Tutorial Membuat Generasi Boomers Marah Saat Lebaran

Tutorial Membuat Generasi Boomers Marah Saat Lebaran

Detik-detik menjelang lebaran, hilal war tiket mudik. Salah satu teman saya yang tak dapat tiket memilih nekat motoran dari Jakarta ke kampung halamannya di Kediri.

Dia bukan satu-satunya orang yang rela melakukan apapun supaya bisa pulang kampung. Maklum, lebaran adalah salah satu momen langka dimana ia—dan banyak orang Indonesia lainnya—bisa bertemu dengan keluarga. Namun dibalik kemeriahan dan kegembiraan hari raya itu, tak sedikit pula yang mengemban beban mental. Waswas akan pertanyaan dan komentar dari para boomers yang… Ya begitulah.

Kalau kamu sudah capek jadi anak baik-baik dan ingin rebel, sini mendekat. Jurno mau ngasih tips dan trik membalas komentar nyebelin mereka.

Pulang dalam kondisi jomblo di usia menjelang 30
Ini adalah tanda paling mencolok kalau kamu adalah anak yang redflag buat generasi boomers. Nggak usah heran kalau kamu akan dibanding-bandingin sama saudaramu yang udah pada beranak pinak, sedangkan kamu masih ditanya “calonnya mana?”. Cara pertama ini bakal bikin kamu jadi bual-bualan keluarga besar, habis itu, Bapak-Ibumu akan kelabakan menjodohkan kamu ke sana-sini.

Mudik cuma 2-3 hari aja
Beberapa orang yang saya tanyai mengakui kalau orang tua mereka gemar ngomek jika mudik hanya 2-3 hari. Padahal, mudik memang berarti “pulang sebentar” asalnya dari bahasa Jawa “mulih sediluk”. Apalagi biasanya hari lebaran memang cuma dua hari, sedangkan cutinya mentok-mentok dapat empat hari. Tapi…. orang tua sering nggak mau ngerti. Seringkali anak-anak muda yang mudik dituntut untuk pulang lebih lama oleh orang tuanya. Padahal, dia juga dituntut cepat-cepat menaikkan profit perusahaan oleh bosnya.

Jangan kerja jadi PNS atau Pegawai BUMN
Booommmm, ini adalah pekerjaan idola—mungkin—seluruh boomers di Indonesia. Bayangkan kalau kamu pulang ke kampung dengan jabatan mentereng di Kementerian atau BUMN. Apalagi kalau masih muda tapi sudah menyandang jabatan eselon tiga atau empat. Emak-bapakmu akan bangga luar biasa. Kalau mau bikin orangtua marah, mendingan kerja jadi YouTuber atau pekerja lepas.Dijamin kamu akan disindir mereka, padahal mereka aja yang nggak tahu pendapatan influencer bisa sampai tiga digit per bulan.

Nggak usah ikutan bagi-bagi THR
Nah, kalau kamu pegawai dengan gaji pas-pasan, coba, deh, dikalkulasikan lagi kalau mau bagi-bagi THR. Kasih sedikit takut dikira nggak niat ngasih, kalau ngasih banyak, takut boncos. Jadi mending nggak ngasih mungkin? Tapi resikonya, para bapak-bapak dan ibu-ibu akan menyerbu kamu sebagai orang pelit.

Jangan pulang saat lebaran
Ini adalah tips paling ampuh yang bakal bikin orangtua, pakdhe, budhe, tante dan oom kebakaran jenggot. Nggak sedikit generasi muda yang milih menghindari pulang kampung karena nggak kuat dengan tekanan mental saat ketemu orang tua mereka sendiri. Biasanya anak-anak ini adalah anak-anak yang familiar kita sebut sebagai “anak broken home”. Hal ini layaknya orang yang mati segan, hidup tak mau. Mau pulang takut kena mental, nggak pulang takut dicap anak durhaka.