Kisah Khalid bin Walid: Panglima Tanpa Tanding

Penulis: Achmad Susanto
Editor: Hamim Septian
Kisah Khalid bin Walid: Panglima Tanpa Tanding

Highlight

  • Siapa itu Khalid bin Walid?

Khalid bin Walid adalah seorang sahabat Nabi yang menjadi panglima besar Islam dengan julukan Pedang Allah.

  • Apa perang pertama yang dipimpin Khalid bin Walid?

Perang Mu’tah, setelah gugurnya tiga panglima sebelumnya.

  • Mengapa Khalid dicopot oleh Umar bin Khattab?

Untuk menekankan bahwa kemenangan datang dari Allah, bukan manusia.

  • Apakah Khalid pernah kalah dalam perang?

Tidak, ia tidak pernah kalah dalam pertempuran sepanjang hidupnya.

 

Baca juga:
Kisah Nabi Muhammad SAW
Kisah Menyeramkan The Horla
Kisah Nyata Petaka Gunung Gede, Jangan Nonton Sendirian

 

Siapa Khalid bin Walid?

Khalid bin Walid merupakan salah satu tokoh paling legendaris dalam sejarah Islam. Beliau dikenal dengan julukan "Pedang Allah yang Terhunus" (Saifullah al-Maslul), karena keberaniannya di medan perang dan kejeniusannya dalam strategi militer. Uniknya, beliau tak pernah mengalami kekalahan dalam peperangan yang dipimpinnya. Kisah Khalid bin Walid bukan hanya tentang keberanian, tapi juga tentang ketulusan, pengorbanan, dan keimanan yang luar biasa.

Masa Kecil dan Silsilah Keluarga

Khalid lahir di Makkah dari Bani Makhzum, salah satu kabilah Quraisy yang paling terpandang. Ayahnya adalah Walid bin al-Mughirah, seorang pemimpin kaya raya yang sangat dihormati. Dari kecil, Khalid telah diasah untuk menjadi pejuang. Ia dididik dengan keterampilan berkuda, memanah, dan berpedang. Karakternya yang tegas dan penuh semangat menjadikannya calon pemimpin yang disegani.


Masa Jahiliyah: Khalid Sebelum Islam

Sebelum memeluk Islam, Khalid bin Walid adalah salah satu penentang dakwah Nabi Muhammad ﷺ. Ia bahkan terlibat langsung dalam Perang Uhud dan menyebabkan kekalahan di pihak kaum Muslimin saat itu. Namun, meski memusuhi Islam, Khalid dikenal sebagai sosok yang rasional dan cerdas dalam melihat perubahan zaman.


Perjalanan Masuk Islam

Setelah melihat keberhasilan dakwah Islam dan merasakan kebenaran ajarannya, Khalid pun memutuskan untuk memeluk Islam. Ia masuk Islam pada tahun ke-8 Hijriah dan langsung menghadap Nabi Muhammad ﷺ. Rasulullah menyambutnya dengan hangat dan bersabda, "Segala puji bagi Allah yang telah membimbingmu ke jalan yang benar. Aku tahu engkau memiliki akal dan keberanian."


Pertemuan Pertama dengan Nabi Muhammad ﷺ

Dalam pertemuan pertamanya dengan Nabi, Khalid langsung menyampaikan keinginan untuk berjuang di jalan Allah. Beliau menyatakan penyesalan atas masa lalunya dan bertekad menebusnya dengan pengabdian dalam Islam. Rasulullah ﷺ tidak hanya menerima tobatnya, tetapi juga memberinya tempat istimewa di barisan para sahabat.


Strategi Perang yang Legendaris

Keahlian Khalid dalam merancang strategi perang benar-benar luar biasa. Dalam banyak pertempuran, ia mampu memanfaatkan medan, kondisi pasukan, dan waktu secara maksimal. Salah satu contohnya adalah ketika ia memimpin pasukan dalam Perang Mu’tah. Meski jumlah pasukan Muslim sangat sedikit dibanding lawan, ia berhasil memimpin mundur dengan taktik yang brilian tanpa menyebabkan kekacauan.


Perang Uhud: Lawan Menjadi Kawan

Dalam Perang Uhud, Khalid-lah yang memimpin serangan dari belakang dan membuat barisan Muslimin kocar-kacir. Namun takdir berkata lain. Setelah masuk Islam, Khalid justru menjadi benteng pertahanan Islam yang tak tergoyahkan. Ironisnya, perang yang dulu ia menangkan untuk musuh, kini menjadi pelajaran penting bagi langkahnya sebagai pahlawan Islam.


Perang Mu’tah: Bukti Kepemimpinan

Perang Mu’tah menjadi momen pertama Khalid memimpin pasukan Muslim secara langsung. Ia menggantikan tiga panglima yang gugur dan memimpin pasukan mundur dengan taktik melingkar yang sangat cerdik. Atas keberhasilannya, Nabi ﷺ memberi gelar “Pedang Allah yang Terhunus”.


Pembebasan Mekah dan Peran Khalid

Pada saat penaklukan Mekah (Fathu Makkah), Khalid bin Walid memimpin salah satu sayap pasukan Islam. Ia memastikan penaklukan berlangsung tanpa pertumpahan darah yang berarti. Bahkan, banyak musuh yang memilih menyerah hanya karena mendengar nama Khalid bin Walid.


Gelar “Pedang Allah yang Terhunus”

Gelar ini bukan sekadar julukan, melainkan bentuk pengakuan langsung dari Rasulullah ﷺ terhadap peran Khalid di medan tempur. Gelar ini menunjukkan bahwa Khalid adalah alat pertahanan yang digunakan Allah untuk menegakkan kebenaran. Sebuah kehormatan besar yang tak diberikan kepada siapa pun selain dia.


Perang Yamamah dan Melawan Nabi Palsu

Setelah wafatnya Rasulullah, muncul ancaman dari Musailamah al-Kazzab, seorang nabi palsu. Khalid bin Walid ditunjuk oleh Khalifah Abu Bakar untuk memimpin pasukan dalam Perang Yamamah. Pertempuran ini berlangsung sengit, namun akhirnya dimenangkan berkat keberanian dan kepemimpinan Khalid.


Kiprah di Masa Abu Bakar dan Umar

Di bawah pemerintahan Abu Bakar, Khalid memainkan peran penting dalam memadamkan pemberontakan dan ekspansi wilayah Islam. Namun, di masa Umar bin Khattab, Khalid dicopot dari jabatannya meski tetap ikut serta dalam pertempuran. Umar menghormati Khalid, tapi ingin menunjukkan bahwa kemenangan datang dari Allah, bukan individu.


Penaklukan Kekaisaran Romawi Timur

Khalid bin Walid memimpin pasukan Islam dalam beberapa pertempuran penting melawan Romawi, seperti Perang Yarmuk. Dalam perang ini, pasukannya yang jauh lebih kecil berhasil mengalahkan pasukan Romawi yang jauh lebih besar. Kemenangan ini menjadi salah satu momen paling bersejarah dalam penyebaran Islam di Syam (Suriah dan sekitarnya).


Kepemimpinan Tanpa Keinginan Jabatan

Khalid tidak pernah haus kekuasaan. Bahkan setelah dicopot dari jabatan panglima oleh Umar, ia tidak menunjukkan rasa kecewa. Baginya, yang penting adalah membela Islam, bukan posisi atau pangkat. Inilah yang menjadikannya teladan sejati bagi generasi setelahnya.


Wafatnya Sang Panglima yang Tak Pernah Kalah

Khalid bin Walid wafat dalam usia sekitar 50-an tahun di Homs (Suriah). Ironisnya, ia meninggal di atas ranjang, bukan di medan perang. Dalam kata-kata terakhirnya, ia berkata dengan sedih, “Aku telah mengikuti banyak peperangan, namun tiada satu luka pun yang membawaku pada kematian. Kini aku mati seperti unta tua.”


Warisan dan Inspirasi bagi Generasi Kini

Nama Khalid bin Walid abadi dalam sejarah Islam. Banyak masjid, sekolah, dan institusi yang dinamai dengan namanya. Bahkan dalam dunia militer modern, strategi perangnya masih dipelajari. Semangat, keberanian, dan keikhlasannya menjadi inspirasi bagi banyak orang.


17 Fakta Menakjubkan tentang Khalid bin Walid

  1. Tak pernah kalah dalam 100+ pertempuran

  2. Masuk Islam setelah Perjanjian Hudaibiyah

  3. Meninggal di atas ranjang

  4. Julukan resmi: Saifullah al-Maslul

  5. Dicopot Umar tapi tetap setia

  6. Pemimpin penaklukan Damaskus

  7. Ahli strategi seperti Sun Tzu

  8. Sering menyamar dalam perang

  9. Dikenal sangat cepat dalam manuver pasukan

  10. Tidak pernah menyombongkan diri

  11. Sangat dekat dengan Rasulullah

  12. Dianggap sebagai salah satu jenderal terbaik sepanjang sejarah

  13. Disegani musuh-musuh Islam

  14. Menjadi momok bagi pasukan Romawi dan Persia

  15. Menjaga moral pasukan dengan semangat tinggi

  16. Memiliki pedang khas bernama “al-Muthallam”

  17. Wafat tanpa meninggalkan harta

Kisah Khalid bin Walid bukan hanya tentang kemenangan di medan perang, tapi juga tentang transformasi pribadi, keimanan, dan keikhlasan luar biasa. Dari musuh Islam menjadi pelindung Islam, dari penyerang Uhud menjadi pemimpin Mu’tah, Khalid membuktikan bahwa setiap orang punya kesempatan untuk berubah dan menjadi besar.