Kalau kamu enggak mengikuti tagar #Rini di Twitter dan Tiktok, perkenalkan: Rini, asisten rumah tangga Nagita Slavina dan Raffi Ahmad. Sus Rini (begitu sebutannya), bertugas mengurus Rayyanza (anak kedua Raffi-Nagita) atau sering disebut Cipung. Anak pertama mereka, Rafathar diurus oleh Mbak Lala.
Baik Sus Rini maupun Mbak Lala sering jadi gunjingan netizen karena privilese yang mereka dapat. Baru-baru ini, Sus Rini mendapat iPhone 12. Netizen pun iri. Bagi mereka, membersihkan kloset setiap hari pun tak apa-apa asal jadi pegawai Raffi-Nagita.
Rasanya, Tak Akan Melarat Kalau Jadi Pegawai Nagita dan Raffi
Setelah Sus Rini, pegawai RANS juga dapat iPhone 12. Nagita ingin seluruh pegawainya pakai iPhone, meski tak diungkapkan apa alasannya. Fenomena bagi-bagi barang mewah dari Raffi-Nagita ini bukan yang pertama. Sebelumnya, untuk merayakan acara ulang tahun, Nagita pernah membagikan 100 USD kepada pegawainya. Sementara Raffi bagi-bagi emas batangan dengan sistem undian. Ada sepuluh nomor undian, delapan pegawai RANS yang beruntung dapat 50 gram emas, satu orang dapat 100 gram emas, dan satu lagi zonk.
iPhone 12: 10.900.000 - 13.900.000
Emas 500 gram: 470 juta
100 USD: 1,4 juta Rupiah
Ditanya nominal gaji, salah satu pegawai RANS bilang, gaji mereka setidaknya cukup untuk beli bando Nagita. Harga rata-rata bando Nagita Slavina antara Rp. 6,5 - 12 juta. Bagi netizen Indonesia, nominal segitu cukup besar, apalagi pegawai RANS rata-rata memang berusia belia, berkisar 20-an. Paling tidak, jika dibandingkan dengan tenaga kerja di luaran sana, nominal ini sudah sangat manusiawi, karena masih banyak lulusan sarjana yang hanya dibayar sesuai upah minimum. Belum lagi yang masih underpaid. Pegawai RANS juga dapat bonus, THR, dan fasilitas mobil. Jangan lupa bonus entertainment dari Raffi-Nagita, misalnya, disewakan satu bioskop untuk menemani Rafathar nonton.
Raffi sendiri tak pernah strict perihal jam kerja. “Lu mau datang ke kantor jam berapa aja, lu mau pulang jam berapa aja, suka-suka kalian,” kata Raffi Ahmad. Soal cuti, pegawainya bebas ambil cuti asal sesuai dengan hak dan jatah yang diberikan.
Sebuah video sempat viral, keluarga Raffi-Nagita lagi makan di restoran bersama pengasuh Rafathar dan Rayyanza. Sus Rini belum sempat makan karena harus jagain Rayyanza. Setelah Nagita dan yang lain selesai makan, Nagita menyuruh Sus Rini makan dan gantian menggendong Rayyanza. Salah satu bentuk perhatian Nagita yang tak selalu berwujud materi membuat netizen kagum.
Dalam sebuah podcast RANS Entertainment, Mbak Lala cekikikan bahagia mengingat semenjak kerja dengan Raffi-Nagita, dia udah bisa umroh dan keliling dunia. “MasyaAllah, Bu, Lala enggak nyangka. Lala orang kampung tapi bisa kemana-mana. Makasih, ya, Bu,” kata Mbak Lala sambil memeluk Nagita. Selain liburan, pegawai-pegawai Raffi-Nagita juga banyak yang terkenal. Tak hanya Sus Rini dan Mbak Lala, lihat saja Om Merry, Midun, Sensen yang juga sering trending di sosial media. Belum lagi konten TikTok pegawai RANS yang sering FYP karena kontennya soal dua artis kondang itu.
Celebrity Worship
Banyak orang ingin jadi pegawai artis karena ingin gaji fantastis dan gaya hidip yang glamor dan mewah. Ada pula yang jadi pegawai pegawai artis karena nge-fans, sehingga ingin masuk ke dalam hidup idolanya, termasuk bekerja dengan idolanya. Ini yang disebut Celebrity Worship, sebuah kondisi yang membuat orang obsesif dan adiktif terhadap seorang artis, sehingga tertarik dengan kehidupan idolanya dan segala sesuatu yang berhubungan dengan idolanya.
Celebrity Worship adalah hal yang normal dan kadang memberikan dampak positif, misalnya bisa membuat individu termotivasi untuk melakukan kegiatan tertentu. Individu itu bisa menjadi pribadi yang lebih optimis, mudah bergaul, dan bahagia karena ada motivasi dan tujuan yang hendak ia capai.
Celebrity Worship Syndrome sendiri terbagi menjadi tiga klasifikasi.
Pasar Tenaga Kerja yang Kacau
Selain Celebrity Worship, buruknya pasar tenaga kerja di Indonesia juga membuat banyak orang lebih memilih jadi pegawai artis daripada pekerjaan kantoran. Bayangkan saja kalau harus bekerja nine to five di depan laptop. Menjemukan. Belum lagi caci-maki dari Bos yang luar biasa menyakitkan. Dan upah di bawah rata-rata membuat kita kerap malas membayangkan pekerjaan itu, apalagi melakoninya. Coba bandingkan kalau kita jadi PNS (Pegawai Nagita Slavina). Sangat jauh bukan benefit-nya?
Sesungguhnya, pegawai Raffi-Nagita adalah golongan pekerja yang beruntung. Tak seperti para pekerja lain yang masih menemui berbagai masalah ketenagakerjaan. Pertama, masalah upah minimum. Data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Februari 2021 menunjukkan, sekitar 49,67 persen pekerja digaji di bawah upah minimum. Pada Februari 2022, meningkat menjadi 50,61 persen. Lalu, pada 2023 ini, kenaikan upah minimum pun juga tak signifikan, tak sebanding dengan naiknya harga bahan pokok. Seolah tak mau rugi, banyak pengusaha yang akhirnya mem-PHK pekerjanya karena tak sudi menaikkan gaji mengikuti kenaikan upah minimum.
Kedua, masalah jaminan kesehatan. Pada 2022 lalu, masih ada 37 persen atau 23.113 perusahaan yang belum tercatat mengikutsertakan para pekerjanya pada BPJS. Padahal, pemberian BPJS sudah diatur dalam UU Ketenagakerjaan.
Ketiga, masalah keselamatan kerja. Data BPJS Ketenagakerjaan menyebutkan jumlah kecelakaan kerja mencapai 221.740 kasus pada 2020. Bukannya menurun, jumlah ini justru naik menjadi 234.370 kasus pada 2021 dan 265.334 kasus sampai dengan November 2022. Sanski terhadap perusahaan yang lalai akan K3 juga terbilang ringan.
Semestinya, masalah-masalah ketenagakerjaan ini segera diselesaikan. Tolonglah, pemerintah. Kami, kan, membayar pajak kepada negara, bukan Raffi-Nagita. Kalau semua orang mau jadi pegawai artis, siapa yang akan jadi sales bank, teknisi pabrik, atau pekerjaan umum lainnya?