Kenapa Langit Biru Padahal Luar Angkasa Gelap?

Penulis: Erika Halim
Editor: Achmad Susanto
Kenapa Langit Biru Padahal Luar Angkasa Gelap?

Highlight

  • Mengapa langit terlihat biru di siang hari?

Langit terlihat biru karena penyebaran cahaya biru oleh partikel udara di atmosfer.

  • Apakah fenomena ini sama di semua planet?

Tidak, fenomena ini tergantung pada keberadaan atmosfer dan komposisinya di setiap planet.

  • Mengapa ruang angkasa terlihat gelap?

Ruang angkasa terlihat gelap karena tidak ada atmosfer yang menyebarkan cahaya, sehingga tidak ada cahaya yang terlihat.

  • Apakah warna langit di planet lain dapat berbeda?

Ya, tergantung pada komposisi atmosfer dan kondisi lainnya, warna langit di planet lain dapat berbeda.

 

Baca juga:
Sejarah Program Antariksa Soviet dan Rusia
Vostok-1K No. 2: Mengirim Anjing ke Luar Angkasa


Fenomena di Balik Warna Biru Langit Bumi dan Kenapa Di Luar Angkasa Gelap

Kalian mungkin bertanya-tanya, kok langit di Bumi kelihatan biru sementara di Bulan dari foto-foto NASA langitnya gelap? Jangan-jangan foto-foto NASA palsu. Eits, nanti dulu! Yuk, simak penjelasannya.

Teori Warna Cahaya: Pemaparan Lord Rayleigh

Ilmuwan terkenal Lord Rayleigh, pada tahun 1870-an, memberikan kontribusi yang sangat penting dalam penjelasan ini. Untuk memahami wawasannya, penting untuk memahami bagaimana kita mempersepsikan cahaya. Sinar matahari memancarkan berbagai warna, dengan biru dominan dalam spektrum yang terlihat. Mata kita paling sensitif terhadap cahaya hijau, tetapi juga dapat mempersepsikan biru dengan cukup baik. Ketika semua warna bercampur, kita mempersepsikan cahaya putih.

Bayangkan sebuah batu yang dilemparkan ke dalam kolam yang tenang, menciptakan gelombang yang membuat gabus naik turun. Demikian pula, gelombang cahaya berinteraksi dengan molekul udara. Namun, alih-alih menyerap energi, partikel udara menyebarkan cahaya ke segala arah.

Efek Panjang Gelombang Cahaya

Luasnya penyebaran tergantung pada ukuran partikel dan panjang gelombang cahaya. Penyebaran ini berbanding terbalik dengan keempat dari panjang gelombang. Panjang gelombang yang lebih pendek, seperti cahaya biru, tersebar lebih efektif daripada yang lebih panjang, seperti cahaya merah. Karya Rayleigh menunjukkan bahwa cahaya biru tersebar sekitar sembilan kali lebih banyak daripada cahaya merah. Akibatnya, cahaya biru yang tersebar mengisi langit di siang hari.

Pada matahari terbit atau terbenam, sinar matahari melewati lapisan atmosfer yang lebih tebal, menyebarkan lebih banyak cahaya biru dan meninggalkan warna kemerahan. Namun, faktor seperti uap air, debu, ozon, dan polutan dapat mengubah efek-efek ini.

Tidak Adanya Atmosfer di Ruang Angkasa atau Bulan

Di ruang angkasa atau di Bulan, tanpa atmosfer, sinar matahari bergerak langsung tanpa tersebar. Oleh karena itu, semua warna tetap bersama-sama. Menghadap matahari, kita melihat cahaya putih yang cerah; menjauh darinya, hanya kegelapan ruang angkasa. Tanpa partikel untuk menyebarkan atau memantulkan cahaya, langit terlihat hitam.

Memahami prinsip-prinsip ini menjelaskan perbedaan warna yang kontras antara langit Bumi dan kekosongan ruang angkasa, memperkaya penghargaan kita terhadap fenomena alam.

Dari penjelasan di atas, kita dapat melihat bahwa fenomena di balik warna biru langit Bumi dan penampilan hitamnya ruang angkasa atau permukaan Bulan terletak pada interaksi sinar matahari dengan partikel-partikel di atmosfer. Hal ini mengingatkan kita akan keindahan dan kompleksitas alam semesta yang perlu kita pelajari dan hargai.