Alas Roban: Sejarah, Misteri dan Fakta Jalur Angker

Penulis: Fatullah Arief Rizki
Editor: Achmad Susanto
Alas Roban: Sejarah, Misteri dan Fakta Jalur Angker

Highlight

  • Apakah Alas Roban angker?

Jalur Alas Roban memiliki reputasi angker karena tanjakannya yang curam dan juga berkelok-kelok.

  • Apa yang dimaksud dengan Alas Roban?

Pada tahun 1602, Alas Roban dibuka oleh Ki Bahurekso, utusan Sultan Agung Mataram. Pada masa itu, terjadi perselisihan antara VOC dan Kerajaan Mataram.

  • Alas Roban di kota apa?

Alas Roban, sebuah jalur yang terkenal dengan tanjakan curamnya, berada di Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Jalur ini menghubungkan Kota Batang dan Semarang.

  • Kenapa namanya Alas Roban?

Nama "Alas Roban" berasal dari dua kata, yaitu "alas" yang berarti hutan dan "roban" yang mengacu pada "air naik."

 

Baca juga:
Sejarah Alas Roban Abad ke-17
Alas Roban Bukan Cuma Horor
Keindahan Kawah Ijen

 

Alas Roban: Sejarah, Misteri dan Fakta Jalur Angker

Alas Roban, sebuah jalur yang terkenal dengan tanjakan curamnya, berada di Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Jalur ini menghubungkan Kota Batang dan Semarang, serta merupakan bagian penting dari Jalur Pantura yang membentang di pesisir utara Pulau Jawa. Memiliki panjang sekitar 54 km, Alas Roban menyimpan sejarah panjang dan cerita mistis yang membuatnya dikenal angker hingga saat ini.

Asal Usul Nama Alas Roban

Nama "Alas Roban" berasal dari dua kata, yaitu "alas" yang berarti hutan dan "roban" yang mengacu pada "air naik." Julukan ini diberikan oleh masyarakat pesisir yang merujuk pada Kampung Roban di Kecamatan Subah, daerah pantai Laut Jawa. Sejak zaman dahulu, Alas Roban dikenal sebagai kawasan hutan belantara yang menyimpan banyak misteri.

Sejarah Pembukaan Alas Roban

Masa Sultan Agung Mataram

Pada tahun 1602, Alas Roban dibuka oleh Ki Bahurekso, utusan Sultan Agung Mataram. Pada masa itu, terjadi perselisihan antara VOC dan Kerajaan Mataram. Sultan Agung bermaksud menggempur VOC dan membuka Alas Roban untuk mendirikan beberapa pos logistik. Pembukaan hutan ini dimaksudkan sebagai lahan tanam untuk berbagai sumber makanan yang dibutuhkan pasukan.

Pembangunan Jalan oleh Daendles

Di masa pemerintahan Gubernur Jenderal Hindia Belanda ke-36, Herman Willem Daendles (1808-1811), jalan raya Pantura yang melewati Alas Roban mulai dibangun. Pembuatan jalan ini dikenal dengan nama De Grote Postweg. Proyek ini melibatkan kerja rodi yang dilakukan oleh banyak rakyat pribumi, dan banyak korban jiwa jatuh akibat pelaksanaan kerja rodi yang tidak manusiawi. Akibat banyaknya korban, Alas Roban juga dikenal sebagai tempat pembuangan mayat, menambah kesan angker pada kawasan ini.

Kejadian Mistis dan Angker di Alas Roban

Kisah Mistis dan Kecelakaan

Kondisi jalan di Alas Roban yang berupa tanjakan curam dan berkelok membuat jalur ini rawan kecelakaan. Banyak kecelakaan yang sering dikaitkan dengan cerita mistis dan keberadaan makhluk gaib. Praktisi spiritual dan Youtuber, Hari Kurniawan atau Om Hao, pernah mengulas kisah misteri Alas Roban dalam kanal Youtube Kisah Tanah Jawa. Salah satu lokasi yang dikunjungi Om Hao adalah pohon beringin yang disebut Ringin Putih, di mana ia mengaku berdialog dengan makhluk astral.

Tempat Pembuangan Korban Petrus

Pada tahun 1980-an, Alas Roban juga menjadi tempat pembuangan korban penembakan misterius (petrus). Kejadian ini semakin menambah kesan mistik dan angker pada kawasan ini. Suasana yang mencekam dan cerita-cerita mistis membuat banyak orang merasakan kehadiran makhluk gaib saat melintasi jalur ini, terutama pada malam hari.

Lokasi Mistis di Alas Roban

Ringin Putih

Pohon beringin yang disebut Ringin Putih menjadi salah satu lokasi yang sering dikunjungi untuk keperluan spiritual. Di tempat ini, Om Hao melakukan dialog dengan makhluk astral yang berwujud nenek-nenek dan kakek-kakek. Tempat ini dianggap sebagai pusat kekuatan gaib di Alas Roban.

Sendang Poncowati

Sendang Poncowati adalah sumber mata air yang dihuni makhluk astral berwujud peri. Penguasa sendang ini adalah makhluk gaib berwujud wanita cantik yang dijuluki Nyai Poncowati. Konon, sendang ini sering dikunjungi oleh orang yang mencari berkah atau pesugihan.

Pengembangan Infrastruktur dan Jalur Alternatif

Seiring perkembangan zaman, infrastruktur di Alas Roban terus diperbaiki untuk meningkatkan keselamatan pengendara. Kini terdapat jalur alternatif, yaitu jalur lingkar utara dan selatan. Jalur lingkar utara lebih cocok untuk kendaraan pribadi, sedangkan jalur selatan, yang berupa jalan beton, lebih aman untuk kendaraan berat. Jalur selatan meskipun lebih jauh, memiliki tanjakan dan tikungan yang lebih sedikit, serta beberapa area kantong parkir untuk tempat istirahat sopir.

Alas Roban bukan hanya sekadar jalur penghubung antara Batang dan Semarang, tetapi juga menyimpan banyak cerita sejarah dan kisah mistis yang menarik untuk ditelusuri. Bagi pengendara yang melintasi kawasan ini, diimbau untuk tetap waspada dan berhati-hati guna menghindari kecelakaan lalu lintas, terutama pada malam hari. Kehadiran jalur alternatif diharapkan dapat meningkatkan keselamatan dan kenyamanan bagi para pengguna jalan.

Dengan memahami sejarah dan misteri yang melingkupi Alas Roban, kita dapat lebih menghargai nilai historis dan budaya yang ada, serta meningkatkan kewaspadaan saat melintasi jalur yang penuh cerita ini.