Gunung Rokatenda: Dari Letusan Besar ke Status Waspada 2024

Penulis: Fatullah Arief Rizki
Editor: Achmad Susanto
Gunung Rokatenda: Dari Letusan Besar ke Status Waspada 2024

Highlight

  • Apa yang menyebabkan Gunung Rokatenda menjadi perhatian pada November 2024?

Gunung Rokatenda menjadi perhatian karena meningkatnya aktivitas vulkanik yang signifikan, termasuk 24 gempa vulkanik dangkal dan 30 gempa vulkanik dalam antara 1-10 November 2024. Bau belerang yang tercium pada 9 November juga menambah kekhawatiran, sehingga status gunung ini dinaikkan menjadi level II atau waspada pada 10 November 2024.

  • Apa sejarah erupsi Gunung Rokatenda dan dampaknya?

Sejarah erupsi Gunung Rokatenda mencatat letusan pertama pada tahun 1650 Masehi, dengan letusan besar terjadi pada tahun 1928 dan 2013 yang merenggut nyawa lima orang. Gunung ini dikenal sebagai gunung api tipe strato yang berbahaya, dengan dampak besar terhadap masyarakat sekitar, terutama di Pulau Paluweh.

  • Apa yang harus dilakukan warga sekitar Gunung Rokatenda saat aktivitas vulkanik meningkat?

Warga sekitar diimbau untuk tidak berada dalam radius 2 kilometer dari puncak gunung untuk menghindari bahaya yang lebih besar. Pihak berwenang juga harus terus memantau aktivitas vulkanik dan memberikan edukasi tentang mitigasi bencana serta langkah-langkah evakuasi yang efektif.

  • Mengapa Gunung Rokatenda dianggap berbahaya secara geologis?

Gunung Rokatenda terletak di zona subduksi, yang membuatnya sangat aktif secara vulkanik. Dengan tipe batuan andesit hingga basaltik, gunung ini menghasilkan lava dan aliran piroklastik yang berbahaya. Sejarah panjang aktivitas vulkanik dan potensi terlanda aliran awan panas, lava, dan piroklastik menunjukkan bahwa gunung ini tidak bisa dianggap remeh.

 

Baca juga:
Fenomena Kawah Ijen dan Blue Fire: Si Api Biru Abadi
Cerita Horor Pendaki Gunung
Apa itu Gempa Bumi Megathrust?

 

Gunung Rokatenda, juga dikenal sebagai Gunung Paluweh, kini sedang memicu ketegangan di Nusa Tenggara Timur (NTT) setelah meningkatnya aktivitas vulkanik. Gunung Rokatenda meletus berulang kali dalam sejarahnya, dengan letusan terbaru yang menaikkan statusnya menjadi level II atau waspada pada 10 November 2024. Apa yang sebenarnya terjadi? Dan apa dampaknya bagi warga sekitar? Mari kita ulas lebih dalam sejarah gunung ini dan aktivitas terbarunya.

Sejarah Erupsi Gunung Rokatenda: Letusan Berdarah dan Mematikan

Sejarah Gunung Rokatenda meletus sudah tercatat sejak 1650 Masehi. Pada masa itu, letusan gunung ini menghasilkan dampak besar dengan Skala VEI 3. Namun, setelah itu, gunung ini tampak "tenang" selama lebih dari 200 tahun, hingga pada tahun 1928 terjadinya letusan hebat dengan kerusakan besar. Sejak saat itu, gunung ini terus mengalami beberapa periode erupsi yang tak terduga, termasuk letusan pada 9 Agustus 2013 yang merenggut nyawa lima orang.

Gunung Rokatenda dikenal sebagai gunung api tipe strato yang berbahaya, dengan kubah lava yang terus tumbuh dan berpindah-pindah. Sejarah panjang aktivitas vulkanik ini menunjukkan betapa bahayanya gunung ini bagi masyarakat sekitar, terutama mereka yang tinggal di Pulau Paluweh.

Gunung Rokatenda Meletus Lagi! Apa yang Harus Anda Ketahui?

Pada periode 1-10 November 2024, Gunung Rokatenda kembali menunjukkan aktivitas yang signifikan dengan 24 gempa vulkanik dangkal, 30 gempa vulkanik dalam, dan 23 gempa tektonik. Bau belerang yang tercium pada 9 November 2024 juga menambah kekhawatiran masyarakat. Dengan data ini, status gunung ini dinaikkan menjadi level II Waspada, artinya ada potensi letusan yang lebih besar.

Warga sekitar diimbau untuk tidak berada dalam radius 2 kilometer dari puncak gunung untuk menghindari bahaya yang lebih besar. Aktivitas Gunung Rokatenda yang meningkat ini mengingatkan kita pada betapa bahayanya letusan gunung ini jika tidak diwaspadai dengan baik.

Geologi dan Risiko Letusan Gunung Rokatenda

Secara geologis, Gunung Rokatenda terletak di zona subduksi, yang merupakan faktor utama mengapa gunung ini sangat aktif. Dengan tipe batuan andesit hingga basaltik, gunung ini menghasilkan lava dan aliran piroklastik yang berbahaya. Pada erupsi- erupsi sebelumnya, material vulkanik menyebar luas dan mengancam kehidupan warga yang tinggal di sekitar kawasan Rokatenda. Sejarah Gunung Rokatenda yang penuh dengan erupsi ini mengingatkan kita bahwa gunung ini tidak bisa dianggap remeh.

Ancaman dan Mitigasi Bencana Gunung Rokatenda

Berdasarkan data pemetaan Kawasan Rawan Bencana (KRB) Gunung Rokatenda, wilayah sekitar gunung memiliki potensi terlanda aliran awan panas, lava, dan piroklastik yang berbahaya. Dalam beberapa tahun terakhir, meskipun Gunung Rokatenda belum meletus lagi setelah 2013, peningkatan aktivitas vulkanik seperti yang terlihat pada November 2024 menunjukkan bahwa kita harus lebih waspada terhadap ancaman letusan yang bisa terjadi kapan saja.

Melihat sejarah dan geologi Gunung Rokatenda, sudah saatnya masyarakat dan wisatawan yang berada di sekitar daerah ini meningkatkan kewaspadaan. Pihak berwenang harus terus memantau aktivitas vulkanik untuk mencegah korban jiwa akibat letusan yang tak terduga.

Kesiapan Menghadapi Letusan Gunung Rokatenda

Dengan meningkatnya aktivitas di Gunung Rokatenda, penting bagi kita untuk mempersiapkan diri menghadapi potensi letusan yang mungkin terjadi. Pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama untuk memberikan edukasi yang tepat tentang mitigasi bencana dan memastikan bahwa langkah-langkah evakuasi yang efektif sudah siap dilaksanakan.

Gunung Rokatenda meletus lagi? Ini adalah peringatan yang tak boleh diabaikan! Jangan sampai sejarah tragis terulang!