Prabowo Jelang Pilpres 2024: dari Gagah Jadi Gemoy

Prabowo Subianto kembali mengikuti kontestasi memperebutkan kursi presiden pada Pemilihan Presiden 2024. Setelah dua kali gagal memenangkan kursi presiden, Prabowo kali ini menggunakan strategi yang berbeda. Prabowo yang selama ini dikenal sebagai sosok yang tegas dan bahkan cenderung keras, kini mulai terlihat lebih santai dan luwes.

Kecenderungan ini terlihat dari gaya kampanyenya yang menjadi lebih dekat dengan masyarakat, serta berbagai pernyataannya yang menunjukkan bahwa ia ingin merangkul semua kalangan, terutama generasi muda. Perubahan citra ini dinilai sebagai strategi Prabowo untuk meningkatkan elektabilitasnya di Pilpres 2024.

Prabowo yang Humanis
Prabowo menunjukkan sisi humorisnya. Ia beberapa kali muncul di acara publik sambil berjoget. Salah satunya adalah ketika pengambilan nomor urut Pilpres 2024 yang dilaksanakan di KPU pada Selasa (14/11/2023). Setelah menyampaikan pidatonya, Prabowo turun dari podium dan sempat berjoget kecil mengikuti sorak sorai pendukungnya sebelum akhirnya kembali ke kursinya.

Saat deklarasi Relawan Matahari Pagi yang digelar di kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara IV, Jakarta Selatan pada Sabtu (18/11/2023), Prabowo kembali berjoget kecil setelah menyampaikan pidatonya. Ia juga menanyakan pada audiens lebih baik berjoget daripada mendengarkan dirinya berpidato.

Prabowo juga menunjukkan sisi humorisnya saat diundang ke acara Mata Najwa. Ketika ditanyai tentang pertanyaan terkait kasus korupsi yang menyeret calon anggota legislatif dari partainya, Prabowo menjawab dengan gestur yang lucu. “Kader yang terlibat kasus korupsi sudah dicoret dari daftar calon,” kata Prabowo sambil menunjukkan gestur “coret” di depan kamera. Jawaban Prabowo ini disambut dengan tawa dari penonton yang hadir di studio.

Strategi Prabowo untuk menampilkan sisi humorisnya ini dinilai sebagai upaya untuk menggaet elektabilitas dari generasi muda. Generasi muda dikenal sebagai kelompok pemilih yang cenderung lebih terbuka terhadap humor dan kesantaian.

Kekuatan Media Sosial
Media sosial Partai Gerindra memiliki peran penting dalam mengubah citra Prabowo menjadi lebih humanis. Gerindra merambah beberapa platform media sosial, seperti Instagram, X, dan TikTok.

Akun-akun media sosial Gerindra itu tidak hanya dipakai untuk mengunggah foto program kerja dengan caption yang membosankan atau ucapan-ucapan hari nasional dengan format yang itu-itu saja. Namun, kiriman-kiriman akun Gerindra telah disesuaikan dengan perkembangan anak muda yang mudah tertarik dengan tren kebaruan.

Gambar 1. Unggahan video TikTok akun Partai Gerindra (sumber: TikTok)
Salah satunya adalah tentang sebutan gemoy yang kini melekat pada diri Prabowo. Gemoy yang berarti menggemaskan ini muncul secara natural oleh netizen dan dimanfaatkan dengan baik oleh Tim Media Sosial Gerindra.

Hasilnya, video TikTok yang diedit dengan sedemikian rupa berlatarkan tren musik jedag-jedug menjadi cukup viral dengan jumlah views jutaan. Tidak berhenti di situ, akun media sosial Gerindra juga membuat video goyang Prabowo yang dibuat berdasarkan gerakan joget yang dilakukan Prabowo di beberapa kesempatan.

Di X atau dulunya Twitter, akun Gerindra @Gerindra melakukan cukup sering melakukan engagement dengan para pengikutnya. Akun @Gerindra terpantau membalas beberapa cuitan yang menyebut @Gerindra. Dalam membalas cuitan-cuitan tersebut, @Gerindra menggunakan bahasa yang cenderung cair dan mafhum digunakan pengguna X, alih-alih melakukan balasan yang terkesan kaku atau sekadar template.

Salah satu cara yang unik dilakukan akun X @Gerindra adalah terkadang memberikan sesuatu pada para pengikutnya. Langkah ini bahkan sudah dilakukan oleh @Gerindra sejak tahun 2021. @Gerindra pernah mengirimkan bingkisan berisi cokelat, sepatu, bahkan pernah membelikan pengikutnya makeup. Cara ini membantu @Gerindra membangun massa, meskipun pada akhirnya banyak pengikut @Gerindra menjadi oportunis menginginkan hadiah dari akun tersebut..

Survei Prabowo Selalu Teratas
Strategi Prabowo untuk mengubah citranya ini tampaknya membuahkan hasil. Prabowo unggul di beberapa hasil survei elektabilitas capres-cawapres 2024.

Indonesia Political Opinion (IPO) pada Senin (20/11/2023) merilis hasil survei terkait peta elektabilitas tiga pasang calon di Pilpres 2024. Hasil survei yang digelar selama 10–17 November 2023 terhadap 1.400 responden itu menempatkan elektabilitas Prabowo-Gibran ada di posisi teratas dengan 37,5%, disusul Anies Baswedan — Muhaimin Iskandar dengan 32,7%, dan Ganjar Pranowo — Mahfud M. D. dengan 28,3%.

Prabowo juga menempati urutan pertama pada survei Indikator Politik Indonesia yang dirilis pada hari Minggu (12/11/2023). 33,2% responden memilih Ketua Umum Partai Gerindra itu jika pilpres dilakukan pada hari ini. Ganjar berada di urutan kedua angka 22,1% dan Anies Baswedan dengan elektabilitas 19,9%. Survei tersebut dilakukan secara tatap muka nasional terhadap 1.220 di 38 provinsi yang dilakukan pada 27 Oktober hingga 1 November 2023.

Prabowo-Gibran lagi-lagi keluar sebagai juara di hasil survei Ide Cipta Research dan Consulting (ICRC) yang dirilis pada Selasa (21/11/2023). Elektabilitas Prabowo-Gibran berada di angka 37,3%, disusul Ganjar-Mahfud 33,5%, dan Anies Baswedan-Cak Imin 24,1%. Survei ICRC tersebut digelar pada 12–16 November 2023 dan melibatkan 1.230 responden yang dipilih secara stratified random sampling.

Pemantauan Media

Grafik 1. Volume berita harian topik Prabowo Gemoy periode 12–22 November 2023 (sumber: Newstensity)
Media menyadari strategi Prabowo yang menjadi lebih humanis tersebut. Pemantauan Newstensity terhadap gabungan kata “prabowo” dan “gemoy” selama 12–22 November 2023 berhasil menjaring 413 berita yang mengandung kata tersebut.

Puncak pemberitaan terjadi pada tanggal 15 November 2023 atau sehari setelah pengambilan nomor urut Pilpres 2024, Selasa (14/11/2023). Pada saat pengambilan nomor itu, Prabowo sempat berjoget gemoy sejenak dan hal itu diangkat cukup ramai oleh media. Joget gemoy Prabowo itu pun menjadi bahan analisis para pengamat politik untuk membedah strategi kampanye Prabowo untuk memenangkan Pilpres.


Grafik 2. Top media topik Prabowo Gemoy periode 12–22 November 2023 (sumber: Newstensity)
Tribunnews.com dan media aggregator xcloud.id menempati posisi teratas dengan pemberitaan terbanyak untuk tipe media online masing-masing dengan 8 berita. Sedangkan untuk media cetak adalah Rakyat Merdeka dengan 3 berita.


Grafik 3. Top media topik Prabowo Gemoy periode 12–22 November 2023 (sumber: Newstensity)
Word cloud topik Prabowo Gemoy menunjukkan adanya indikasi pemberitaan Prabowo dibarengi dengan citra yang lebih luwes. Pemberitaan tentang Prabowo Gemoy tidak lepas dari kata-kata seperti “santun”, “joget”, dan “muda”. Pemberitaan tentang topik Prabowo Gemoy ini sekaligus dapat menjadi strategi untuk makin mendekatkan Prabowo dengan pemilih milenial dan Gen Z karena Prabowo mendapatkan publikasi terkait sikapnya dalam menyongsong Pilpres 2024.


Grafik 4. Statistik X keyword “prabowo gemoy” di X periode 12–22 November 2023 (sumber: Socindex)
Pemantauan Socindex di X selama 12–22 November 2023 terhadap keyword “prabowo gemoy” berhasil merekam 23.351 engagement, 1.293 talk, 17.388 applause, dan 2.850.979 audiens. Keyword “prabowo gemoy” berpotensi lewat di linimasa 32,7 juta akun.


Grafik 5. Top tweet keyword “prabowo gemoy” di X periode 12–22 November 2023 (sumber: Socindex)
Kiriman ERA.id @eradotid yang membahas perubahan taktik kampanye Prabowo dari sosok militer tegas menjadi kakek-kakek gemoy mendapatkan likes terbanyak dengan lebih dari 4.000 likes. Kiriman yang berupa utas itu membahas taktik kampanye Prabowo, sekaligus mengkritisi bahwa perubahan citra itu dapat menutup masa lalu Prabowo yang dituding sebagai salah satu dalang dalam penculikan aktivis saat kerusuhan 1998. Kemudian ada beberapa kiriman Bang #Nalar @Paltiwest yang mengkritisi strategi gemoy Prabowo. Likes terbanyak dari kiriman @Paltiwest mencapai lebih dari 2.500 likes.


Grafik 6. Bot score keyword “prabowo gemoy” di X periode 12–22 November 2023 (sumber: Socindex)
Hasil analisis bot score Socindex memperlihatkan bahwa keyword “prabowo gemoy” dibicarakan seimbang antara akun asli dan akun bot. Akun asli dengan kiriman yang unik memiliki tendensi yang lebih beragam antara mendukung atau mengkritisi Prabowo, seperti akun @eradotid yang mengkritisi taktik kampanye gemoy Prabowo dan akun Zaka @Febipurnamazaka yang mengatakan tidak sabar ingin memakai kaos Prabowo. Sedangkan penggunaan akun bot terpantau untuk mengamplifikasi kiriman yang mendukung Prabowo, bahkan menggunakan hashtag #PrabowoGemoy.

Kritik terhadap Citra Gemoy Prabowo
Prabowo yang tampil dengan gemoy adalah angin segar bagi citranya yang kerap diidentikkan sebagai sosok yang tegas dan keras. Prabowo menjadi sosok yang tidak membosankan dan lebih ramah pada anak muda, meskipun usianya sudah mencapai 72 tahun. Citra gemoy pun teramplifikasi dengan baik melalui media sosial Partai Gerindra yang sudah dekat dengan generasi muda.

Gambar 2. Beberapa kiriman yang mengkritik citra Prabowo (sumber: X)
Sayangnya, citra baru Prabowo ini bisa dilihat sebagai gimmick yang muncul untuk tujuan oportunistik. Beberapa suara di X mengkhawatirkan bahwa para pemilih pemula dapat terbuai dengan citra gemoy Prabowo ini.


Gambar 3. Kiriman Lukman Hakim Saifuddin yang mengkritik citra Prabowo (sumber: X)
Menteri Agama periode 2014–2019, Lukman Hakim Saifuddin melalui akun X-nya mengkritik bagaimana calon presiden mengikuti gaya Gen-Z. Ia menilai bahwa pemimpin berbicara tentang nilai, ideologi, visi-misi bangsa, dan komitmen perjuangannya. Dan para pemimpin ini yang akan membentuk dan mengisi pemikiran anak muda. Bukan malah bertindak seperti anak muda yang lugu.

Prabowo pun tidak terlalu konsisten dalam menjaga citra gemoy-nya. Beredar video viral Prabowo saat menjawab pertanyaan seorang penanya dalam acara Mujadalah Kiai Kampung pada Sabtu (18/11/2023) terkait bagaimana regulasi ekspor singkong dan ketela pohon bisa dilakukan. Namun, jawaban Prabowo tidak menyasar pertanyaan tersebut secara langsung, malah mengaitkannya dengan peningkatan penerimaan negara. Prabowo menyampaikan jawabannya dengan menggebu-gebu dan tidak gemoy seperti yang seharusnya dicitrakan.

Penutup
Prabowo Subianto sepertinya sadar bahwa ia perlu mengubah citranya yang sebelumnya tegas dan keras, menjadi lebih humanis agar lebih diterima masyarakat. Citra sebelumnya terbukti membuat dia kalah Pilpres hingga dua kali. Namun, butuh lebih dari sekadar mengubah citra untuk memenangkan Pilpres. Masih akan ada adu debat capres-cawapres yang akan menguji ide dan gagasan untuk memimpin negara ini. Gemoy saja tentu tidak akan cukup untuk bisa memenangkan adu debat, apalagi memenangkan hati masyarakat Indonesia.

Prabowo
Pilpres 2024
Media Monitoring
Tokoh
Social Listening