Smelter Nikel di Indonesia

Penulis: Hamim Septian
Editor: Achmad Susanto
Smelter Nikel di Indonesia

Highlight

  • Smelter nikel itu apa:

Smelter nikel adalah fasilitas industri yang digunakan untuk mengolah bijih nikel menjadi produk bernilai tambah seperti nikel matte, feronikel, nikel pig iron (NPI), dan nikel sulfat melalui proses pemisahan, peleburan, dan pemurnian.

  • Apa yang dimaksud smelter:

Smelter adalah fasilitas industri yang melakukan proses pemurnian dan peleburan logam dari bijih mentah menjadi produk akhir yang lebih murni dan memiliki nilai tambah lebih tinggi.

  • Smelter nikel Morowali milik siapa:

Smelter nikel di Morowali, seperti yang dikelola oleh PT Gunbuster Nickel Industry (GNI), adalah salah satu contoh smelter nikel yang beroperasi di Indonesia, berlokasi di Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah.

  • Apa yang dimaksud dengan pembangunan smelter:

Pembangunan smelter adalah proses konstruksi fasilitas industri untuk mengolah bijih mentah menjadi produk bernilai tambah melalui berbagai tahapan pemurnian, peleburan, dan pengolahan.

 

Baca juga:
Fisika di Dunia One Piece
Apa itu Demensia?
Membayangkan Perpustakaan Bayangan


Smelter Nikel di Indonesia: Perkembangan, Metode, dan Manfaat Ekonomi

5 Smelter Nikel di Indonesia

1. PT Gunbuster Nickel Industry

Perusahaan ini memiliki fasilitas smelter berkapasitas besar dan telah beroperasi sejak 2019. Dengan 25 jalur produksi teknologi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF), Gunbuster menghasilkan 1,9 juta ton nickel pig iron (NPI) per tahun di smelter nikel mereka di Morowali Utara, Sulawesi Tengah.

2. PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL)

Bagian dari Harita Group, perusahaan ini melalui PT Megah Surya Pertiwi mengoperasikan smelter berkapasitas 240.000 ton yang menghasilkan feronikel dari empat jalur produksi menggunakan teknologi RKEF. PT Halmahera Jaya Feronikel, anak usaha lainnya, mengoperasikan smelter dengan delapan jalur produksi, berkapasitas 780.000 ton per tahun untuk menghasilkan feronikel.

3. PT Halmahera Persada Lygend (HPL)

Dimiliki NCKL dengan kepemilikan 45,1%, HPL mengoperasikan smelter yang mengolah nikel sulfat dan nikel limonit. Smelter ini berkapasitas 160.000 ton per tahun. Nikel sulfat merupakan komponen katoda dalam baterai litium untuk kendaraan listrik (EV).

4. PT Huadi Nickel-Alloy Indonesia

Bagian dari Huadi Indonesia, perusahaan ini mengoperasikan smelter di Kawasan Industri Bantaeng, Sulawesi Selatan sejak 2018 dengan kapasitas produksi 350.000 ton per tahun, menghasilkan feronikel.

5. PT Central Omega Resources Tbk (DTKF)

Beroperasi di bidang pertambangan nikel sejak 2011, DTKF melalui PT COR Industri Indonesia mengoperasikan smelter nikel di Morowali Utara, Sulawesi Tengah. Smelter ini memiliki kapasitas produksi 300.000 ton feronikel per tahun, dengan fase pertama 100.000 ton dan fase kedua 200.000 ton per tahun.

Smelter Pirometalurgi dan Hidrometalurgi

Smelter pirometalurgi digunakan untuk memproses nikel dengan kadar tinggi (saprolite), sedangkan smelter hidrometalurgi memproses nikel kadar rendah (limonite). Dari 116 smelter, 44 smelter pirometalurgi dan 3 smelter hidrometalurgi sudah beroperasi. Sisanya, 25 smelter pirometalurgi dan 6 smelter hidrometalurgi masih dalam tahap konstruksi.

Kebutuhan Bahan Baku:

Pirometalurgi: 130 juta ton bijih nikel per tahun

Hidrometalurgi: 54 juta ton bijih nikel per tahun

Proses Pengolahan Nikel

Proses smelter nikel melibatkan beberapa tahap pemisahan, peleburan, dan pemurnian untuk menghasilkan produk akhir yang lebih murni seperti nikel matte, feronikel, nikel pig iron (NPI), dan nikel sulfat.

Metode Pyrometalurgi

Metode pyrometalurgi memerlukan pemanasan bijih nikel pada suhu tinggi tanpa melibatkan arus listrik, menghasilkan fase cair yang mengandung nikel lebih tinggi. Proses ini melibatkan penggunaan tungku listrik untuk mencapai suhu hingga 1400 derajat Celcius.

Metode Hidrometalurgi

Metode hidrometalurgi menggunakan asam sulfat pada tekanan dan suhu tinggi untuk memproses bijih nikel limonit, menghasilkan produk nikel sulfat dan kobalt sulfat. Nikel sulfat digunakan sebagai bahan baku baterai kendaraan listrik.

Manfaat Ekonomi dan Lingkungan

Dampak Ekonomi

Pembangunan smelter nikel memberikan dampak positif terhadap perekonomian daerah dengan menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan daerah. Pada 2022, ekspor feronikel Indonesia mencapai 13,6 miliar dolar AS, meningkat 92% dari tahun sebelumnya.

Dampak Lingkungan

Pengolahan bijih di dalam negeri mengurangi dampak lingkungan dari ekspor bijih mentah. Smelter nikel juga mampu mengolah limbah pertambangan, mengurangi emisi gas berbahaya, dan meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan. Dengan adopsi teknologi ramah lingkungan, smelter nikel berkontribusi pada target Net Zero Emission (NZE) Indonesia 2060.

Prosedur Keamanan Kerja

Smelter nikel wajib memenuhi standar keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang ditetapkan oleh pemerintah. UU No 1 Tahun 1970 dan Permen ESDM No 26 Tahun 2018 mengatur aspek keselamatan kerja, manajemen risiko, dan program pencegahan kecelakaan.