
Highlight
-
Apa yang dimaksud dengan generasi sandwich?
Generasi sandwich adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan individu yang harus menanggung beban finansial tiga generasi sekaligus: orang tua, dirinya sendiri, dan anak-anaknya. Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Dorothy A. Miller pada tahun 1981.
-
Generasi sandwich dari umur berapa?
Generasi sandwich umumnya berada dalam rentang usia 30-50 tahun. Pada usia ini, individu biasanya telah memiliki keluarga sendiri yang harus dinafkahi, sementara di sisi lain, mereka juga harus mendukung kebutuhan orang tua yang telah lanjut usia.
-
Apa penyebab lahirnya sandwich generation tersebut?
Beberapa penyebab lahirnya generasi sandwich adalah:
- Kurangnya Persiapan Pensiun: Banyak orang tua tidak memiliki tabungan atau investasi yang cukup untuk mendukung kehidupan mereka di usia tua, sehingga mereka bergantung pada anak-anak mereka.
- Harapan Sosial: Harapan sosial yang tinggi bahwa anak-anak akan merawat orang tua mereka di usia tua, yang menambah beban finansial pada generasi sandwich.
- Keterbatasan Pendapatan: Pendapatan yang terbatas membuat individu sulit untuk menabung atau berinvestasi, sehingga harus membagi penghasilan untuk mendukung orang tua dan anak-anak sekaligus.
- Kenaikan Biaya Hidup: Biaya hidup yang terus meningkat, termasuk biaya pendidikan anak dan perawatan kesehatan orang tua, menambah beban finansial pada generasi sandwich.
-
Bagaimana cara keluar dari generasi sandwich?
Beberapa cara untuk keluar dari generasi sandwich adalah:
- Diskusi Terbuka dengan Keluarga:
- Mengajarkan Kemandirian pada Anak:
- Manajemen Keuangan yang Baik:
- Belajar Hidup Mandiri:
- Mendaftar Asuransi Kesehatan:
- Menyiapkan Tabungan dan Dana Cadangan:
- Berinvestasi:
Baca Juga : Self-Healing, Self-Care, dan Me-Time di Dunia yang Makin Gila
Walau Diinjak Kapitalisme, Millennial dan Gen Z Punya Rencana Masa Tua, Loh
Mengatasi Fenomena Generasi Sandwich di Indonesia
Apa Itu Generasi Sandwich?
Generasi sandwich adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan individu yang harus menanggung beban finansial tiga generasi sekaligus: orang tua, dirinya sendiri, dan anak-anaknya. Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Dorothy A. Miller pada tahun 1981. Di Indonesia, fenomena ini semakin marak terjadi karena berbagai faktor, termasuk kurangnya persiapan pensiun dan harapan sosial yang tinggi terhadap anak-anak untuk merawat orang tua mereka.
Statistik Generasi Sandwich di Indonesia
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2017, sebanyak 77,82% keluarga di Indonesia ditopang oleh anggota keluarga yang bekerja. Hanya sekitar 7% yang mampu menghidupi dirinya sendiri melalui uang pensiun atau hasil investasi. Lebih dari 50% lansia tinggal bersama anak, menantu, dan cucu dalam satu rumah, sedangkan sekitar 9% lansia hidup sendiri.
Berapa penghasilan generasi Sandwich?
Dampak Generasi Sandwich
Stres Tinggi
Beban finansial yang besar sering kali menyebabkan tingkat stres yang tinggi pada generasi sandwich. Mereka khawatir tidak mampu memenuhi kebutuhan tiga generasi sekaligus, sehingga tidak bisa menabung atau menggunakan penghasilan untuk diri sendiri.
Burnout Fisik dan Mental
Stres berkepanjangan ditambah beban pekerjaan yang meningkat dapat menyebabkan burnout, baik fisik maupun mental. Kondisi ini bisa menyebabkan penyakit fisik seperti kebotakan dini, pusing, dan kelelahan kronis, serta gangguan mental seperti serangan panik atau depresi akut.
Perasaan Bersalah dan Ketidakpuasan
Generasi sandwich sering merasa bersalah jika tidak mampu memenuhi kebutuhan keluarganya. Bahkan ketika mencapai kesuksesan dalam karir, mereka mungkin tidak merasa puas karena terus-menerus khawatir tentang kondisi keuangan keluarga.
Kekhawatiran Berlebih
Kekhawatiran tentang kondisi kesehatan atau kebutuhan mendadak yang tidak terduga dapat membuat generasi sandwich merasa cemas. Situasi ini sering kali memaksa mereka membuat keputusan finansial yang sulit dalam waktu singkat.
Jenis-Jenis Generasi Sandwich
Traditional Sandwich Generation
Generasi ini berusia antara 30-50 tahun dan masih harus menanggung anak-anak yang belum bekerja serta orang tua yang lanjut usia dengan kebutuhan kesehatan yang meningkat.
Club Sandwich Generation
Generasi ini menanggung tiga generasi sekaligus: orang tua, diri sendiri, dan anak-anak yang sudah menikah namun belum mandiri secara finansial.
Open-Faced Sandwich Generation
Generasi ini adalah mereka yang belum menikah namun sudah harus menanggung beban finansial orang tua dan saudara-saudaranya.
Cara Mengatasi Beban Generasi Sandwich
Diskusi Terbuka dengan Keluarga
Diskusikan kondisi keuangan Anda dengan anggota keluarga untuk mencari solusi bersama. Tekankan pentingnya setiap anggota keluarga berkontribusi dan memahami beban yang Anda tanggung.
Mengajarkan Kemandirian pada Anak
Ajarkan anak-anak untuk hidup mandiri sejak dini, termasuk keterampilan mengatur keuangan dan berwirausaha. Ini penting untuk mencegah mereka menjadi generasi sandwich di masa depan.
Manajemen Keuangan yang Baik
Rencanakan keuangan Anda dengan baik dan hindari berutang. Buat proyeksi keuangan jangka panjang dan pelajari cara mengelola keuangan secara efektif.
Belajar Hidup Mandiri
Sebagai orang tua, belajarlah untuk tidak bergantung pada anak-anak Anda di masa depan. Persiapkan dana pensiun dan investasi untuk mendukung kehidupan Anda di usia tua.
Mendaftar Asuransi Kesehatan
Asuransi kesehatan dapat membantu mengurangi beban finansial jika terjadi masalah kesehatan. Pastikan Anda dan orang tua memiliki asuransi yang memadai untuk mengantisipasi biaya medis yang tinggi.
Menyiapkan Tabungan dan Dana Cadangan
Sisihkan sebagian penghasilan Anda untuk tabungan dan dana darurat. Ini penting untuk menghadapi situasi tak terduga tanpa perlu mengorbankan kebutuhan sehari-hari.
Berinvestasi
Investasi adalah cara efektif untuk menciptakan pendapatan pasif. Mulailah berinvestasi sedini mungkin untuk memperkuat kondisi keuangan Anda dan mengurangi risiko menjadi generasi sandwich.