Thariq Halilintar Berhasil Membuat Lagu yang Lebih Menyedihkan dari Drama Putusnya Sendiri

Thariq Halilintar Berhasil Membuat Lagu yang Lebih Menyedihkan dari Drama Putusnya Sendiri

Single terbaru Thariq Halilintar, "Nyatanya Tak Nyata", viral di YouTube & TikTok. Lagu ciptaan Thariq, Anji, dan Supernova ini meyakinkan kami bahwa Thariq Halilintar sebaiknya fokus saja jadi pengusaha.

Dunia hiburan menuntutmu bisa segala hal, mesti bisa ini-itu, agar namamu terus bersinar. Tampaknya kesadaran ini diamini Thariq Halilintar, seorang YouTuber, influencer, pengusaha, dan penyanyi yang dikenal sukses secara finansial di usia muda. 

Thariq Halilintar belum lama ini, melalui akun YouTube AHHA Record meluncurkan single terbaru berjudul Nyatanya Tak Nyata. 

Dalam waktu 4 hari, video klip lagu ini sudah ditonton lebih dari sejuta orang dan viral di TikTok dengan atensi sebanyak 1,3 juta jumlah tayangan. Tak cuma itu, pada Senin 10 April kemarin, lagu ini trending di YouTube music Indonesia.

Mari beri tepuk tangan untuk Thariq Halilintar atas pencapaian ini.
Prok Prok Prok

Tapi, apakah kita harus memberi tepuk tangan kedua kali untuk kualitas lagu dan kemampuan bernyanyi Thariq Halilintar? Tunggu dulu. Saya akan jabarkan hasil penilaian lagu Nyatanya Tak Nyata setelah mendengarnya.

Lagu ini diciptakan oleh Thariq, Anji Manji dan Supernova. Selain sebagai pencipta lagu, Anji juga bertindak sebagai produser. Lagu ini dibuka dengan alunan keyboard yang dimaksudkan memberi kesan murung kepada pendengar. Sebuah upaya yang patut diapresiasi. Intro ini mengingatkan saya dengan Dia, sebuah lagu yang dirilis pada tahun 2016 lalu. Bedanya, intro Dia memakai gitar akustik.

Intro di lagu Nyatanya Tak Nyata ini sama sekali tak menghadirkan kesedihan buat saya, yang terjadi justru sebaliknya. Mungkin karena si keyboardist kasih kita progresi chord dari B minor yang resolved di Amaj7, progresi yang biasanya menghadirkan suasana uplifting (bersemangat). Bagi saya, Supernova Reiza Maulana sebagai music arranger gagal menjalankan tugas untuk mengantarkan lantunan keyboard ke lirik yang. kalau dibaca, mengungkapkan kesedihan.

Saya makin mengernyitkan dahi saat suara Thariq masuk di verse pertama.

Selalu kuingat di dalam kenangan
Senyummu hantu di setiap pejamku
Berdiam di hati, pikiran dan doaku
Kau tak lagi ada

Dari departemen lirik, kita ‘dipaksa’ untuk meyakini bahwa Thariq Halilintar amat sedih dan nggak bisa move on, ia sampai meyakinkan pendengar dengan membawa-bawa tuhan “berdiam di hati, pikiran dan doaku”–penggalan lirik yang mengingatkan saya pada judul buku Soeharto: Pikiran, Ucapan, dan Tindakan Saya. Tetapi, lucunya, aransemen lagu ini menggunakan pola resolusi B minor - E - A pada bagian “Kau tak lagi ada.”

Kord minor, secara umum, memang kerap diasosiasikan dengan perasaan melankolis, sedih, dan duka tetapi dengan penyelesaian E (mayor) dan kemudian ke A (mayor) rantai kord ini malah menciptakan stabilitas dan penyelesaian. Sementara keseluruhan lirik di lagu ini mengesankan bahwa si penyanyi, ya, belum move on. Belum selesai, terutama dengan dirinya sendiri.

Kolaborasi antara lirik yang dangkalan, struktur kord yang tidak menopang liriknya, lantas disempurnakan oleh suara Thariq yang mungkin sudah dipoles sedemikian rupa. Suara Thariq mengingatkan saya dengan suara kakaknya, Atta Halilintar. Tak ada bedanya. Pun, sama sekali tak ada ciri khas yang menegaskan jika mereka bisa bernyanyi. Maaf, Thariq dan Atta, menurut saya kalian belum pantas disebut penyanyi.

Kata orang, jika suaramu tak bagus, cobalah bernyanyi dengan penuh penghayatan. Penghayatan adalah cara pamungkas untuk menyelamatkan suara Thariq yang pas-pasan dan tak berkarakter itu.

Sayangnya, upaya ini tak dilakukan oleh Thariq dengan maksimal. Sepanjang lagu, penghayatan lagu Thariq terasa datar. Bayangkan, jika ia mampu memberikan sentuhan dan penghayatan di lagu ini seperti yang dilakukan Andmesh di lagu Hanya Rindu atau Mahalini di lagu Sial, tentu saja saya bisa memaafkan betapa kacaunya kualitas lagu ini.

Apalagi, publik dan penggemarnya tahu jika lagu ini berangkat dari pengalaman Thariq yang baru saja putus dari mantan pacarnya Fuji Ann. Andai ia bisa memanifestasikan perasaannya di lagu itu, saya yakin banyak orang yang dibikin nangis bombay karenanya. Tapi sayangnya, kita tak bisa punya ekspektasi lebih dan membebankan hal ini kepada Thariq.

Dengan penuh kejujuran dan kasih sayang, saya cuma bilang jika Thariq lebih baik fokus menjadi vlogger dan pengusaha. Sebagai vlogger, Thariq saya rasa cukup menghibur dan, yah, sudah punya subscriber sebanyak 5,4 juta masa mau ambil lapak penyanyi juga? Sebagai pengusaha ia dikenal juga punya banyak bisnis. Belum lagi, ia didapuk menjadi Brand Ambassador PSTORE dan Bening’s Clinic Jakarta (Laser Center Indonesia) membuat pundi-pundi kekayaannya makin tak terbendung. 

Semua orang bisa bernyanyi, tapi tak semua orang harus menjadi penyanyi, Thariq. Namun jika kamu ngotot ingin terus menjadi penyanyi, tak ada salahnya kamu belajar lebih keras.

Seleb Jadi Penyanyi, Fenomena Sejak Lama dan Terus Berulang

Seleb yang coba peruntungan sebagai penyanyi bukan barang baru di industri hiburan Tanah Air. 

Di pertengahan 2000-an, kita masih ingat bagaimana upaya Melly Goeslaw menyatukan deretan artis yakni Raffi Ahmad, Dimas Beck, Ayushita, Chelsea Olivia Wijaya, Laudya Chintya Bella di dalam satu grup bernama Bukan Bintang Biasa atau yang lebih disingkat dengan nama BBB. Grup yang didirikan pada tahun 2006 ini mendampingi Melly Goeslaw dalam lagu Let's Dance Together dalam yang masuk di album Mindnsoul. 

Setahun berselang, lagu ini diplatas dipakai untuk film perdana mereka berjudul Bukan Bintang Biasa. Sayangnya, tak lama setelah itu proyek musik ini vakum. Masing-masing personel di kemudian hari lantas menjadi artis papan dengan segala pencapaiannya. 

Selain BBB, Luna Maya juga pernah mencoba dinginnya studio rekaman. Ia pertama memulai debut sebagai penyanyi di lagu tema Euro 2008 berjudul Play, bersama Dewi Sandra dan Sandra Dewi.

Usai kolaborasi itu, Luna kembali melakukan kolaborasi,Dide, vokalis band Hijau Daun. Mereka menyanyikan lagu berjudul Suara (Ku Berharap) yang diaransemen ulang dalam versi dangdut. Lagu ini menjadi album lagu tema untuk filmnya yang berjudul Janda Kembang. Tak cuma single demi single, Luna bahkan merilis album Perjalanan di tahun 2011. Dua belas tahun berlalu, kini Luna sudah tak lagi aktif bernyanyi. Di kemudian hari ia sadar kalau ia tak berbakat menjadi penyanyi.

“Kalau ditanya bisa nyanyi, aku bisa nyanyi. Tapi aku rasa aku bukan penyanyi, dan aku harus mengakui itu. Kalau dulu kita sebutnya aji mumpung,” ujar Luna Maya dalam sebuah wawancara.

Aji mumpung ini juga sempat dijalani oleh Acha dan Irwansyah yang juga mencoba peruntungan sebagai penyanyi. Mereka akhirnya sadar diri dan memilih mantap berkarier di bidang akting.

Secara tidak langsung, kehadiran seleb seperti BBB, Luna Maya, Acha dan Irwansyah membuat kita sekonyong-konyong mengambil kesimpulan: seleb nyanyi mah pasti gak ada yang lama, cuma aji mumpung.

Sebenarnya tidak semua. Cinta Laura yang semula artis sinetron, atau Maudy Ayunda yang memulai karier sebagai aktor film, sampai hari ini masih bermusik. Tapi, tentu saja tak ada yang mengalahkan langkah panjang yang sudah dilalui oleh Bunga Citra Lestari atau yang kita kenal dengan BCL.

Saat mendengar namanya, alam bawah sadar kita menyebut dia sebagai penyanyi. Padahal, ia memulai karier dunia entertainment dengan menjadi model untuk Majalah HAI (Cewek Hai) dan dalam waktu singkat mendapat kesempatan bermain di serial televisi 7 Tanda Cinta.

Petualanganya sebagai penyanyi dimulai di tahun 2004, saat ia didapuk sebagai featuring singer dari PAS Band di lagu Kumerindu. Mengenai cerita ini, Yukie Pas Band ingat betul. Awalnya mereka sempat ragu saat label rekaman mereka kala itu, Aquarius Musikindo meminta mereka untuk berkolaborasi dengan penyanyi pendatang baru, Tapi saat mendengar BCL bernyanyi, mereka yakin jika nama Bunga Citra Lestari akan melejit dan konsisten sebagai penyanyi.

“Pas dengerin suara dia, saya yakin dia mah bakal jadi penyanyi. Dan betul, dia jadi penyanyi sampai sekarang,” ujar Yukie saat berkunjung ke kantor Jurno.id belum lama ini.

Kolaborasi itulah yang membuat jalan BCL sebagai penyanyi terbuka. Ia memilih fokus di industri musik dan merilis banyak lagu hit dam albumnya seperti Tentang Kamu (2008), The Best of BCL (2013), dan Its Me BCL (2017) laris manis di pasaran. Ia juga sempat berkolaborasi dengan musisi papan atas Indonesia hingga musisi mancanegara, seperti Christian Bautista dan Julio Iglesias.

Berkat kerja keras dan konsistensinya di industri musik, maka bukan hal yang mengejutkan jika sekarang, ia sudah lima kali menjadi 5 kali jadi juri di Indonesian Idol sejak tahun 2017 hingga 2023.

Berkarier di musik bagi seleb memang gampang, dengan modal persona dan penggemar yang berjibun. Tapi, sanggupkah seleb melakoni pekerjaan itu, terus mengasah kemampuannya dan konsisten di bidang musik? Dalam hal ini, tampaknya seleb-seleb yang jadi penyanyi dadakan itu harus belajar banyak kepada BCL.