Musim panas hampir berlalu ketika MTV menggelar malam penghargaan Video Music Awards (VMA) pada 1992. Arena basket milik University of California Los Angeles (UCLA) telah disulap menjadi arena pertunjukan dan tenda-tenda untuk para artis didirikan di area parkir.
Nirvana dijadwalkan tampil malam hari. Mereka dinominasikan untuk beberapa kategori seperti video musik terbaik untuk "Smells Like Teen Spirit", artis pendatang baru terbaik, serta video alternatif terbaik.
Sore harinya, setelah melakukan soundcheck, para personel Nirvana bersantai di sebuah tenda. Mereka tak sendiri. Beberapa petinggi MTV dan orang terdekat ada di sana, termasuk istri Kurt Cobain, Courtney Love, yang belum genap sebulan sebelumnya melahirkan Frances Bean.
Semua baik-baik saja sampai akhirnya beberapa pria berjalan mendekati tenda tersebut. Rombongan tersebut sebenarnya tidak mau menggubris para personel Nirvana yang sedang bersantai. Namun, rombongan itu bukan rombongan biasa. Satu dari tujuh pria itu adalah vokalis Guns 'N Roses, Axl Rose.
Ketika Rose, lima pengawal, dan satu kameramen sedang berjalan melewati tenda, tiba-tiba Love berceletuk, "Axl, Axl, mau enggak jadi bapak baptisnya anakku?" Di sebelah Love, Cobain tengah menggendong Frances Bean, putri satu-satunya pasangan tersebut.
Rose mendengar celetukan Love dan langsung berbalik seraya menghampiri tenda. Sembari berjalan, Rose mendengar seisi tenda tertawa. Dengan nada murka, Rose kemudian berkata, "Hey, suruh jalangmu itu untuk diam! Kalau tidak, kuhabisi kau!"
Jelas, ucapan Rose itu ditujukan kepada Cobain dan, dengan santai, pria 25 tahun tersebut meminta istrinya tutup mulut. Ketika menceritakan insiden ini beberapa waktu kemudian, Cobain sama sekali tak merasa bersalah. Justru, dia mengenang peristiwa itu sambil tertawa geli.
Apa yang terjadi di tenda artis VMA itu merupakan awal dari sebuah momen bersejarah musik cadas.
Album Nevermind dirilis pada 1991 dan melejitkan nama Nirvana ke dunia musik rock arus utama. Namun, kisah antara Nirvana dan Guns 'N Roses sudah bermula sebelum itu. Pada titik tersebut, Nirvana telah menelurkan satu album penuh Bleach, dan satu album mini (EP) Blew. Keduanya dirilis pada 1989.
Sejak paruh kedua 1980-an dimulai, Nirvana telah mencuri perhatian besar di skena musik Washington. Mereka merupakan bagian dari gerakan punk di Seattle serta Olympia dan punya kedekatan dengan band-band riot grrrl macam Bikini Kill. Bahkan, pada 1990 Cobain sempat berpacaran dengan penabuh drum Bikini Kill, Tobi Vail.
Berkat "Bleach" dan "Blew" yang berisikan lagu-lagu seperti "About a Girl", "Negative Creep", dan "Been a Son", Nirvana tak cuma jadi jago kandang. Reputasi mereka meluas ke level nasional dan akhirnya sampai ke kuping Rose.
Pada akhir 1980-an dan awal 1990-an, Guns 'N Roses adalah salah satu band terbesar di dunia. Setelah merilis Appetite for Destruction pada 1987, Rose dan kawan-kawan nyaris tak pernah cuti tur. Mereka juga tampil di mana-mana, mulai dari majalah sampai televisi. Mustahil menemukan orang yang tidak pernah mendengar nama mereka.
Meski demikian, Rose tak segan memberi pujian kepada Nirvana. Bahkan, dalam sebuah kesempatan di tahun 1991, Rose pernah memamerkan dirinya berpose dengan topi bisbol Nirvana. Ketika bertemu dengan Cobain pun, Rose-lah yang mengajaknya berfoto bersama, bukan sebaliknya.
Kekaguman itu diwujudkan Rose dengan mengundang Nirvana untuk tampil bersama Guns 'N Roses beberapa kali. Akan tetapi, sekuat apa pun Rose berusaha, Cobain tak pernah menerima ajakannya. Usut punya usut, Cobain sebenarnya membenci Guns 'N Roses.
Cobain adalah produk dari skena punk dan band seperti Guns 'N Roses adalah musuh dari skena tersebut. Ini diungkapkan sendiri oleh Cobain dalam sebuah wawancara tahun 1991 seusai "Nevermind" dirilis. Katanya, "Kami bukan band seperti Guns 'N Roses yang tidak punya apa pun untuk dikatakan."
Ironisnya lagi, bagian dari Guns 'N Roses yang tidak disenangi Cobain adalah Rose sendiri. Cobain merasa bahwa Rose selama ini tidak pernah menghormati para penggemarnya. Padahal, sebagai bintang besar, ada tanggung jawab yang harus dipikul oleh Rose. Selain itu, Cobain juga tak menyenangi nilai-nilai yang diusung Guns 'N Roses.
"Kupikir mereka mempromosikan nilai-nilai yang buruk seperti seksisme dan bagaimana mereka mengonsumsi narkotika. Maksudnya, mereka ini memberontak kepada siapa, sih? Menurutku itu bukan pemberontakan. Justru, pemberontakan adalah perlawanan terhadap orang-orang seperti Guns 'N Roses," ucap Cobain.
Rose sebenarnya berusaha tutup telinga dengan komentar-komentar Cobain tersebut. Buktinya, dia tetap mau mengundang Cobain dan Nirvana untuk ikut tur bersama Metallica pada pertengahan 1992. Akan tetapi, Cobain tetap enggan menerimanya. Keputusan Cobain, kala itu, tampak sebagai keputusan cerdas.
Pasalnya, tur Guns 'N Roses dan Metallica tersebut berubah menjadi bencana. Dalam penampilan di Montreal, Kanada, para penonton merusuh karena Rose tiba-tiba menghentikan konser. Alasannya, dia sedang sakit tenggorokan. Akan tetapi, para penggemar tidak mau tahu karena itu bukan kali pertama Rose menghentikan penampilan seenak jidat.
Keengganan Cobain dan Nirvana bergabung di tur tersebut memberi keuntungan pada mereka. Setidaknya, nama mereka tak ikut tercoreng. Selain itu, tur tersebut membuktikan kepada dunia bahwa apa yang dikatakan Cobain tentang Rose dan Guns 'N Roses benar adanya.
Namun, tur bencana itu rupanya makin menyulut kebencian Rose terhadap Nirvana. Sebelum tur dimulai, Rose sempat menghina Nirvana yang tidak bersedia diajak. Setelahnya, cacian-cacian Rose semakin mengerikan saja. Rose terus menjelek-jelekkan Cobain dan Love di muka umum. Bahkan, pria yang sekarang berusia 58 tahun itu ikut membawa-bawa nama Frances Bean.
Cobain memang berubah semenjak dekat dengan Love. Mereka bertemu pertama kali pada Januari 1990 di sebuah konser Nirvana. Pada Mei 1991, mereka berdua akhirnya berpacaran setelah bertemu kembali dalam konser band punk L7. Sejak mengencani Love, kecanduan Cobain terhadap heroin semakin tak terkendali.
Adiksi ini menjadi amunisi bagi Rose. Ketika Frances Bean lahir pada 18 Agustus 1992, Rose tidak memberi Cobain dan Love selamat, tetapi hujatan. Menurut Rose, Kurt Cobain adalah”Seorang pecandu yang beristrikan pecandu.”
“Kalau sampai bayinya lahir cacat, mereka layak masuk penjara," cerocos Rose suatu ketika.
Di tengah panasnya perang mulut antara Cobain dan Rose itu, MTV mempertemukan Nirvana dengan Guns 'N Roses dalam satu tempat. Ketika itu, situasinya berbalik. Seiring dengan sekaratnya hair metal, popularitas Guns 'N Roses mulai menurun. Sementara, Nirvana adalah alasan mengapa grunge meledak pada awal 1990-an.
Mempertemukan Guns 'N Roses dengan Nirvana bagaikan mencampurkan Mentos dengan Coca-Cola. Tidak mungkin tidak ada ledakan. Dan benar saja. Setelah cekcok di tempat parkir tadi, para personel Guns 'N Roses dan Nirvana terus terlibat aksi saling ejek dan sabotase sepanjang malam.
Tak seberapa lama setelah insiden parkiran terjadi, ketika Nirvana hendak tampil untuk membawakan lagu "Lithium", giliran dua basis, Duff McKagan dan Krist Novoselic, yang terlibat pertengkaran. Perang mulut selama ini memang lebih banyak melibatkan Cobain dan Rose tetapi bukan berarti para personel lain tidak ikut-ikutan panas.
McKagan, pembetot bas Guns 'N Roses, merasa bahwa selama ini Nirvana sudah bersikap kurang ajar terhadap bandnya. Ketika melihat Novoselic hendak naik pentas, McKagan yang ditemani pengawal mendekatinya. Oleh McKagan, Novoselic dicaci dan didorong.
Novoselic yang tidak terima pun meladeni tantangan McKagan. Akan tetapi, perkelahian bisa dicegah. Panitia penyelenggara dengan sigap melerai dua bintang tersebut dan Nirvana akhirnya tetap bisa membawakan "Lithium".
Di bagian penutup "Lithium", aksi panggung destruktif khas Nirvana mulai tampak. Novoselic melempar basnya ke udara dan bas itu mendarat telak di kepalanya sehingga dia pun tepar. Cobain, sementara itu, setelah selesai merusak gitar dan amplifier, merecoki Dave Grohl dengan menghancurkan set drum.
Karena Cobain sedang asyik dengan drumnya, Grohl pun mengambil alih jabatan sebagai frontman. Namun, dia tidak bernyanyi, melainkan ikut-ikutan meledek Rose. "Axl, Axl, di mana kamu? Ada yang melihat Axl?" ucap Grohl yang juga setengah teler itu.
Aksi Nirvana itu semakin membuat para personel Guns 'N Roses naik darah. Mereka, dipimpin McKagan dan gitaris Gilby Clarke, mendatangi trailer Nirvana. Para personel Guns 'N Roses itu berniat menghajar personel Nirvana sekaligus merusak trailer mereka.
Akan tetapi, yang mereka tidak ketahui, para personel Nirvana tak langsung kembali ke trailer. Karena Novoselic menderita cedera kepala, Cobain dan Grohl menemaninya beristirahat terlebih dahulu di bawah panggung. Yang ada di trailer Nirvana hanyalah Frances Bean dan pengasuhnya.
Aksi McKagan dan Clarke itu diketahui oleh salah satu petinggi MTV yang langsung menghentikannya. Kata orang MTV itu, Amy Finnerty, Rose juga ada di lokasi tetapi tidak ikut-ikutan berupaya menggulingkan trailer Nirvana. Lucunya, ketiadaan Guns 'N Roses di dalam arena itu dimanfaatkan oleh Cobain untuk melakukan satu aksi jahil lagi.
Guns 'N Roses masih lebih besar dibanding Nirvana ketika itu. Oleh karenanya, jadwal tampil mereka pun lebih malam. Jelang penampilan Guns 'N Roses, Cobain menyabotase sebuah piano yang dipikirnya merupakan piano milik Rose. Sabotasenya berhasil tetapi piano yang dirusak setemannya itu adalah milik Sir Elton John.
Upaya Cobain salah sasaran dan upaya terakhirnya mempermalukan Guns 'N Roses gagal. Kala itu, tak ada yang menyadari bahwa kegagalan Cobain menyabotase piano Rose merupakan titik di mana perseteruan Nirvana dengan Guns 'N Roses berakhir.
Cobain lebih banyak terlibat dalam pertempuran pribadi setelah itu, terutama melawan adiksi heroinnya. Berulang kali dia masuk panti rehabilitiasi dan dua kali dia nyaris kehilangan nyawa akibat overdosis. Sampai akhirnya, pada April 1994, Cobain kabur dari sebuah panti rehabilitasi di Los Angeles dan pulang ke Seattle.
Dalam perjalanan itu Cobain duduk bersebelahan dengan McKagan dan mereka justru bisa berbincang dengan hangat. Dua figur tenar itu bahkan tetap bersama setelah turun di bandara. Namun, setelah sejumlah penggemar mengerubungi mereka, Cobain menghilang. Pada 5 April 1994, Cobain bunuh diri. Jasadnya baru ditemukan tiga hari kemudian.
Perseteruan Guns 'N Roses dan Nirvana pun resmi berakhir. Bahkan, dalam berbagai kesempatan di kemudian hari, yang tampak jelas adalah kemesraan, terutama antara Grohl dan Slash serta Grohl dan Rose. Yang menghilang dari peredaran setelah kematian Cobain adalah Novoselic.
Grohl adalah eks-anggota Nirvana yang paling menonjol. Tak lama setelah kematian Cobain, dia membentuk Foo Fighters dengan merekrut dua personel band emo Seattle, Sunny Day Real Estate. Grohl juga terlibat banyak proyek pribadi seperti Probot dan Them Crooked Vultures serta restorasi studio Sound City yang prosesnya diabadikan dalam film.
Grohl sendiri sempat tampil sepanggung dengan Slash dan dia sudi meminjamkan kursi konsernya kepada Rose. Kursi itu awalnya digunakan Grohl saat harus tampil dengan kondisi patah kaki. Ketika Rose mengalami nasib serupa pada 2015, Grohl ringan tangan menawarkan bantuan.
Kata orang, waktu bisa menyembuhkan segala luka. Apa yang terjadi dengan Nirvana dan Guns 'N Roses itu jadi salah satu buktinya. Namun, perseteruan yang sempat mereka jalani sekira tiga dekade silam adalah sebuah pengingat bahwa pada suatu masa, rock pernah begitu berbahaya.