
Highlight
-
Mengapa Penting:
Perkembangan kereta cepat adalah langkah besar dalam memenuhi kebutuhan transportasi yang efisien, cepat, dan berkelanjutan. Di Indonesia yang macet dan jarak antar kota yang jauh, kereta cepat memiliki potensi untuk mengubah cara kita berpergian. Dengan menghubungkan kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya dalam waktu singkat, kereta cepat dapat membantu mengurangi tekanan pada jaringan transportasi darat dan udara.
-
Gambaran Besar:
Kereta cepat bukanlah konsep baru. Sejarahnya bermula dari Shinkansen Jepang pada 1964 yang menghubungkan Tokyo dan Osaka. Saking cepatnya (maksimal 515 km/jam) Shinkansen dikenal sebagai "kereta peluru". Keberhasilan Shinkansen memicu perkembangan kereta cepat di seluruh dunia. Saat ini, lebih dari 20 negara telah mengembangkan jaringan HSR yang mencakup ribuan kilometer rel.
-
Sorotan:
Shinkansen adalah tonggak pertama dalam sejarah kereta cepat. Perkembangan teknologi rel beton bertekanan tinggi dan jalur rel yang dilas sepanjang 1,6 km membuka jalan bagi kereta cepat modern. Eropa juga mengikuti jejak dengan jalur kereta cepat pertama di Italia pada 1977. Prancis menyusul dengan layanan kereta cepat Paris-Lyon pada 1981. Meskipun Amerika Serikat memiliki upaya untuk mengembangkan kereta cepat sejak 1960-an, perkembangannya terbatas.
-
Perspektif Luas:
Cina adalah salah satu negara yang mengubah lanskap kereta cepat. Meskipun pada awal abad ke-21 Cina belum memiliki kereta cepat, kini mereka memimpin dunia dalam teknologi ini. Dengan jaringan kereta cepat sepanjang 38.000 km dan rencana ambisius untuk mencapai 70.000 km pada 2035, Cina telah membuktikan kekuatan ekonomi dan teknologinya. Keberhasilan ini menjadi contoh nyata bagaimana kereta cepat dapat mengubah infrastruktur dan konektivitas dalam satu negara.
-
Perspektif Mendalam:
Tantangan dalam mengembangkan kereta cepat tidak dapat diabaikan. Di Amerika Serikat, misalnya, perkembangan kereta cepat terhambat oleh berbagai faktor. Salah satunya adalah struktur jalur yang tidak mendukung kecepatan maksimal kereta. Contohnya, kereta Acela di Wilayah Timur Laut hanya dapat mencapai kecepatan tinggi di beberapa bagian rutenya karena tikungan, jembatan, dan terowongan yang membatasi kecepatan.
-
Kilas Balik:
Selain rel berbasis, teknologi Maglev atau levitasi magnetik adalah alternatif menarik dalam pengembangan kereta cepat. Cina menjadi contoh sukses dalam penerapan teknologi Maglev dengan kecepatan mencapai 600 km per jam pada 2021. Teknologi ini menggunakan gaya elektromagnetik untuk mengangkat kereta di atas rel, menghilangkan hambatan gesekan, dan meningkatkan kecepatan.
Masa Depan Kereta Cepat dan Teknologi Maglev: Prediksi dan Sejarah
Prediksi Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi
Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, baru-baru ini mengungkapkan prediksi menarik tentang masa depan transportasi kereta cepat di Indonesia. Dalam uji coba terbaru pada KCJB Whoosh yang dilakukan di Stasiun Halim pada tanggal 2 Oktober 2023, beliau mengindikasikan bahwa perjalanan kereta cepat dari Jakarta ke Surabaya mungkin akan memakan waktu sekitar 3,5 jam. Sebuah prediksi yang mencengangkan jika dibandingkan dengan waktu perjalanan dari Jakarta ke Bandung yang hanya memerlukan 29 menit.
Sejarah Kejayaan Kereta Cepat di Seluruh Dunia
Ketika bicara tentang kereta cepat, kita harus melihat sejarah perkembangan teknologi transportasi ini. Kereta cepat alias High-Speed Rail (HSR) adalah kereta penumpang yang mampu mencapai kecepatan minimal 200 km per jam, bahkan beberapa dapat mencapai 355 km per jam atau lebih. Lebih dari 20 negara, terutama di Asia dan Eropa, telah mengembangkan jaringan canggih kereta cepat. Peneliti di bidang transportasi menemukan bahwa bepergian dengan kereta cepat di Asia dan Eropa adalah cara yang lebih baik ketimbang penerbangan untuk perjalanan hingga sekitar 1.000 km.
Tonggak Sejarah Pertama: Shinkansen Jepang
Sejarah kereta cepat dimulai dengan Shinkansen Jepang, yang menghubungkan Tokyo dan Osaka sepanjang 515 km. Jalur ini diresmikan sebelum Olimpiade Musim Panas 1964. Shinkansen mendapat sambutan internasional yang luar biasa dan segera dikenal sebagai "kereta peluru" karena kecepatan luar biasa yang dapat dicapai oleh kereta ini serta bentuk hidung aerodinamisnya yang menyerupai peluru. Selama pembangunan jalur ini, banyak inovasi diperkenalkan, seperti penggunaan rel beton bertekanan tinggi dan seksi rel yang dilas sepanjang 1,6 km.
Penyebaran Teknologi Kereta Cepat di Eropa
Keberhasilan kereta cepat di Jepang menjadi inspirasi bagi banyak negara. Jalur kereta cepat pertama di Eropa dibuka di Italia pada 1977, menghubungkan Roma dan Florence. Prancis menyusul pada 1981 dengan layanan kereta cepat antara Paris dan Lyon. Meskipun Amerika Serikat lebih fokus pada pembangunan jalan daripada kereta api, upaya pengembangan kereta cepat telah dilakukan sejak 1960-an. Kongres Amerika Serikat bahkan meloloskan Undang-Undang Transportasi Darat Cepat pada 1965 dengan tujuan mengembangkan teknologi kereta cepat. Namun, inisiatif ini tidak berkembang secara signifikan.
Perkembangan Cepat di Cina
Cina belum memiliki kereta cepat di awal abad ke-21. Namun, negara ini kemudian mengambil tindakan agresif dalam membangun jaringan kereta cepat dan kini menjadi pemimpin dunia dalam mode transportasi ini. Dengan jaringan jalur kereta cepat mencakup sekitar 38.000 km, Cina menghubungkan semua kota utama. Bahkan, Cina memiliki rencana ambisius untuk memperluas jaringan kereta cepat hingga mencapai sekitar 70.000 km pada 2035.
Tantangan Pengembangan Kereta Cepat
Di Amerika Serikat, yang lebih fokus pada pembangunan jalan alih-alih rel kereta, pengembangan kereta cepat menghadapi berbagai tantangan. Meskipun langkah-langkah telah diambil sejak 1960-an, hanya terdapat satu jalur kereta cepat di Amerika Serikat hingga awal abad ke-21, yaitu Acela di Wilayah Timur Laut, yang menghubungkan Boston dan Washington, D.C. Meskipun dapat mencapai kecepatan hingga 241 km per jam di beberapa bagian, jalur ini memiliki tantangan struktural yang menghambat kereta berjalan pada kecepatan maksimal sepanjang rute.
Kereta Acela harus melewati tikungan yang memperlambat kecepatan kereta, beberapa jembatan dan terowongan yang telah berusia lebih dari 100 tahun, serta harus berbagi jalur dengan kereta lain, termasuk kereta barang. Amtrak, perusahaan kereta api Amerika Serikat, memiliki tujuan untuk memperpendek perjalanan Acela antara New York dan Washington menjadi kurang dari dua jam.
Masa Depan Teknologi Maglev
Selain jalur kereta cepat berbasis rel, teknologi Maglev atau levitasi magnetik adalah alternatif yang menarik dalam mempercepat perjalanan kereta. Teknologi Maglev menggunakan gaya elektromagnetik untuk mengangkat kereta beberapa inci di atas rel atau lintasan. Dengan menghilangkan sumber gesekan utama antara roda dan rel, kereta Maglev dapat mencapai kecepatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kereta konvensional. Mereka juga memiliki komponen yang lebih tahan lama, tenang, dan halus dalam perjalanan.
Tantangan dalam Membangun Maglev
Jalur kereta Maglev memerlukan infrastruktur baru yang tidak dapat diintegrasikan dengan jalur kereta api konvensional. Ini tantangan penting. Selain biaya konstruksi, yang harus dipertimbangkan dalam pengembangan sistem kereta Maglev adalah penggunaan unsur tanah jarang, yang mungkin mahal untuk diperoleh dan dimurnikan. Namun, magnet yang terbuat dari unsur tanah jarang menghasilkan medan magnet yang lebih kuat daripada magnet ferrit atau alnico untuk mengangkat dan membimbing kereta di atas lintasan.
Kecepatan Impresif di Cina
Pada 2021, Cina mengumumkan bahwa kereta Maglev-nya dapat mencapai kecepatan hingga 600 km per jam, menjadikannya kendaraan darat tercepat di dunia. Selain Cina, terdapat jalur kereta Maglev singkat di Jepang dan Korea Selatan.