Setan Budeg dan Penyebab Kecelakaan Kereta

Penyebab-Penyebab Kecelakaan Kereta yang Dilimpahkan pada Setan Budeg

1. Mitos tentang setan budeg yang disalahkan atas kecelakaan kereta di Indonesia.

2. Faktor ilmiah seperti propagasi suara dan fokus pengemudi juga berkontribusi pada kecelakaan kereta.

3. Kisah saksi mata yang memperkuat legenda setan budeg di sekitar rel kereta.

Konon jika ada kecelakaan di rel kereta, orang Indonesia akan menduga kuat bahwa itu kelakuan dari setan budeg. Setan budeg bahkan disalahkan atas kecelakaan maut kereta Bintaro 1987. Namanya tiada henti jadi momok di wilayah itu. Namun, apakah afdol menyalahkan setan atas setiap kecelakaan? Padahal ada aspek ilmiah yang menjadi alasan logis kenapa kecelakaan kereta bisa terjadi.

 

Legenda Setan Budeg

Laki-laki bertubuh pendek, badannya berbulu menyerupai kera adalah wujud yang paling lazim digambarkan untuk setan budeg. Namun ada pula yang bilang jika setan budeg berkepala botak. Asal-usulnya masih menjadi perdebatan, tapi orang-orang percaya setan budeg adalah jelmaan dari orang yang pernah kecelakaan di suatu rel kereta api. Ia tak terima atas kematiannya dan hendak mencari ‘teman’, makanya usil hingga menyebabkan kecelakaan. 

 

Wujud dan ceritanya agak berbeda dengan setan budeg yang diangkat ke layar lebar “Setan Budeg” pada 2008. Setan budeg di film ini wujudnya adalah perempuan serupa kuntilanak yang sedang patah hati. Ia menarget cowok-cowok genit—ya wajar lah, namanya juga film horor jorok. 

 

Namun mekanisme membunuhnya tetap sama dengan legenda aslinya, setan budeg mencelakai orang adalah dengan menutup telinga targetnya, menyebabkan mereka tak bisa mendengar suara kereta api. Sialnya, setan budeg bisa aktif 24 jam. Dia tak kenal pagi atau malam, semua waktu sama saja selagi ada mangsa yang melintas. Setan budeg juga tak tebang pilih; mau itu perempuan atau laki-laki, tua atau muda, bisa jadi korbannya.

 

Salah satu saksi mata dari orang yang menyaksikan kecelakaan yang diduga akibat setan budeg adalah Neneng. Pada 2018, di suatu sore di dekat Bintaro, Neneng nongkrong bersama teman-temannya di dekat rel kereta Bintaro. Sekitar pukul 17.30 WIB, mereka membubarkan diri. Salah seorang temannya tiba-tiba berjalan di sebelah rel, seolah tidak menghiraukan bunyi kereta yang melaju kencang di belakangnya. Neneng berusaha memperingatkan temannya, tapi temannya hanya menoleh dan tersenyum. Beberapa detik setelahnya, temannya tewas dihantam kereta. Peristiwa itu semakin memperkuat kisah setan budeg yang berkeliaran di sekitar Bintaro.

 

Tetek Bengek Faktor yang Bikin Orang Budeg dan Linglung di Dekat Rel Kereta

Secara ilmiah, orang yang mendadak budeg di dekat rel kereta sebenarnya bukan karena setan budeg, melainkan efek propagasi. Propagasi adalah sebuah fenomena ketika suara merambat melalui medium-medium yang ada, menjadi salah satu faktor penting yang mempengaruhi suara kereta. Terdapat tiga hal yang menjadi partikel medium, yakni zat cair, zat padat, dan gas.

 

Gas adalah partikel yang paling lambat, karena gas memiliki elastisitas dan kerapatan yang paling kecil. Sementara, suara akan semakin mudah menyebar jika elastisitas dan kerapatan mediumnya lebih padat. 

 

Hal lain yang memengaruhi adalah kekakuan benda. Semakin kaku dan lurus suatu benda, maka akan semakin mudah menyalurkan suara. Misalkan, rel kereta api memiliki kepadatan yang lebih padat dan bentuk yang cenderung kaku serta lurus, maka rel kereta akan lebih mudah menyampaikan suara daripada partikel seperti air, apalagi gas yang kepadatannya minim. Makanya, seberapa keras suara kereta ditangkap, tergantung pula terhadap benda-benda yang berada di dekat seseorang.

 

Lokasi tempat kereta juga berpengaruh. Kalau kereta melintasi rel yang rimbun pepohonan, kemungkinan suaranya teredam sangat besar. Karena pohon bisa bertindak sebagai tempat kedap suara. Pohon sendiri memiliki kelebihan yakni menyerap suara. Pohon yang semakin tinggi dan beranting banyak akan semakin meredam suara, kelokan-kelokan dari ranting pohon yang membatu meredam itu. Rumusnya, kan, semakin berkelok-kelok sebuah benda, berarti semakin lambat mengantarkan suara. 

 

Selain faktor suara, ada satu faktor lain lagi yang sering jadi alasan setan budeg mencelakai seseorang, yaitu karena seseorang sedang tak fokus dalam berkendara. 

 

“Hati-hati, pikirannya jangan kosong, nanti kesambet!” ujar orang-orang. Entah pikiran kosong atau justru banyak pikiran, memang jadi satu penyebab kecelakaan kereta, namun bukan karena setan budeg, melainkan karena psikologis orang itu sendiri.

 

Padatnya kegiatan sehari-hari, membuat orang seringkali terburu-buru melintasi rel. Terkadang mereka juga mengalami distraksi saat mengendarai, bermain ponsel contohnya. Belum lagi, orang kerap ngawur mengira-ngira kecepatan kereta, alhasil memilih gambling dalam mengukur kecepataan kereta saat menyebrang, apesnya, kalau prediksinya salah, potensi kecelakaan besar terjadinya. Padahal, manusia lebih akurat dalam memprediksikan sesuatu menggunakan informasi visual, alih-alih suara.