Kemenparekraf Gelar Forum Komunikasi Staf Ahli Menteri Angkat Isu STDev

Kemenparekraf Gelar Forum Komunikasi Staf Ahli Menteri Angkat Isu STDev

Forum Komunikasi Staf Ahli Menteri Kemenparekraf: Mendorong Pariwisata Berkelanjutan

Pengantar Forum dan Tujuan Pelaksanaan

Pada 10 Juli 2024, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) menyelenggarakan Forum Komunikasi Staf Ahli Menteri (SAM) yang mengusung isu Sustainable Tourism Development (STDev). Acara ini dilaksanakan di Desa Batulayang, Cisarua, Bogor, pada 4 Juli 2024 dan bertujuan untuk menyelaraskan persepsi serta menghasilkan rekomendasi strategis terkait isu pariwisata berkelanjutan.

Partisipasi dan Kolaborasi

Kegiatan ini melibatkan kolaborasi antara Staf Ahli Menteri Kemenparekraf dan Staf Ahli Kementerian/Lembaga (K/L) lainnya. Tujuan utamanya adalah membahas dan menyepakati langkah-langkah strategis untuk mengembangkan pariwisata berkelanjutan.

Pilar Utama Pariwisata Berkelanjutan

Manajemen Berkelanjutan

Staf Ahli Bidang Manajemen Krisis Kemenparekraf, Fadjar Hutomo, menjelaskan bahwa pariwisata berkelanjutan memiliki tiga pilar utama. Pilar pertama adalah manajemen secara berkelanjutan.

Pentingnya Manajemen Berkelanjutan

Manajemen berkelanjutan menekankan pengelolaan yang bertanggung jawab atas sumber daya alam dan budaya lokal, memastikan pariwisata dapat terus berkembang tanpa merusak lingkungan.

Pembangunan Manusia dan Kebudayaan

Pilar kedua adalah pembangunan manusia dan kebudayaan, yang menekankan pada penerimaan dan pertumbuhan pariwisata bersama kearifan lokal.

Penerimaan Budaya Lokal

Pengembangan pariwisata harus selaras dengan budaya masyarakat setempat, menjadikan ekosistem pariwisata sebagai bagian dari kehidupan mereka.

Ramah Lingkungan (Eco-Friendly)

Pilar ketiga adalah ramah lingkungan, yang menekankan pengembangan pariwisata yang tidak merusak lingkungan dan berkontribusi positif terhadap konservasi alam.

Implementasi Eco-Friendly

Fadjar Hutomo menekankan bahwa pengembangan pariwisata berkelanjutan harus selalu memperhatikan dampak ekologis dan mengadopsi praktik-praktik yang mendukung konservasi lingkungan.

Diskusi dan Rekomendasi Strategis

Pembahasan dalam Forum

Kegiatan ini menjadi ajang diskusi dan tukar pendapat untuk mendorong pariwisata berkelanjutan.

Rencana Pembangunan Desa Wisata

Salah satu topik utama adalah perencanaan pembangunan di desa wisata yang melibatkan pengembangan model bisnis, program kontrol kualitas, dan evaluasi kebijakan.

Peran Kolaborasi dalam Mitigasi Krisis

Fadjar Hutomo menekankan pentingnya collaborative governance, yaitu kolaborasi antara stakeholders dalam mengelola program pariwisata berkelanjutan.

Pencegahan Krisis melalui Kolaborasi

Kolaborasi ini tidak hanya untuk menyelesaikan masalah yang ada, tetapi juga sebagai upaya pencegahan krisis di masa depan.

Penegasan dari Staf Ahli Bidang Reformasi dan Birokrasi

Staf Ahli Bidang Reformasi dan Birokrasi Kemenparekraf, Kurleni Ukar, memberikan poin penegasan terkait kesepakatan yang dihasilkan.

Tiga Poin Utama

Kurleni menyoroti tiga poin utama: meningkatkan kolaborasi dan koordinasi, pemahaman yang benar tentang eco-tourism, dan tantangan dalam musyawarah desa.

Peserta dan Kontribusi Narasumber

Kehadiran dan Partisipasi

Acara ini dihadiri oleh berbagai narasumber dari berbagai kementerian dan lembaga, baik secara langsung maupun daring.

Narasumber Utama

Beberapa narasumber utama termasuk Aris Darmansyah Edisaputra, Tasdiyanto, Restog Krisna Kusuma, dan Frans Teguh, yang memberikan perspektif dan rekomendasi mereka mengenai pariwisata berkelanjutan.

Kontribusi Lokal

Selain itu, kepala desa dari beberapa desa wisata di Batulayang juga hadir untuk memberikan masukan langsung terkait pengembangan pariwisata di wilayah mereka.

Pengelola Desa Wisata

Peran pengelola desa wisata, Pokdarwis, dan Bumdes juga penting dalam menyukseskan program ini, dengan memberikan masukan berdasarkan pengalaman langsung mereka di lapangan.