Kenapa Banyak Anak Muda Pilih Jadi Sugar Baby? Fakta Mengejutkan di Balik Sugar Dating
Fenomena sugar baby kini semakin marak, terutama di kalangan anak muda berusia 18-25 tahun. Banyak yang terjun ke dunia sugar dating karena alasan finansial dan gaya hidup. Hal ini bukan tanpa alasan, terutama setelah pandemi yang membuat banyak orang kehilangan pekerjaan. Indonesia bahkan tercatat sebagai negara dengan jumlah sugar daddy terbanyak di Asia Tenggara.
Singkatnya, sugar baby adalah individu muda yang mendapatkan dukungan finansial dari sugar daddy—pria yang lebih tua dan mapan. Istilah sugar baby ini tidak hanya terbatas pada prostitusi konvensional, tetapi juga mencakup hubungan online seperti chatting dan webcam. Pandemi mempercepat tren ini karena banyaknya pengangguran dan tekanan ekonomi.
Profesi sugar baby kini difasilitasi oleh berbagai platform online seperti Seeking Arrangement. Platform ini mencatat ribuan pengguna aktif di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Sugar baby di Jakarta bisa mendapatkan tunjangan bulanan yang mencapai puluhan juta rupiah, tergantung dari usia, penampilan, dan pengalaman mereka.
Menurut Lulu (bukan nama sebenarnya), seorang sugar baby dari Jakarta, banyak anak muda yang tertarik menjadi sugar baby karena imbalan yang besar. Lulu mengakui bahwa meski awalnya berat secara emosional, dirinya belajar untuk menikmati hubungan tersebut. Bagi dia, menjadi sugar baby memberikan stabilitas finansial yang sulit didapatkan dari pekerjaan biasa, apalagi dari pasangan seusianya.
Meskipun sugar baby bisa menghasilkan uang besar, profesi ini juga penuh risiko. Beberapa risiko yang kerap dihadapi adalah penipuan, penyakit menular seksual, hingga kekerasan fisik. Selain itu, sugar baby sering kali harus berhadapan dengan stigma sosial dan tekanan mental yang berat.
Pendapatan seorang sugar baby sangat bervariasi, mulai dari Rp 2 juta per pertemuan hingga puluhan juta rupiah setiap bulannya. Beberapa sugar baby bahkan mendapatkan hadiah mahal dari sugar daddy mereka, seperti barang-barang mewah atau bahkan properti. Namun, ada juga yang memilih hubungan tanpa jasa seksual, yang tetap memberikan kompensasi finansial cukup besar.
Terlepas dari imbalan yang menggiurkan, menjadi sugar baby bukanlah keputusan yang bisa diambil dengan mudah. Meski terlihat seperti jalan pintas menuju kekayaan, profesi ini membawa tantangan emosional dan fisik yang serius. Bagi banyak anak muda, sugar dating menjadi solusi cepat untuk masalah finansial, tetapi dengan risiko besar yang menyertainya.