Risque Business: Japan

Risque Business: Japan

Oleh: Candra Aditya

 

Tidak seperti kebanyakan boomer dan orang-orang yang mempunyai kompas moral yang baik, saya tidak malu untuk mengakui bahwa saya penonton JAV (Japanese Adult Video) yang lumayan setia. JAV, tidak seperti tontonan dewasa lainnya, menawarkan sesuatu yang berbeda. Ia menawarkan sebuah petualangan yang mendebarkan. Berbeda dengan tontonan dewasa buatan bule yang begitu di-play langsung gedebag gedebug, JAV masih repot-repot memberikan plot. Meskipun beberapa genre punya plot yang mirip-mirip (bapak mertua yang ternyata lebih menarik dari suami sendiri atau ternyata bos yang abusive ternyata membuat jantung deg-degan), setidaknya JAV masih ada effort untuk memberikan itu. Selain itu menurut saya pemain JAV aktingnya agak sedikit lebih baik daripada pemain adult video dari Amerika. Entah karena keterbatasan bahasa, ketika saya menonton JAV yang ada subtitle Inggris, saya benar-benar terbawa dengan ceritanya.

Fakta bahwa JAV sama sekali tidak tedeng aling-aling dalam mempersembahkan semua jenis fetish dan kink yang ada juga membuatnya menjadi tontonan nomor satu di kepala saya. 

Karena kesukaan saya ini, ketika Netflix kemudian merilis Risque Business: Japan, saya langsung bersorak-sorai dengan gembira. Tentu saja karena ini adalah sebuah dokumenter super ringan tentang seks di Jepang, kalian yang mengharapkan expose yang detail tentang eksploitasi pemain AV atau betapa kejamnya bisnis ini sudah pasti akan kecewa. Series yang dipandu oleh komedian Shin Dong-youp dan Sung Si-kyung ini bisa dibilang lumayan vanilla. Tapi meskipun begitu, ada beberapa hal di dalamnya yang lumayan membuat saya kaget saat menontonnya.

 

Episode 1

Di episode ini Dong-youp dan Si-kyung pergi ke Akihabara, tempat konsernya semua orang yang demen sex toy atau film bokep. Jujur saja, ketika saya pertama kali ke Jepang tahun 2019, tempat pertama yang saya kunjungi begitu sampai di sana adalah Akihabara. Menarik sekali ternyata reaksi saya dengan reaksi dua host ini sama saja. Kami sama-sama shock melihat bagaimana orang Jepang begitu santai belanja barang-barang yang akan membuat ormas keagamaan kebakaran jembut. Saking kasualnya, saya bisa dengan gampang melihat siapa yang turis dan siapa yang natif dari reaksi mereka ketika memasuki sex shop di Akihabara.

Di episode ini yang paling menarik mungkin adalah tempat nonton bokep yang klaimnya lebih murah dari hotel. Tidak hanya dengan harga yang terjangkau pengunjung bisa nonton beberapa film yang mereka suka, mereka juga mendapatkan toilet, tempat laundry gratis DAN makan nasi kari sepuasnya. Tipe ruangannya macam-macam dan di kasir pengunjung bisa belanja alat masturbator yang bisa berguna kalau sudah keasyikan nonton filmnya di dalam. In short, saya tahu kemana tujuan saya kalau ke Jepang nanti hehehe.

 

Episode 2

Dua host ini bertemu dengan tiga aktris AV yang terkenal. Mereka sudah membintangi puluhan, bahkan ratusan judul. Yang menarik dari ini semua adalah (menurut dokumenter ini) aktris AV dianggap sebagai ratu sementara aktor-aktornya cuman supporting. Aktor dalam JAV berfungsi hanya untuk membuat aktrisnya melambung. Dan tidak semua aktris ini langsung pengen jadi pemain film dewasa. Ada beberapa yang kuliah dan memutuskan untuk banting setir. Bagaimana dengan fee-nya? Tentu saja menawan karena ada yang mengaku mereka bisa beli mobil mewah tanpa pikir panjang.

 

Episode 3

Kalau di episode sebelumnya dua host-nya bertemu aktris JAV, di episode ini mereka bertemu aktornya. Dan dibandingkan dengan episode sebelumnya, episode ini lebih menarik, lebih candid. Mungkin karena orang-orangnya lebih open. Dong-youp dan Si-kyung menemui tiga orang di episode ini: aktor film JAV biasa, aktor film JAV yang dimarketkan untuk pembeli perempuan dan sutradara film JAV.

Ada banyak hal yang menarik di episode ini. Dari fakta bahwa tugas sutradara tidak hanya merangkai adegan tapi biasanya sutradaranya juga yang membuat konsep cerita dan mengedit filmnya. Sampai kenyataan bahwa JAV kekurangan aktor. Tapi tidak mengherankan sih kalau industri ini kekurangan pemain cowoknya karena requirementnya berat. Ada beberapa level yang harus dilewati. Selain harus bisa mengontrol ereksi, aktor JAV juga harus bisa cum on cue. Bukan tugas yang mudah bukan?

 

Episode 4

Kalau kalian pernah dengar nama “Tenga”, berarti kalian tidak sepolos yang saya kira. Kalau kalian belum pernah mendengarnya, segeralah Anda menonton Risque Business: Japan karena di episode ke-4 kalian diajak untuk datang ke perusahaan pembuat alat masturbasi nomor satu di dunia. Banyak hal mencengangkan yang saya lihat di episode ini. Dari seorang staff yang tugasnya literally testing product alias dia dibayar buat masturbasi sampai pengakuan salah satu eksekutif Tenga yang pernah menjadi pemenang Lomba Masturbasi Sedunia*.

*dia menang karena bisa tahan sampai delapan jam lebih. BAYANGKAN ITU!

 

Episode 5

Saya pernah suatu hari menonton TikTok tentang seorang perempuan yang menangis sembari memeluk poster laki-laki tampan di pinggir jalan. Rupanya episode ini membahas tentang itu. Di episode ke-lima ini penonton diajak untuk masuk ke daerah Kabukicho, daerah dimana kalian bisa masuk ke host club. Tamu yang datang akan disamperin oleh mas mas yang luar biasa ganteng untuk minum bareng. Kesannya seksual tapi sama sekali tidak ada transaksi seksual antara host dan tamu. Host hanya mendengarkan tamu berbicara dan nemenin minum. Terdengar aneh? Tunggu sampai kalian bertemu dengan host nomor satu di Jepang yang kemana-mana pake Rolls-Royce.

 

Episode 6

Risque Business: Japan ditutup dengan obrolan Dong-youp dan Si-kyung dengan empat anak muda. Mereka ngomongin soal dating culture dan love life anak muda di Jepang. Yang luar biasa menarik disini adalah berbeda dengan industri orang dewasa yang terlihat bombastis dan hadir di tengah-tengah masyarakat tanpa tedeng aling-aling, orang-orangnya ternyata justru mempraktekan hubungan yang pasif-agresif. Ajakan untuk nginep bareng atau have sex kadang perlu pakai kode dan tidak bisa langsung begitu saja. Norma-norma dan aturan-aturan tidak tertulis saat berkencan dan pacaran inilah yang akhirnya membuat episode ini lumayan mind-blowing.


Risque Business: Japan dapat disaksikan di Netflix