
Highlight
-
Apakah keistimewaan dari Masjid Al Jabbar:
Keistimewaan dari Masjid Raya Al Jabbar adalah arsitektur ikoniknya yang menggabungkan elemen kontemporer dengan sentuhan seni tradisional Jawa Barat. Bangunan utamanya berbentuk setengah bola raksasa tanpa kolom penyangga, menjadikannya monumental dan memukau.
-
Aturan apa saja yang ada di Masjid Al Jabbar:
Aturan di Masjid Raya Al Jabbar mencakup tata tertib dan etika beribadah, seperti menjaga kebersihan, berpakaian sopan, dan menghormati tempat suci. Selain itu, terdapat aturan terkait penggunaan fasilitas dan kegiatan sosial keagamaan yang diatur oleh pengurus masjid.
-
Kapan didirikannya Masjid Al Jabbar Bandung:
Masjid Raya Al Jabbar Bandung didirikan pada tahun 2015 oleh Ridwan Kamil sebagai bagian dari upaya memperindah dan memperkaya kawasan Bandung serta sebagai pusat ibadah dan kegiatan keagamaan bagi masyarakat.
-
Apa nama lain dari Masjid Raya Al Jabbar:
Nama lain dari Masjid Raya Al Jabbar adalah Masjid Al Jabbar atau Masjid Terapung Al Jabbar, merujuk pada konsep terapungnya dan nama yang diberikan oleh desainer dan arsiteknya, Ridwan Kamil.
Baca juga:
Pentingnya Salat Jumat dalam Islam
Keutamaan Wudhu dalam Islam
Jalan-jalan Bersama Ibnu Batutah
Masjid Raya Al Jabbar: Keindahan Arsitektur dan Makna Mendalam
Masjid Raya Al Jabbar, sebuah megaproyek arsitektur yang memukau, menghadirkan keindahan tak tertandingi dan makna mendalam bagi masyarakat Jawa Barat serta pengunjung dari seluruh penjuru. Didesain oleh Ridwan Kamil pada tahun 2015, masjid ini menjelma menjadi ikon modern yang memadukan elemen-elemen kontemporer dengan sentuhan seni tradisional Jawa Barat, serta memberikan pengalaman spiritual yang memukau bagi para jamaah.
Arsitektur Ikonik yang Mengagumkan
Bangunan utama masjid ini, dengan luas lantai 99 x 99 meter, menjulang setinggi 40 meter dan memiliki bentuk setengah bola raksasa yang menjadi ciri khasnya. Namun, yang membuatnya benar-benar istimewa adalah penggabungan sempurna antara dinding, atap, dan kubah menjadi satu bentuk yang harmonis, tanpa adanya kolom penyangga. Hal ini menciptakan kesan ruang yang terbuka dan monumental, memperkuat kemegahan dan keagungan masjid ini.
Keindahan Danau Pembentuk Cermin
Tiga sisi bangunan masjid dikelilingi oleh danau besar yang berfungsi sebagai cermin alami, merefleksikan keindahan masjid secara sempurna. Pada malam hari, cahaya yang dipancarkan menambah pesona dan magisnya masjid ini. Selain sebagai elemen dekoratif, danau juga memiliki fungsi praktis sebagai retensi banjir dan penyimpan air, menunjukkan perencanaan yang sangat cermat oleh arsiteknya, Mochamad Ridwan Kamil.
Konsep Terapung yang Menawan
Salah satu ciri khas yang menonjol dari Masjid Raya Al Jabbar adalah kesan terapungnya ketika dilihat dari kejauhan. Meskipun sebenarnya bangunan ini dikelilingi oleh air di keempat sisinya, pantulan sempurna pada danau membuatnya tampak melayang di atas permukaan air. Hal ini memberikan nuansa spiritual dan keanggunan yang menawan bagi pengunjung.
Menara Tinggi sebagai Simbol Kebesaran
Empat menara setinggi 99 meter yang mengelilingi masjid tidak hanya berfungsi sebagai elemen arsitektur, tetapi juga menjadi simbol kebesaran dan kemegahan Islam. Dengan warna biru, kuning, dan ungu yang menyala di malam hari, menara-menara ini menjadi landmark yang memukau dan memperkuat kesan ikonik Masjid Raya Al Jabbar.
Ruang Shalat Monumen yang Mengesankan
Ruang shalat yang luas dan tinggi tanpa adanya kolom penyangga menciptakan atmosfer yang monumental dan mengesankan bagi jamaah. Ketika memasuki ruangan, kita seakan dihadapkan pada kebesaran Allah SWT, yang diperkuat dengan keberadaan lafaz Allah yang besar di atas kepala. Hal ini memberikan pengalaman spiritual yang mendalam bagi setiap pengunjung.
Representasi Jawa Barat dalam Detail
Sebagai masjid yang mewakili Jawa Barat, Masjid Raya Al Jabbar menghadirkan representasi yang kuat melalui 27 relung yang mewakili jumlah kota dan kabupaten di wilayah tersebut. Tiap relung menampilkan motif batik yang unik, mencerminkan keberagaman budaya dan seni rakyat Jawa Barat. Inilah yang membuat masjid ini tidak hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat edukasi dan promosi kekayaan budaya daerah.