Gimana sih pacaran, apa itu Incel?
Tahun 2022 saya resmikan sebagai tahun anti-incel. Gak boleh ada lagi orang-orang yang ngeluh mereka susah dapat pacar karena standar mereka yang kelewat tinggi.
Atau ga punya pacar karena kelewat misoginis, atau halu kaya wibu.
Tapi sebelum bahas cara dapat pacar, kalian pernah mikir gak sih, gimana hubungan manusia berkembang dari dulu hingga sekarang?
Sejarahnya Pacaran
Pacaran alias babak hubungan sebelum lanjut ke jenjang pernikahan sebetulnya adalah fenomena baru.
Begitu juga dengan pernikahan yang dilandasi oleh cinta dengan pasangan yang dipilih sendiri. Ya, ini semua modern invention alias baru-baru aja terjadi, tepatnya di abad ke-19.
Sebelumnya, para orangtua menikahkan anaknya demi mengkonsolidasi status ekonomi dan sosial. Tapi ya mereka ga ujug-ujug nikahin anaknya, ada masa penjajakan yang harus dilewati supaya tahu apakah anak-anak mereka cocok atau enggak.
Praktek ini punya bermacam-macam nama. Di Eropa praktek ini lazim disebut sebagai courtship, sedangkan di tanah Melayu disebut sebagai pacaran.
Di courtship, calon laki-laki menemui calon perempuan di rumah sang perempuan. Keduanya berinteraksi sambil diawasi oleh pendamping si perempuan.
Sementara kalau di pacaran, laki-laki datang ke rumah perempuan untuk berpantun dan memainkan suling sebagai pertanda ia mau menyunting sang perempuan.
Ayah sang perempuan akan keluar rumah untuk menanyakan keseriusan sang laki-laki. Apabila sang ayah puas dengan jawaban tersebut, ia akan memanggil anaknya. Kalau anaknya setuju, maka keduanya akan ditandai dengan tanaman pacar air.
Tanda dari tanaman pacar air akan bertahan selama 3 bulan. Selama itu, sang laki-laki akan mempersiapkan dirinya. Setelah tanda pacarnya hilang, ia akan ditanya apakah sudah siap menikah atau belum. Kalau belum, ia harus merelakan pacarnya pergi.
Dari sinilah tradisi pacaran Indonesia muncul dan berkembang sampai sekarang. Saking berkembangnya sampai-sampai banyak orang pacaran selama 5, 6, 7, atau bahkan 8 tahun.
Itu durasi pacaran apa durasi sekolah dah?
Evolusi Pacaran
Selain pacaran alias 'dating', ada pula cohabitation alias kumpul kebo alias tinggal bareng tapi ga menikah.
Praktek ini lebih umum di Barat, berawal dari revolusi seksual yang terjadi di tahun 1960an.
Kalau di sini kita memahami kumpul kebo hanya sebatas perlakuan zina yang tidak sesuai dengan norma Timur. Terus kumpul kebo juga identik dengan fenomena 'anak kuliahan'.
Tapi faktanya, sebenernya kumpul kebo justru jadi pilihan alternatif buat mereka yang terlalu miskin untuk menikah. Jadi kumpul kebo menjadi fase jajakan sekaligus menabung untuk menikah nanti.
Dan menariknya menurut statistik Amerika Serikat, justru mayoritas pasangan menikah adalah lulusan universitas dan tentunya berada di kelas menengah.
Dengan situasi ekonomi yang semakin krisis, semakin banyak pasangan Amerika Serikat yang kumpul kebo. Mereka tidak tahu apakah nantinya bisa menikah apa tidak, tapi banyak yang optimis bisa.
Alasan kenapa mereka ingin menikah adalah karena menikah merupakan cara pasangan untuk mengekspresikan cinta sekaligus merayakan hubungan mereka - baik dalam konteks sosial maupun hukum.
Cara Dapat Pacar
Karena kita udah fafifu panjang banget soal evolusi pacaran, yuk kita bahas cara dapet pacar.
Karena teknologi sekarang, kita bisa cari pacar di luar lingkar pertemanan kita langsung. Mau cari pacar Korsel atau Jepang untuk mewujudkan fetish pacar orientalmu? Sokin, tinggal buka Tinder.
Atau lebih demen bule yang punya fetish orang Asia? Sama, tinggal buka Tinder atau Bumble.
Banyak orang berakhir menemukan the love of their life in dating apps, tapi banyak juga yang melaporkan pengalaman negatif ketika menggunakan aplikasi kencan.
Bahkan ada yang menyatakan aplikasi kencan justru merusak kesehatan mental mereka. Ini karena notifikasi match dari aplikasi kencan memberikan perasaan tervalidasi yang semu dan sementara.
Apalagi aplikasi kencan terlalu berfokus pada penampilan fisik saja, yang bisa membuat orang-orang merasa terobyektifikasi alias hanya dinilai dari penampilan luarnya.
Meski begitu, bukan berarti aplikasi kencan sepenuhnya negatif ya! Ada banyak penelitian yang menunjukkan kalau pasangan yang bertemu dari aplikasi kencan sama bahagianya dengan mereka yang bertemu dengan cara-cara konvensional.
Aplikasi kencan juga bisa jadi alat yang penting untuk membasmi - atau lebih tepatnya membuat kesal - incel yang populasinya terus tumbuh tiap tahunnya.
Lagian aneh-aneh aja, udah gede sama dikasih kemudahan teknologi buat cari pacar kok masih ngeluh ga punya pacar?