuat kota ini layak disebut kota perjuangan. Untungnya, pemerintah Bekasi ikut berjuang untuk membuat transportasi umum di kota ini lebih layak. Bekasi sendiri dilintasi oleh KRL, LRT yang sebentar lagi akan resmi berjalan, Transjabodetabek, TransJakarta (trayek A11 Summarecon Bekasi–Tosari, B12 Summarecon Bekasi–Tanjung Priok, B21 Bekasi Timur–Semanggi, 2B ASMI–Harapan Indah, B-13 Summarecon Bekasi–Blok M, dan B14 Summarecon Bekasi–Kuningan).  Trans Patriot, dan angkot. Bahkan, pada 2024 sudah direncanakan pembangunan MRT yang menghubungkan Bekasi–Jakarta–Balaraja. 

Kota Satelit, Transportasi Umum Sulit
Kalau Jakarta punya TransJakarta, Bekasi punya Trans Patriot. Ia awalnya diluncurkan di 2018, tapi sayangnya dihentikan di tahun 2021. Untungnya, moda ini kembali aktif  melayani warga pada Agustus 2022. Ada 3 trayek aktif Trans Patriot, yaitu Koridor 1 (Terminal Bekasi–Harapan Indah), Koridor 2 (Wisma Asri–Sumber Arta), dan Koridor 3 (Perumahan Vida–Summarecon). Walau trayeknya terhitung terbatas, masih ada 64 trayek angkot yang melayani ceruk-ceruk kota. 

Berikut adalah trayek Trans Patriot dan angkot di Kota Bekasi PP (pulang-pergi):

No.
Kendaraan
Jurusan


Trans Patriot Koridor 1
Terminal Bekasi—Harapan Indah


Trans Patriot Koridor 2
Wisma Asri—Sumber Arta


Trans Patriot Koridor 3
Perumahan Vida—Summarecon
 
Angkot M-28
Pondok Gede—Cililitan—Kampung Melayu


Angkot M-26
Perumnas II—Kampung Melayu


Angkot M-18 
Pondok Gede—Kalimalang—Kampung Melayu


Angkot K-58
Perumnas I—Kampung Rambutan


Angkot K-56
Pangkalan Cibarusa—Kampung Rambutan


Angkot K-44
Kampung Rambutan—Komsen—Kranggan


Angkot K-40
Pekayon—Pondok Gede—Kampung Rambutan
11.
Angkot K-37
Klender—Komsen—Jatirasa
12
Angkot K-28
Kampung Rambutan—Sumir
13.
Angkot K-24
Pasar Rebo—Terminal Cililitan
14. 
Angkot K-22.A
Pondok Gede—Kalimalang—Wali Kota
15.
Angkot K-22.B
Bantar Gebang—TMII
16.
Angkot K-21
Kampung Rambutan—Pondok Gede—Pasar Kecapi
17.
Angkot K-20
Sumber Arta—Pondok Kopi—Terminal Klender
18.
Angkot K-06.A
Pondok Gede—Kampung Rambutan—Kranggan
19.
Angkot K-06.B
Kranggan—Cibubur—Kampung Rambutan
20.
Angkot K-06.C
Kranggan—T.B. Simatupang (via tol)
21.
Angkot K-06
Pondok Gede—Ujung Aspal
22.
Angkot K-03
Pasar Kranji—Kampung Rambutan
23.
Angkot K-01
Perumnas III—Pulo Gadung
24.
Angkot K-50
Terminal Bekasi—Lippo Cikarang
25.
Angkot K-43
Bantar Gebang—Cibitung
26.
Angkot K-39
Terminal Bekasi—Tridaya
27.
Angkot K-39.B
Terminal Bekasi—Trias Regency
28.
Angkot K-36
Terminal Bekasi—Cibitung—Pondok Tanah Mas
29.
Angkot K-34.A
Terminal Bekasi—Perum. Bumi Sani
30.
Angkot K-34
Terminal Bekasi—Perum. Bumi Anggrek
31.
Angkot K-23
Terminal Bekasi—Tambun—Cimuning—Setu
32.
Angkot K-16.A
Terminal Bekasi—Papan Mas
33.
Angkot K-16.B
Terminal Bekasi—Graha Prima
34.
Angkot K-16.C
Terminal Bekasi—Griya Asri
35.
Angkot K-15
Terminal Bekasi—Tarumajaya
36. 
Angkot K-13
Terminal Bekasi—Bantar Gebang—Setu
37.
Angkot K-09
Terminal Bekasi—Babelan
38.
Angkot K-02.B
Pondok Gede—Bojong Kulur—Warna Herang—Cileungsi
39.
Angkot K-01.A
Terminal Bekasi—Cikarang
40.
Angkot G-05
Pondok Gede—Curug
41.
Angkot K-31.A
Terminal Bekasi—Orchid Garden
42.
Angkot K-31
Terminal Bekasi—Bintara
42.
Angkot K-30
Terminal Bekasi—Pejuang Jaya
43.
Angkot K-26
Sumber Arta—Cikunir
44.
Angkot K-25
Sumber Arta—Terminal Bekasi
45.
Angkot S-02
Sumber Arta—Pondok Gede
46.
Angkot K-19.AK
Terminal Bekasi—Mustika Sari
47.
Angkot K-19.A
Terminal Bekasi—Pasar Bumyagara
48.
Angkot K-19
Terminal Bekasi—Mutiara Gading Timur
49.
Angkot K-12
Terminal Bekasi—Pompa
50.
Angkot K-12.A
Terminal Bekasi—Borobudur
51.
Angkot K-12.B
Duren Jaya—Terminal Kayuringin
52.
Angkot K-11
Terminal Bekasi—Bantar Gebang
53.
Angkot K-11.A
Terminal Bekasi—Rawa Buaya
54.
Angkot K-11.B
Terminal Bekasi—Perumahan Narogong
55.
Angkot K-10
Terminal Bekasi—Ujung Harapan
56.
Angkot K-10.B
Terminal Bekasi—Alinda
57.
Angkot K-09.B
Terminal Kayuringin—Wisma Asri
58.
Angkot K-08
Sumber Arta—Cikunir
59.
Angkot K-08.A
Sumber Arta—Pondok Gede
60.
Angkot K-07
Terminal Bekasi—Seroja
61.
Angkot K-05
Terminal Bekasi—Cikunir
62.
Angkot K-05.A
Terminal Bekasi—Galaxy
63.
Angkot K-04
Terminal Bekasi—Jl. Jati Luhur
64.
Angkot K-04.A
Terminal Bekasi—Perum Irigasi
65.
Angkot K-04.B
Terminal Bekasi—Ganda Agung
66.
Angkot K-04.C
Perumnas I—Teluk Buyung
67.
Angkot K-02
Terminal Bekasi—Pondok Gede


Meskipun punya banyak transportasi umum, sistem transportasi umum Bekasi masih terbatas dan sulit untuk diandalkan. Salah satu kendala utama adalah kurangnya jaringan transportasi yang luas dan terintegrasi dengan baik, seperti yang dimiliki oleh kota tetangganya, Jakarta, yang menerapkan sistem JakLingko. Layanan angkot yang sekarang masih kurang nyaman dan teratur, seperti angkot yang tidak mengikuti jadwal atau menaikkan tarif semena-mena. Berdasarkan pengalaman pribadi, tarif angkot biasanya cuma Rp5.000, tapi “digetok” dua kali lipat menjadi Rp10.000 alias ceban. Hal ini membuktikan kalau sopir angkot di Bekasi tidak terstandarisasi dengan baik.

Ada pula masalah keamanan yang membuat orang-orang enggan menggunakan angkot. Penelitian yang dilakukan Prayogo dan Handayeni (2015) yang melibatkan 100 responden menyatakan 51% menganggap angkot tidak aman. Betul ada 49% responden yang merasa keamanan angkot sudah cukup, tapi tetap saja banyak yang enggan menggunakan angkot karena alasan ini. Alasan kenyamanan dan durasi perjalanan juga punya peran signifikan dalam mempengaruhi keputusan orang untuk menggunakan angkot. Penelitian ini memang penelitian lama, tapi hasilnya masih benar, apalagi kalau melihat tingkat kemacetan Bekasi sekarang.

Transportasi umum di Kota Bekasi memang tergolong murah, tapi bukan pilihan yang tepat jika ingin mengejar waktu karena para penumpang mesti mengalokasikan waktu lebih lama. Hal ini akibat jalanan yang macet, salah satunya karena banyak angkot yang ngetem secara sembarangan. Trans Patriot pun belum punya jalur khusus, seperti jalur yang dipunya TransJakarta. Akibatnya, untuk koridor 1 dengan rute sejauh 14,7 km bisa memakan waktu lebih dari 1 jam, tentu hal ini mubazir waktu. Belum lagi, waktu tunggu Trans Patriot lama, waktu tunggu kedatangan bus yang dijanjikan selama 15 menit sekali, tapi kenyataannya bisa lebih dari itu.

Perlu Ada Integrasi Transportasi Umum
Memperluas jaringan Trans Patriot dan memperbaiki kualitas pelayanan angkot bisa menjadi langkah awal untuk meningkatkan aksesibilitas bagi warga. Penambahan jalur khusus untuk mereka juga penting untuk menerima animo masyarakat. Ditambah penggunaan teknologi informasi seperti aplikasi atau platform digital bisa dibuat untuk menyediakan informasi tentang jadwal, rute, dan tarif. Untuk mewujudkan hal ini, perlu sistem integrasi seperti yang dilakukan Jakarta 

Selain itu, pengembangan infrastruktur transportasi yang lebih modern dan ramah lingkungan, seperti penggunaan angkutan umum berbasis listrik atau transportasi berkelanjutan lainnya juga penting. Dalam mewujudkan hal ini, penting bagi pemerintah Bekasi untuk melibatkan masyarakat dan pihak swasta untuk mengatasi tantangan yang muncul.

Perencanaan transportasi yang matang dan partisipatif juga akan membantu memahami kebutuhan warga dan mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan infrastruktur. Kemitraan dengan sektor swasta bisa memberikan solusi inovatif dan dukungan finansial yang diperlukan untuk pengembangan sistem transportasi umum yang lebih baik. 

Integrasi, penambahan infrastruktur, dan peningkatan moda transportasi umum tentunya akan membawa banyak manfaat. Dari mengurangi kemacetan sampai mengurangi tingkat polusi di kota ini. Masyarakat juga bisa berhemat karena transportasi publik jauh lebih murah daripada mengendarai kendaraan pribadi. 

Win-win solution, bukan?