Gimana Sih

BB naik 5 KG selama pandemi, wajar gak sih?

Ngerasa gak sih kalau selama pandemi ini... Pada naik berat badan? Atau malah turun?
Saya sendiri sih naik ya, gara-gara pas awal pandemi sempet ganti obat yang ternyata malah bikin berat badan saya naik drastis. 
Terus ditambah stres karena pandemi, pertama kali kerja, terus juga gak bisa olahraga optimal karena gym tutup, ya makin menjadi-jadilah saya. 
Sekarang saya sedang berpetualang mencoba mengembalikan badan ke masa pre-pandemi. Tapi kayanya usaha saya ini bakal lebih berat karena... Simak terus videonya buat tahu jawabannya!
Naik 5 KG Selama Pandemi. Wajar Gak Sih?
Berbagai organisasi kesehatan melaporkan pandemi tak hanya meningkatkan angka penderita gangguan jiwa. Angka obesitas juga ikut naik. 
Data CDC menunjukkan 16 negara bagian AS memiliki angka obesitas di atas 35%. Tahun lalu 'hanya' ada 12 negara bagian dengan tingkat obesitas di atas 35%.  
Data kenaikan berat badan juga dilaporkan oleh Inggris. Sekitar 40% orang dewasa menyatakan berat badan mereka rata-rata naik 3 kg selama setahun. 
Hal serupa juga terjadi di Indonesia, lapor UNICEF. Mereka melakukan survei di keluarga kelas menengah-bawah Jakarta di tahun 2020 dan hasilnya menunjukkan anak-anak banyak mengkonsumsi makanan tinggi gula dan garam, tapi rendah nutrisi. 
Tentunya tren-tren ini membahayakan, mengingat kelebihan berat badan bisa meningkatkan risiko sakit kronis seperti sakit jantung, diabetes, dan lain-lain. 
Namun perlu diingat bahwa kelebihan berat badan hanyalah satu dari sekian banyak faktor yang bisa meningkatkan risiko sakit. 
Yah bahkan orang bisa naik berat badan juga dipengaruhi oleh banyak faktor, nggak cuma karena mereka kebanyakan makan sama males gerak doang... 
Balik lagi ke isu utama, kenapa sih orang-orang pada tambah lebar selama pandemi? Jawaban utamanya ada di otak kita. 
Kuncinya Ada di Stress
Pandemi membuat kita stres berkepanjangan. Ketika kita stres, amigdala bereaksi dengan mengirimkan sinyal ke hipotalamus. Kelenjar adrenal pun memproduksi adrenalin yang membuat jantung berdebar dan paru-paru kembang-kempis lebih cepat. 
Setelah itu, hipotalamus, kelenjar dibawah otak, dan kelenjar adrenal mengalirkan hormon stres kortisol ke seluruh tubuh. Jadilah kita makin waspada dan merasa lebih sensitif dari biasanya. 
Canggih banget kan? Tapi ya namanya manusia gudangnya salah, sistem ini juga punya kekurangan yang mayan fatal. Salah satunya karena otak suka sering salah menginterpretasikan suatu kejadian remeh sebagai masalah hidup dan mati. 
Dalam konteks pandemi, otak terus-terusan merasa stres. Kortisol pun membanjiri tubuh, menyebabkan tubuh "kebakaran"; memori otak jadi jelek, mood naik turun, sampai bisa bikin berat badan naik. 
Stres juga bikin risiko sakit jantung, stroke, hipertensi, dan diabetes naik karena tubuh kesulitan menyerap gula. Ada juga efek ke sistem reproduksi ke laki-laki maupun perempuan. Mantap sekali bukan? 
Nah terus kenapa stres berkelanjutan bisa bikin kita gendut? 
Ini karena ketika kita stres, otak mencari cara untuk menenangkan diri kita sendiri. Cara paling efektif dan cepat untuk itu adalah makan, makan, dan makan. 
Pas stres, otak kita cenderung mencari makanan yang tinggi gula dan lemak. Selain enak, makanan ini juga bisa memberikan energi yang cepat. 
Respons ini sebetulnya sudah kita latih dari kecil. Penelitian yang dilakukan Stifter, dkk menunjukkan bayi dan anak kecil menyukai makanan manis. Tak hanya itu, makanan manis juga membuat mereka tenang lebih cepat. 
Tapi ya kebiasaan kita makan enak pas lagi stres-stresnya ini justru... bikin kita gendut lebih cepet. 
Soalnya kortisol bikin tubuh lebih lambat memproses makanan dan bikin tubuh kehilangan massa otot yang bikin kalori makin menumpuk. Kelebihan kalori ini diubah menjadi lemak deh. 
Apalagi pas WFH ini banyak dari kita yang makin jarang gerak. Ya lemaknya makin banyak yang numpuk bestie~
Terus Solusinya Apa Dong?
Tenang, kamu masih bisa balik ke badan pre-pandemi kamu. Kuncinya ada beberapa, yaitu diet, olahraga, dan tidur yang cukup. 
Diet bukan berarti kalian cuma makan sehari sekali atau makan rebusan doang. Kalian bisa diet dengan mengatur porsi makanan dan memprioritaskan protein. 
Buat olahraga kamu bisa melakukan cardio kaya lari, berenang, sepedaan atau seperti yang aku lakuin, angkat beban tiap 3 kali seminggu. 
Olahraga tak hanya bisa membantu mengurangi lemak dalam tubuh, tapi juga bisa membuatmu lebih bahagia!
Jadi tunggu apalagi? Yuk olahraga! Salam olahraga!