Kesigapan Pekerja Kilang Kasim Dalam Menghadapi Penanganan Keadaan Darurat Major Emergency Drill

Kesigapan Pekerja Kilang Kasim Dalam Menghadapi Penanganan Keadaan Darurat Major Emergency Drill

Kilang satu-satunya yang berada di Indonesia Timur yang juga bertugas menyuplai kebutuhan 15% BBM untuk Maluku dan Papua harus selalu terjaga keandalannya.

Sebagai upaya merawat keandalan dan implementasi penanganan keadaan darurat, dilakukan Major Emergency Drill berupa simulasi penanggulangan keadaan darurat, Sabtu (19/11/2022).

Sebelum Pelaksaaan Major Emergency Drill,Kilang Kasim telah melaksanakan Pelatihan Pengamanan Obyek Vital Nasional oleh TNI AL dalam hal ini oleh Komando Armada III Sorong, yang juga melibatkan 3 KRI,1 Helikopter, 1 pesawat pengintai dan 443 Prajurit TNI AL yang berasal dari berbagai keahlian khusus.

latihan ini merupakan program kerja TNI AL yang mana merupakan tugas negara untuk sigap dalam mengahadapi ganguan tetorisme di lingkungan Obvitnas.

Dimulai dengan unjuk rasa tuntutan oleh simpatisan kelompok bersenjata,penyusupan oleh kelompok gerombolan bersenjata, penyandraan, pengancaman dan juga pemasangan Bahan peledak sebagai alat sabotase, tetapi semua dapat di atasi oleh TNI AL dengan aman terkendali dan tidak jatuh korban maupun kerusakan peralatan.

Kegiatan tersebut berlangsung selama 4 hari,setelah itu kegiatan berlanjut dengan kesigapan Pekerja Unit Kasim dalam menghadapi Emergency Drill.

Keadaan darurat disimulasikan terjadi di area Oil Movment (OM) 5-T-22/21, diawali cuaca pagi hujan deras dan petir. Pada sebuah tangki 5-T-22 sedang berlangsung transfer BBM sampai level 90%,saat operator OM melaksanaka plant patrol pukul 09.00 wit, kondisi 5-T-21 dalam keadaan normal, tetapi pada waktu yang bersamaan ditemukan kondisi pada dinding bagian utara 5-T-22 terdapat bocoran pada dinding tanki, operator OM segera menginformasikan kejadian tersebut ke pejabat di atasnya secara berjenjang,dan mendapatkan instruksi dari shift supervisor untuk segera menutup valve inlet 5-T-22 dan segera memindahkan Produk ke 5-T-21.

Serta lakukan upaya-upaya menghentikan tumapahan minyak dari 5-T-22 dan juga pengamanan sekitar tangki dan monitoring isi dari bundwal.

Bundwel tanki 5-T-21/22 pada pukul 10.00 wit sudah terakumulasi tumpahan minyak.
Akibatnya terjadi kebocoran dan genangan minyak yang mengalir ke arah bundwall.

Tim HSSE setelah mendapatkan Laporan dari shift supervisor OM segera meluncur kelapangan untuk melakukan isolasi tumpahan minyak di Bundwel yang di perparah dengan hujan yang cukup deras dan petir serta geledek.

Fire station mengirim 1 unit Fire Truk FT36 dan trailer foam,melakukan pemasangan water sprayer dan melakukan Pra Emergency action yaitu penyemprotan foam ke bundwal dan ketika proses penutupan inlet tanki 5-T-22 terjadi sambaran petir memyambar dan terjadi kebakaran di sekitar bundwal tersebut.

Di ketahui 1 orang terkena flash dan mengalami luka bakar serta shok akibat kejadian tersebut,akibat dari kebakaran di bandwal tersebut menyebabkan kebakaran di 5-T-22 dan memangang juga dinding 5-T-21.

Fire station mengirim beberapa peralatan tambahan serta ambulance untuk melakukan penyelamatan pada korban luka bakar,dan lanjut menutup inlet 5-T-22, serta melakukan evakuasi bagi pekerja yang tidak berkepentingan, semua info ini di sampaikan berjenjang sampai ke GM RU VII untuk melakukan organisasi keadaan darurat RU VII dan men-declare status emergency level 1, setelah menghubungi Direktur Operasi dan mendapat persetujuan dari Dirops, kemudian manager HSSE mengaktifkan sirine sebagai gate berlakunya organisasi keadaan darurat.

Upaya pemadaman kebakaran dilakukan dengan mengerahkan seluruh potensi Fire Brigade di kilang dan metode yang di miliki.

Disebutkan karena kondisi kebakaran tangki belum bisa ditanggulangi sementara persediaan foam di RU VII tidak mencukupi, sehingga dibutuhkan bantuan dari PT KPI Pusat untuk pengadaan foam.

Di saat yang sama GM RU VII selanjutnya menaikkan Level Emergency menjadi level 2 setelah mendaptkan arahan dari Dirops dan mengaktifkan Business Support Team (BST) subholding PT KPI.

Tahap selanjutnya GM RU VII sebagai Emergency Response Commander (ERC) meminta bantuan kepada subholding PT KPI sebagai BST agar melakukan support pengadaan foam dari unit lain dan juga ke Petro Gas serta EP Aset 4 Lapangan Klamono,dari PG dan EP Aset 4 langsung mengirimkan bantuan berupa peralatan, foam dan tenaga fire brigade untuk membantu penanggulangan.

Setelah mendapatkan bantuan pengadaan dari BST, persediaan foam dapat terpenuhi sampai penanggulangan selesai dan kondisi dinyatakan aman.

Penanganan keadaan darurat ini selanjutnya dinyatakan berhasil dan tuntas ditandai suara sirine tanda aman.

Tahapan berikutnya adalah menyelesaikan dampak lanjutan dari insiden ini.

Dari kegiatan tersebut, disimulasikan total ada 1 korban dengan rincian luka bakar yang dirujuk ke Rumah Sakit Pertamina Pusat (RSPP).

Selain itu ratusan warga disimulasikan terpaksa mengungsi di beberapa titik, seperti balai kampung Moi Bee dan Kasim, dan gedung serba guna mess kilang kasim.

Area Manager Communication, Relations & CSR PT KPII RU VII, Dodi Yapsenang menjelaskan Major Emergency Drill merupakan lanjutan dari kegiatan Table Top Incident Command System (ICS) yang diselenggarakan pada pekan sebelumnya yaitu latihan pengamanan Obyek Vital Nasional bersama TNI AL Koarmada III.

“Kegiatan ini berpegangan pada sistem internasional dalam menanggulangi keadaan darurat, seperti kebakaran tangki. Ini penting untuk mengukur sejauh mana kesiapan sumber daya manusia dan peralatan keamanan ketika menghadapi kondisi darurat,” jelasnya.

Hal ini, lanjut Dodi menjadi komitmen Kilang Kasim sebagai perusahaan energi Nasional untuk menjaga keamanan operasional demi terjaganya suplai BBM di wilayah Maluku Papua.

“Wujud Nasionalisme kami, sebagai perusahaan kebanggaan bangsa menyediakan energi terbaik untuk negeri,” ucapnya.