Ancaman Banjir dan Tanah Longsor di Aceh

Penulis: Achmad Susanto
Editor: Hamim Septian
Ancaman Banjir dan Tanah Longsor di Aceh

Highlight

  • Mengapa Penting:

Aceh, provinsi paling barat Indonesia, merupakan daerah yang sering terkena berbagai bencana alam, termasuk gempa bumi, kebakaran hutan, banjir, longsor, dan cuaca ekstrem. Penting untuk memahami dan mengatasi ancaman banjir dan tanah longsor di Aceh, mengingat keragaman bencana ini membawa tantangan serius dalam manajemen risiko bencana di wilayah tersebut.

  • Gambaran Besar:

Pada akhir Oktober 2023, Musim Hujan di Indonesia diantisipasi akan dimulai, di sekitar 10% wilayah. Prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan "hujan ringan dan sedang" di berbagai provinsi, termasuk Aceh, Sumatera Utara, Riau, Sumatera Barat, dan Bengkulu. Musim hujan juga akan memengaruhi Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah, Maluku, Papua Barat, dan Papua.

  • Sorotan:

Banjir adalah ancaman yang pernah menghantui Aceh. Sebagai contoh, pada awal November 2022, banjir melanda distrik Aceh Tamiang dan Aceh Tenggara, memaksa ribuan penduduk untuk mengungsi ke tempat yang lebih tinggi. Tinggi air banjir mencapai 1,5 meter di beberapa wilayah distrik, dan banjir bandang di Aceh Tenggara disebabkan oleh hujan intensitas tinggi yang meluapkan sungai-sungai seperti Kali Alas, Lawe Kinga, dan Muara Baru.

  • Perspektif Luas:

Penyebab banjir di Aceh utamanya adalah tingginya curah hujan. Namun, tanah longsor juga menjadi ancaman yang signifikan. Kemiringan tanah merupakan faktor utama yang memengaruhi risiko tanah longsor. Tanah dengan kemiringan yang curam lebih rentan terhadap longsor. Longsor terjadi ketika air meresap ke dalam tanah pada daerah dengan kemiringan tajam, meningkatkan beban tanah dan membuatnya lebih labil. Aktivitas manusia di sekitar wilayah berpotensi longsor juga dapat memicu kejadian ini.

  • Perspektif Mendalam:

Tanah longsor bisa terjadi karena berbagai faktor. Selain faktor cuaca, seperti hujan, faktor lain termasuk kemiringan tanah dan aktivitas manusia berperan penting. Untuk mengurangi risiko tanah longsor, perlu dilakukan tindakan preventif yang efektif.

  • Kilas Balik:

Aceh menghadapi ancaman serius dari banjir dan tanah longsor. Dengan musim hujan yang mendekat, upaya pencegahan dan kesadaran masyarakat menjadi kunci untuk mengurangi risiko dan dampak dari dua bencana ini. Dengan kerjasama dan tindakan preventif yang tepat, Aceh dapat lebih siap menghadapi tantangan ini.

 

Baca Juga : Menghadapi Ancaman Banjir dan Tanah Longsor di Aceh

 

Ancaman Banjir dan Tanah Longsor di Aceh: Pencegahan dan Langkah-Langkah Mitigasi

14 Bencana yang Sering Melanda Aceh

Aceh, sebagai provinsi paling barat Indonesia, sering kali menjadi sasaran berbagai bencana alam. BPBA telah mengidentifikasi 14 bencana yang kerap melanda provinsi ini, termasuk gempa bumi, kebakaran hutan, banjir, longsor, dan cuaca ekstrem. Diversitas bencana ini menunjukkan tantangan serius dalam manajemen risiko bencana di Aceh.

Prakiraan Musim Hujan dari BMKG

Menurut BMKG, musim hujan diperkirakan akan dimulai pada akhir Oktober 2023 di sekitar 10 persen wilayah Indonesia. Prakiraan BMKG juga menunjukkan adanya "hujan ringan dan sedang" di berbagai wilayah, termasuk sebagian besar wilayah Aceh, Sumatera Utara, Riau, Sumatera Barat, dan Bengkulu. Selain itu, beberapa wilayah di Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah, Maluku, Papua Barat, dan Papua juga akan memasuki musim hujan pada akhir Oktober.

Ancaman Banjir di Aceh

Aceh pernah mengalami banjir parah yang disebabkan oleh curah hujan tinggi. Salah satunya terjadi pada awal November 2022, di mana banjir melanda beberapa wilayah di distrik Aceh Tamiang dan Aceh Tenggara. Banjir tersebut mengakibatkan pengungsian sebanyak 23.380 penduduk yang terdampak, yang mencari perlindungan di tempat yang lebih tinggi.

Menurut BPBA, tinggi air banjir di beberapa wilayah distrik mencapai 1,5 meter. Banjir bandang yang melanda Aceh Tenggara pada 1 November disebabkan oleh hujan intensitas tinggi yang menyebabkan sungai seperti Kali Alas, Lawe Kinga, dan Muara Baru meluap.

Penyebab Tanah Longsor dan Upaya Pencegahan

Penyebab terjadinya tanah longsor juga memerlukan pemahaman yang mendalam. Drs. M. Syamsu Rosid, Ph.D., seorang ahli geofisika, menjelaskan bahwa tanah longsor bisa terjadi karena berbagai faktor. Faktor cuaca, terutama hujan, merupakan salah satu penyebabnya. Namun, faktor lain seperti kemiringan tanah dan aktivitas manusia juga berperan penting dalam kejadian ini.

Kemiringan tanah menjadi faktor kunci karena tanah yang sangat curam memiliki risiko lebih tinggi terhadap longsor. Longsor terjadi ketika air meresap ke dalam tanah pada area dengan kemiringan tajam, yang menyebabkan berat tanah meningkat dan kondisi tanah menjadi lebih labil. Aktivitas manusia di sekitar wilayah berpotensi longsor juga dapat memicu kejadian ini.

Konservasi dan Kesadaran Masyarakat: Langkah-Langkah Pencegahan

Untuk mencegah banjir dan tanah longsor, diperlukan serangkaian langkah pencegahan. Pertama, menjaga kapasitas sungai sangat penting. Kemudian, mengurangi deforestasi dan menjaga hutan di daerah aliran sungai akan membantu mengurangi dampak bencana. Kesadaran masyarakat juga memainkan peran penting, terutama dalam tidak membuang sampah ke sungai dan mendukung praktik daur ulang.

Dalam pembangunan rumah, perlu memperhatikan desain yang memungkinkan resapan air, sehingga air hujan terserap oleh tanah. Di area berpotensi longsor, penting untuk menghindari kemiringan yang terlalu curam, sehingga risiko tanah longsor dapat ditekan.