Jadi Pinter

VIDEO: Kaiju No 8: Hubungan Kafka Hibino dengan Metamorfosis Sehari-hari

Kenapa nama MC di Kaiju No. 8 Kafka?

Hmm... Yuk kita sotoy-sotoyan!

Kita kayaknya lagi ada di era renaissance kaiju ga sih?

Lihat aja: Godzilla Minus One menang Oscar, Godzilla x Kong: The New Empire dua minggu berturut-turut nomor satu di box office Amerika. Tapi, Godzilla bukan satu-satunya makhluk raksasa yang dapet sorotan. Dengan booming-nya anime Kaiju No. 8 dari manga karya Naoya Matsumoto, minat terhadap kaiju jadi makin besar.

Nah, mari kita bahas kenapa nama karakter utamanya, Kafka Hibino, begitu menarik.

Siapa Kafka Hibino?

Anime Kaiju No. 8 memang berhasil mencuri perhatian banyak orang. Ceritanya tentang Kafka Hibino, seorang pria berusia 32 tahun yang punya kemampuan luar biasa untuk berubah menjadi kaiju (monster raksasa). Sambil menjalani kehidupan sehari-harinya sebagai petugas kebersihan kaiju, Kafka menjalani sebuah perubahan besar yang bukan cuma secara fisik, tapi juga emosional.

Kafka Hibino adalah karakter utama dalam Kaiju No. 8. Ia bekerja sebagai teknisi pembersih kaiju, profesi yang mungkin terdengar membosankan dan melelahkan, apalagi untuk seseorang yang sebenarnya bercita-cita menjadi pahlawan. Kafka digambarkan sebagai pria yang selalu terjebak dalam rutinitas. Namun, ketika terlibat dalam insiden aneh, Kafka mendapatkan kemampuan untuk berubah menjadi Kaiju No. 8.

Nama “Kafka” tentu bukan dipilih secara kebetulan. Penulis manga, Naoya Matsumoto, sepertinya memberikan nama ini dengan makna yang dalam. Kafka secara langsung merujuk pada penulis terkenal Franz Kafka, yang dikenal dengan karyanya The Metamorphosis. Nama Kafka Hibino, yang juga memiliki makna “sehari-hari” dalam bahasa Jepang, semakin memperkuat tema transformasi yang ada di dalam cerita.

Dari Manusia ke Kaiju

Seperti dalam karya Franz Kafka The Metamorphosis, Kafka Hibino mengalami perubahan yang drastis. Di Kaiju No. 8, Kafka terkena serangga aneh yang terbang masuk ke mulutnya, menyebabkan dirinya berubah menjadi kaiju. Perubahan ini membuat Kafka harus hidup di antara dua dunia: sebagai manusia biasa dan sebagai monster yang ditakuti.

Franz Kafka sering menulis tentang tema alienasi dan transformasi. Dalam novelnya The Metamorphosis, tokoh utama Gregor Samsa tiba-tiba berubah menjadi serangga raksasa. Hal ini mirip dengan apa yang dialami Kafka Hibino di Kaiju No. 8. Namun, perbedaannya adalah, Kafka Hibino justru melihat perubahan ini sebagai peluang untuk mencapai impiannya menjadi pahlawan, sesuatu yang Gregor Samsa tak pernah bisa capai.

Apa Itu Kafkaesque?

Istilah Kafkaesque sering digunakan untuk menggambarkan situasi yang aneh, menakutkan, dan membingungkan. Apakah Kaiju No. 8 bisa disebut Kafkaesque? Jawabannya masih diperdebatkan. Namun, elemen-elemen seperti transformasi, alienasi, dan pergulatan dengan sistem besar (seperti birokrasi) yang sulit dimengerti ada dalam cerita ini.

Tema lain yang muncul di Kaiju No. 8 adalah perdebatan antara bakat dan nyali. Kafka bukanlah orang yang dilahirkan dengan kekuatan luar biasa. Justru, ia mendapatkannya secara tiba-tiba, dan dihadapkan dengan pilihan apakah ia akan memanfaatkan kekuatan itu atau tidak. Ini mencerminkan pergulatan yang dialami banyak orang dalam kehidupan sehari-hari.

Franz Kafka memiliki pengaruh yang cukup besar di budaya Jepang. Selain Kaiju No. 8, karya Kafka juga hadir dalam novel Kafka on the Shore karya Haruki Murakami, dan bahkan dalam karakter manga seperti Kafuka Fuura di Sayonara Zetsubou-Sensei. Nama Kafka memang sudah menjadi simbol literatur modern yang penuh makna.

Kenapa Kaiju No. 8 Bisa Populer?

Kaiju No. 8 berhasil menarik perhatian banyak orang bukan hanya karena aksi dan animasi yang menarik, tapi juga karena cerita yang dalam. Tema-tema seperti transformasi, perjuangan, dan alienasi terasa relevan bagi banyak orang di zaman sekarang. Dalam era di mana kita sering merasa terjebak dalam rutinitas, cerita Kafka Hibino menawarkan pelarian dan refleksi diri.

Kaiju No. 8 bukan sekadar cerita tentang monster dan pahlawan. Di balik aksinya, ada tema-tema yang dalam seperti transformasi dan perubahan. Dengan memilih nama “Kafka,” penulis seolah memberikan isyarat kepada kita untuk melihat lebih dalam makna dari setiap perubahan yang terjadi, baik itu fisik maupun mental, dan bagaimana kita bisa memanfaatkannya dalam hidup sehari-hari.